Karin menatap wajah Andra dengan teliti, ia tidak ingin jika sahabatnya disakiti oleh Andra.
"Rin, ngelihatinnya biasa aja, dong. Ntar elo naksir lagi sama pacar gue."
Ucapan Nessa membuat Karin memutar bola matanya. Nessa memang menjadi sangat berlebihan jika sudah memiliki sesuatu, "Apa-apaan sih lo, Nes! Ini ISTRI gue, ya! Dia itu setia, gak gampang tergoda! Gak kayak elo yang lihat cowok ganteng dikit naksir!" kesal Elfan.
"Enak aja! Lo fikir gue ini pemuja para Cogan-coganz yang guantengnya naudzubillah? Gue enggak keleus!" Balas Nessa.
Karin mengerutkan keningnya, "Bukannya dari dulu elo suka ya sama cogan?? Kok sekarang berubah??"
Nessa menatap tajam kearah Karin, namun Karin tak faham dengan maksud dari kode kedipan mata yang diberikan oleh Nessa.
"Ehm, ketahuan suka ngelihat-lihat cogan, nih Ndra. Udah tinggalin aja. Lagian cewek kayak dia mah gak cocok buat elo!"
"Apa-apaan sih, Fan!!"
Elfan memegang tangan Nessa untuk menghentikan hantaman demi hantaman yang diberikan Nessa padanya.
"Neesa udah deh, gak usah gitu! Kasihan Elfan nya!"
Elfan memeletkan lidahnya mengejek Nessa, "Kayak gini nih istri yang baik! Membantu suaminya saat dalam kesulitan!"
Karin memutar bola matanya malas. Omongan Elfan memang suka melantur, tidak lihat situasi.
"Apaan deh lo, Fan. Yang ada Karin tuh bantuin elo karena kasihan ngelihat elo yang kurus dipukulin sama Pacar gue yang..... Cantik"
Elfan mendengus, sedangkan Karin menutup mulutnya.
"Udahdeh, gak usah ribut. Ntar keburu Dzuhur!"
Ucapan Nessa barusan membuat Elfan, Karin dan Andra terdiam sesaat. Sampai akhirnya Karin dan Elfan buka suara.
"Gaje jir!!"
***
Karin menatap papan tulis dengan tatapan penuh kantuk. Ia tak tahan mendengar ocehan Pak Parmo, selaku guru sejarah. Bahkan daritadi Karin tidak mendengar apapun yang dijelaskan oleh pak Parmo.
"KARIN PUTRI HARTANTO?!" Sentak Pak Parmo yang langsung membuat Karin berdiri seraya hormat.
"Siap, Pak!"
Seisi kelas tertawa kecil melihat tingkah Karin. Karin yang bingung langsung menatap sekeliling, lalu ia langsung menutup mukanya dengan tangan karena malu.
"Kamu tidak mendengarkan Bapak menjelaskan, ya?"
Pertanyaan pak Parmo mengintrupsi gerakan Karin.
"S-saya dengerin kok, Pak."
"JANGAN BOHONG!!" Pak Parmo kembali menyentak Karin yang membuat Karin hendak mengeluarkan air matanya.
"Sekarang kamu keluar, kamu kelapangan futsal, dan lari keliling lapangan futsal, 20 kali!"
Karin membelalakkan matanya. Begitu juga semua siswa yang ada dikelas tersebut. Nessa menatap iba sahabatnya.
"Cepat!!"
Dengan langkah terpaksa Karin keluar dari kelas. Ia berjalan pelan menuju lapangan futsal.
Sesampainya dilapangan futsal ia mulai berlari, ia berlari dengan semangat, namun baru dua putaran dirinya sudah tak mampu menopang badannya dengan kakinya.
Karin memegangi lututnya, ia bingung harus berbuat apa, ia tak mau sampai Pak Parmo tahu dan akan menambah hukuman untuknya.
Saat hendak kembali berlari dengan tak sengaja kakinya tersandung lantai yang tidak rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️
RomanceDijodohkan? Pas SMA? Bukan cuma tunangan tapi langsung nikah? Rasanya..... Seperti anda menjadi Ironman, hehe 😂😂 Penasaran gimana kisah mereka? Kuy pantengin terus!! A romance story written by @Kenzalert12 2020