🌼 DUA PULUH ENAM

205 22 1
                                    

Saat aku sedang butuh kamu, kenapa kamu gak ada? Jangan salahkan aku jika aku bersandar pada orang lain.

An. Karin Putri Hartanto

✌✌

Elfan keluar dari tempat terkutuk tersebut dengan sempoyongan. Elfan berpegangan dengan pagar pembatas tempat parkir dengan pandangan kabur. Rasanya kepala Elfan berputar 360 derajat dan itu membuat Elfan tak bisa berbuat apa-apa.

Dengan langkah kecil juga badan sempoyongan, Elfan berusaha berjalan menuju mobilnya. Namun sialnya, ia tak mampu lagi untuk berjalan dan itu membuatnya jatuh terembab ketanah dengan posisi bokongnya terjatuh dahulu ketanah sebelum punggungnya. Elfan mencoba kembali bangun. Namun sialnya ia sudah tak kuat lagi, bahkan hanya untuk duduk saja ia merasa sangat pening.

“Fan, lo kenapa?”

Pertanyaan dari seseorang tersebut tak Elfan jawab, ia hanya tersenyum sambil memasang wajah bodohnya khas orang mabuk. Ya, Elfan baru saja keluar dari sebuah club di pinggiran kota yang terkenal akan keramaiannya dan kebebasannya. Elfan merasakan stress yang berlebihan hingga ia merasa ia akan menjadi lebih baik jika ia pergi ke club.

***

Karin menangis pelan di pelukkan Andra, ia sudah lama tak merasakan hangatnya pelukkan Elfan karena Elfan yang berubah drastis. Karin menangis lumayan keras di pelukkan Andra, ia meluapkan kesedihan, kekesalan dan perasaan kecewanya pada Elfan dalam tangisannya. Ia merasa bahwa Elfan tak pernah seperti ini, dan Karin sangat kecewa pada Elfan.

Andra mengusap punggung Karin pelan, ia merasakan kegelisahan dan kekecewaan Karin. Ia merasa sangat kasihan pada Karin, Andra makin mengeratkan pelukkannya pada Karin untuk menguatkan Karin.

Karin melepaskan pelukkannya saat melihat pundak Andra yang sudah basah dengan air matanya, “Maaf, Ndra. Baju lo basah gara-gara gue.”

Andra tersenyum, “Nggak masalah, Rin. Lagian gue gak masalah kalo lo mau curhat atau cerita apapun sama gue, daripada lo pendem sendiri, kan? Kalo lo punya masalah, lo boleh cerita ke gue, apapun itu.”

Karin menatap Andra, “Makasih ya, Ndra. Lo emang orang yang baik. Pantes aja Nessa suka sama lo dan mau jadian sama lo. Kalo gue belum sama Elfan, maybe gue mau sama lo, hehe..”

Andra termenung sesaat mendengar candaan Karin. Menurut Karin, candaan seperti tersebut bukanlah hal yang penting. Namun bagi Andra, hal tersebut mampu membuat jantungnya berdebar hebat.

Karin yang menangkap kegelisahan di wajah Andra, ia langsung saja berkata, “Santai aja kali, Ndra. Gue bercanda, kok. Gak usah lo ambil hati. Lagian mana mungkin gue sama lo, elo kan pacar kesayangan sahabat gue.”

Andra berusaha menetralkan mimik wajahnya agar Karin tak merasa curiga. Dengan senyuman yang tampak di paksakan Andra berkata, “Iya, gue juga gak masukin hati, kok. Tadi gue cuma agak kaget aja mungkin?”

Karin berusaha tersenyum saat suasana di antaranya dan Andra tiba-tiba menjadi canggung. Namun yang terjadi, hal tersebut malah makin membuat suasana makin canggung. Andra menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung harus melakukan apa, namun tiba-tiba ia teringat dengan tujuan awal ia bertemu dengan Karin, “Oh, iya, Rin. Kita kan mau ngebahas masalah tugas dari Pak Tono, kan?”

Usaha mencairkan suasana oleh Andra berhasil, Karin dengan semangat mengangguk, “Oh, iya. Kok gue malah lupa, ya? Gue curhat, sih. Hehe…”

Mereka terdiam sejenak, namun tiba-tiba mata Karin sukses membulat dan langsung saja ia menutup mulutnya, “Ndra, lo masih ingat gak sama tugas dari Bu Ajeng?!?”

Andra membulatkan matanya, “Astaga! Gue sampe lupa itu. Waktunya tinggal satu minggu lagi, besok harus kita bicarakan sama Tika, Salsa dan Okan. Gue kok bisa lupa, ya?”

“Gue Juga ngerasa kayaknya gara-gara kebanyakan fikiran, nih makanya jadi kayak gini. Gue capek banget kayak gini terus. Lagian juga gue males banget kalo masalah drama, dan itu bikin gue gampang lupa nya,” Seru Karin.

“Gimana kalo kita ajak aja mereka kesini sekarang?” saran Andra.

Karin mengangguk dan langsung saja mengeluarkan ponselnya, “Gue telfon Okan, elo telfon Tika sama Salsa.”

***

Elfan berjalan sempoyongan saat di bopong oleh Kenan, ya, orang yang menolong Elfan adalah Kenan, Elfan merasakan kebaikan Kenan saat ini. Jangan di kira Elfan tak sadar, sebenarnya, Elfan tak pernah sampai lupa diri jika sedang mabuk, ia hanya akan merasa pusing yang berlebihan namun hanya kepalanya saja yang pusing, namun ia masih bisa melihat dengan jelas dan juga masih bisa merasakan sesuatu.

Hari ini Elfan minum lebih banyak dari biasanya. Ia yang biasanya hanya menghabiskan setengah botol minuman saja, hari ini ia menghabiskan satu botol penuh hanya untuk menghilangkan rasa stress dan frustasinya.

Kenan agak mendengus, ternyata berat badan Elfan tak seperti perkiraannya, perkiraannya jauh meleset karena berat badan Elfan jauh berbeda dengan apa yang di perkirakannya.

Kenan membuka pintu apartemennya yang tak jauh dari club malam yang Elfan datangi. Karena sebenarnya memang Kenan tinggal dekat dengan club malam tersebut, namun tak sekalipun Kenan merasa ingin datang dan masuk kedalam tempat terkutuk tersebut.

Karena Kenan tahu bahwa di tempat itu banyak sekali anak-anak gadis yang hamil sebelum menikah, jadi ia rasa ia tak perlu mencoba-coba datang kesana karena ia masih belum siap jika sampai harus bertanggung jawab atas perbuatannya, walau itu hanya dalam otaknya saja.

Kenan menidurkan Elfan di ranjang yang ada di dalam kamar. Di apartemen Kenan hanya ada satu kamar, dan itu berarti ia juga harus tidur bersama dengan Elfan, namun ia tak masalah, karena mereka sama-sama laki-laki.

Kenan hendak bangkit dari ranjang, namun gerakannya terhenti saat mendapat cekalan tangan dari Elfan. Kenan menoleh dan menemukan Elfan sedang tersenyum kearahnya, “Thanks, Nan.”

Kenan tersenyum dan mengangguk, “Sama-sama.”

***

Sstttt!! Kayaknya aku bakal segera tamatin cerita ini dan juga Revanita. Soalnya aku mau fokus dulu ke persiapan masuk kuliah. Aku gak Hiatus sih, tapi cuma bakal update oneshot² gitu.

See you in Tuesday!!

Kenzalert12

Jum'at, 22 Januari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang