🌼 SEMBILAN

334 35 2
                                    

"Apa gue penting bagi lo?"

Pertanyaan Elfan sukses membuat bibir Karin bungkam. Karin bingung menjawab apa, ia takut salah. Ia memilih untuk bungkam.

"Ternyata benar perasaan gue,"

Ucapan Elfan kembali membuat Karin bingung. Ia bingung maksud dari kata-kata Elfan, namun juga bingung apa maksud dari kata-kata tersebut.

Elfan berdiri dan langsung pergi meninggalkan Karin sendirian di perpustakaan. Karin masih menatap kepergian Elfan dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

"Assalamualaikum,"

Karin yang sedang menonton drama korea diruang TV langsung menatap pintu apartemennya. Karin berdiri dan langsung membukakan pintu.

Disana berdiri mamahnya yang menenteng dua buah plastik putih. Karin tersenyum lebar dan langsung memekik.

"Mamah?!"

Karin langsung memeluk mamahnya tanpa aba-aba hingga hampir membuat mamahnya terjungkal, "Hishh, kamu ini, hati-hati kalau mau peluk mamahnya, hampir aja mamah kejungkel."

"Hehehe,"

Karin cekikikan sendiri mendapat teguran dari mamahnya, "Ayo masuk, Mah!"

Karin dan mamahnya masuk kedalam apartemen, langsung duduk diruang TV. Sedangkan Karin membawa bawaan mamahnya kedapur.

Didapur, Karin melihat Elfan yang sedang memasak. Karin mendekati Elfan dan langsung melihat masakan Elfan.

Ternyata Elfan sedang memasak sup ayam. Tiba-tiba perut Karin merasa lapar. Tanpa aba-aba,

Brrgghhhh...

Bunyi yang lumayan nyaring tersebut mengganggu kegiatan Elfan memasak. Elfan menoleh dan menemukan Karin dengan wajah tanpa dosanya menatap masakannya.

Namun bukannya tersenyum, Elfan malah melengoskan wajahnya.

Karin langsung sadar dan langsung berkata, "Gue minta maaf, deh, Fan. Gue salah sama elo. Gue udah minta maaf dengan setulus hati, loh!"

Elfan menoleh sekilas dan langsung kembali fokus pada sup ayamnya.

"Elfan, lo dengerin gue gak, sih! Gue minta maaf!"

Elfan kembali menoleh, namun kali ini tidak sekilas, ia malah mendekatkan wajahnya pada Karin. Yang ditatap langsung bersiap-siap memasang kuda-kuda. Wajah Elfan makin mendekat ke wajah Karin yang membuat Karin menahan malu hingga membuat wajahnya merah padam.

Karin menutup matanya saat wajah Elfan tinggal beberapa senti lagi menempel dengan wajahnya. Setelah beberapa saat Karin menutup mata, tak ada rasa disentuh atau diapa-apakan.

Karin membuka matanya dan semakin malu ketika melihat Elfan yang sudah kembali fokus pada sop ayam buatannya.

Karin mengira bahwa Elfan akan menciumnya, ternyata fikirannya terlalu jauh.

"Fan, Maafin gue, ya!"

Karin masih berusaha meminta maaf pada Elfan, namun Elfan tak pernah perduli. Hingga Karin mengikuti kemanapun Elfan pergi.

"Karin?"

Panggilan tersebut membuat Elfan dan Karin menoleh. Mereka menemukan wanita paruh baya yang masih cantik saat usia tua.

"Mamah,"

Elfan langsung menyalimi mamah Karin.

"Mamah kapan sampai?"

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang