🌼 TIGA PULUH SATU

216 17 2
                                    

Apa perlu gue nangis sambil meraung-raung di depan lo supaya elo percaya sama gue?

A.n Karin Putri Hartanto

✌✌✌

Karin sedikit kesal melihat kedua temannya yang sedang memegangi tengkuknya masing-masing dengan tatapan malu-malu. Dengan cepat Karin berkata, “Gue yakin, pasti di antara kalian ada sesuatu! Caca, ngaku sama gue ada apa?”

Caca hanya diam tak mau menjawab. Masih dengan ekspresi sama, Hanpyo dan Caca malah saling tatap dan tak lama mereka sama-sama memalingkan wajah. Dan tampak jelas rona merah di pipi keduanya, namun lebih tampak di wajah Hanpyo karena kulit pemuda itu yang putih.

Yang lain hanya bisa melihat dengan tatapan bingung interaksi antara tiga manusia tersebut. Salsa merasakan sedikit mual dan pening di kepalanya, dengan reflek ia memegangi kepalanya yang terasa pening.

Sudah seminggu lebih ia selalu merasakan ini, dan yang di rasakannya selalu sama, kepalanya berdenyut-denyut juga perutnya yang terasa mual. Salsa sering sekali menahan rasa sakit tersebut.

Andra yang sadar akan kegelisahan Salsa pun langsung mendekati Salsa dan berkata, “Ayo kita pulang. Lo pasti capek. Gue antar,”

Andra membantu Salsa berdiri, “Temen-temen, gue sama Salsa duluan, ya!”

Yang lain hanya mengacungkan jempol. Sedangkan Karin tak menjawab sama sekali karena memang ia masih penasaran dengan sikap Hanpyo juga Caca.

Dengan cemberutannya, Karin berkata, “Ya, udah. Gak usah jadi temen gue lagi kalo kalian gak mau ngasih tau gue. Udah ah, gue mau pulang, jangan berharap gue mau ngobrol sama kalian kalo kalian belum mau jujur sama gue!”

***

Hari ini adalah hari di mana mereka akan tampil, semua kelompok sedang bersiap-siap agar penampilan mereka maksimal. Dan lagi-lagi, ada hadiah misteri untuk sang pemenang, dan itu cukup membuat semangat para siswa dan siswi membara.

Kelompok Karin mendapat giliran tampil terakhir, dan kini tinggal menunggu kelompok dua selesai, maka mereka akan maju dan menampilkan penampilan keren mereka.

“Lo gak papa, Sal? Muka lo pucet, loh!” seru Karin.

Salsa tersenyum dan mengangguk, “Gue gak papa, Rin. Lo tenang aja, gue gak papa.”

Kini giliran mereka tampil, dengan segera mereka naik keatas panggung dan mulai menampilkan penampilan mereka. Awalnya saja sudah banyak yang bersorak melihat penampilan mereka yang membawakan lagu obsession dari EXO tersebut.

Namun Karin melihat kearah Salsa yang wajahnya semakin pucat. Dan saat itu pula dengan reflek Karin berhenti menari dan langsung berlari lalu menangkap tubuh Salsa yang tumbang.

Andra dan Hanpyo langsung berhenti dan membawa Salsa turun dari panggung. Dengan cepat, Karin, Andra dan Hanpyo membawa Salsa ke rumah sakit, mereka tak mau buang-buang waktu dengan membawa Salsa ke UKS.

Karin, Andra dan hanpyo menunggu dengan harap-harap cemas di depan ruangan UGD, Salsa langsung di larikan ke UGD karena Andra yang meminta penanganan segera pada Salsa. Tak lama, datanglah Caca, Tika dan Daniel. Dengan segera Caca memeluk Karin dan berusaha menenangkannya.

Tak lama, dokter keluar dari ruangan tersebut. Andra dan Tika langsung maju dan bertanya, “Gimana keadaan Salsa, dok?”

Dokter tampak menghela nafas, “Salsa tidak apa-apa, ia hanya kelelahan. Usia janin di perut Salsa baru mencapai usia satu minggu, dan tubuh Salsa kurang istirahat dan sangat terlihat bahwa ia sedang tertekan, jadi saya harap jangan biarkan Salsa kelelahan.”

Tika, Karin, Caca dan Hanpyo membulatkan mata terkejut, namun berbeda dengan yang lain, Andra tampak tenang namun tetap dengan wajah khawatir juga kesalnya. Tak lama dokter tersebut pamit untuk kembali bekerja. Dengan rasa penasarannya Tika bertanya pada Andra, “Apa yang terjadi, Ndra?!”

Andra hanya diam menatap kosong hadapannya. Ia tak berminat sama sekali menjawab pertanyaan dari Tika. Tampak Juga Karin, Caca dan Hanpyo yang menatapnya dengan tatapan meminta penjelasan. Dengan air mata yang mulai turun dari matanya, Andra berkata, “Itu anak gue.”

Tika yang emosi langsung menampar pipi Andra dengan keras, “Apa yang lo lakuin ke sepupu gue!?”

Karin dan Caca sama terkejutnya dengan pengakuan Andra, namun Karin lebih terkejut saat Tika berkata bahwa Salsa adalah sepupunya.

“Ini semua juga karena rencana busuk lo yang lo atur sama Salsa!”

Bentakan kencang yang berasal dari Andra membuat Tika terenyuk sesaat. Daniel yang dari tadi diam memandang semua orang langsung berdiri dan memegang pundak Tika, “Tik, gue udah tau semua rencana lo ini sejak awal, tapi awalnya niat gue mau supaya elo bilang sendiri ke gue, tapi nyatanya elo gak jujur dan malah tetap menjalankan rencana jahat lo ini. Salah apa Karin sampai-sampai lo mau ngejebak dia dengan mau bikin Karin dan Andra melakukan hubungan badan di bawah pengaruh obat perangsang?”

Ucapan dari Daniel tersebut membuat Tika terdiam. Daniel dan Tika memang berpacaran, dan mereka sama-sama saling mencintai. Dengan gelengan Tika menjawab, “Ini semua gue lakuin untuk bikin Sasa bahagia. Gue gak mau lihat dia terus murung karena gak bisa dapatin Elfan. Gue juga pindah ke sini karena itu, gak ada tujuan lain. Tapi memang gue lihat, Sasa belakangan ini sering murung dan mulai gak mau lagi ngejalankan rencana-rencana yang gue buat. Dan hal itu terjadi sejak seminggu setelah pesta kemenangan grup drama.”

Tika menangis, ia tak kuat lagi jika harus menahan tangisannya. Ia tak bisa, semua ini memang salahnya, karena ia mendukung Salsa yang memiliki obsesi yang berlebihan pada Elfan.

Karin menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia dengar. Caca yang sama terkejutnya dengan Karin pun memeluk Karin dengan kuat, menyalurkan segala kekuatannya pada Karin karena Caca yakin jika Karin sangat terpukul dengan apa yang terjadi.

“Tapi apa lo gak bisa cegah kemauan Salsa untuk milikin Elfan? Lo gak kasihan dengan orang-orang yang tersakiti karena ini semua? Bukan cuma Elfan dan Karin yang sakit disini, Nessa, dan juga gue sakit. Gue sakit lihat cewek yang gue cinta bisa tega berbuat jahat ke sahabat gue sendiri. Gue sayang sama lo Tik, dan gue harap elo mau ngeluruskan semua kesalah pahaman ini.”

Tika terdiam, ia masih berfikir tentang kemarahan Daniel padanya, namun ia juga tak bisa jika harus mengorbankan Salsa untuk membuatnya tetap bersama Daniel, karena Salsa lebih penting bagi Tika.

Dengan pelan ia menjawab, “Gue gak bisa. Gue cuma mau kalo Salsa yang jelaskan semua ini, karena gue gak mau ngelihat dia yang sedih kalo sampai rahasia dia terbongkar. Maaf..”

***

Hai hai hai.... Gimana sama chapter ini. Aku baru nyadar kalau selama ini visualisasi dari Tika, Caca, Cica dan Hanpyo belum aku kasih. Tapi kayaknya gak usah aja kali ya... Silahkan membayangkan masing-masing aja.

Let's meet again in Friday!!

Kenzalert12

Selasa, 9 Februari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang