E M P A T : "Hilang"

2K 257 7
                                    

Ps: Mohon maaf kalau nanti kalian menemukan kesalahan atau hal-hal yang kurang baik dalam cerita yang ku tulis. Kritik dan saran dari kalian selalu ku tunggu agar aku bisa melakukan perbaikan.

Happy reading guys..🌻 Jangan lupa vote and commentnya yaaa😉

***

"Tian- Tian-"

Sebuah suara dan guncangan pelan, membuat Tian terbangun. Anak kecil itu mengerjap ngerjapkan kedua matanya beberapa kali, dan seketika sinar lembut mentari menyapa kedua penglihatannya. Membuat pemuda itu mengernyitkan kening sedikit sambil menyipitkan mata. Anak itu lalu melirik ke arah samping, di mana dia bisa melihat paman Yudhis yang tengah memandanginya dengan raut wajah yang terlihat agak cemas.

Tian beringsut bangun dari berbaringnya sambil mengucek mata. Dia lalu berkata, "Apakah kita sudah sampai paman?"

Paman Yudhis terlihat mengangguk. "Sebenarnya kita sedang berada di pasar. Istriku memintaku untuk membeli beberapa bahan makanan. Tapi Tian, di mana Bian?" kalimat terakhir paman Yudhis membuat Tian agak terkekeh.

"Apa maksud paman? Tentu saja di samp-" Tian tak bisa melanjutkan kalimatnya apalagi kekehannya, ketika dia menolehkan kepala ke arah samping dan mendapati kenyataan bahwa Bian tidak berada di sampingnya. Wajahnya langsung berubah menjadi pias. Dia menatap paman Yudhis dengan kedua mata membulat lebar. "Paman! Di mana Bian?!" pertanyaan itu meluncur seiring dengan debaran di jantungnya yang mulai tak normal.

"Kau benar-benar tidak tahu? Aku membangunkanmu karena aku juga bingung, tidak melihat Bian."

Tian menjadi semakin panik. Dia segera berdiri lalu bergegas turun dari mobil sambil memperhatikan sekitar yang agak ramai mengingat dirinya berada di pasar. Anak itu terus mencari-cari sosok adiknya, berharap bisa menemukan Bian. Tapi sejauh mata memandang dia tidak menemukan keberadaan bocah kecil itu. Tian semaki cemas dan ketakutan. Jangan-jangan Bian- Tidak! Tian bahkan tidak berani membayangkan bahwa dia kehilangan adiknya.

"Tian-" Paman Yudhis memanggil anak yang tengah kebingungan dengan raut cemas diwajahnya itu. Disentuhnya pundaknya hingga membuat Tian berbalik menatapnya.

Anak itu langsung meraih tangan paman Yudhis. Dengan kedua mata yang mulai basah, dia menatap paman Yudhis. "Paman, paman Yudhis! Di mana adikku? Di mana Bian? Kenapa aku tidak bisa menemukannya di manapun?" tanya Tian gusar dan sangat gelisah.

Paman Yudhis lalu duduk berjongkok, demi menyamai tinggi tubuh Tian. Sambil menepuk-nepuk punggung tangan anak itu, dia berkata lembut, "Tenang dulu. Mari kita cari Bian dengan perlahan ya? Ayo ikuti paman.." paman Yudhis lalu menarik tangan Tian setelah anak itu mengangguk menyetujui perkataannya. Detik selanjutnya dua orang itu berkeliaran di pasar, mencari keberadaan Bian yang mereka pikir mungkin telah turun lebih dulu dari mobil namun tersesat ketika melihat keadaan pasar. Nyaris setengah jam mereka mencari. Namun pencarian mereka tidak membuahkan hasil apapun. Bian tidak terlihat disudut manapun.

Tian sudah menangis dengan memeluk kedua lututnya di atas mobil bak yang terbuka. Perasaannya campur baur. Dia tidak tahu Bian ke mana, dan tidak tahu juga harus mencarinya ke mana. Pikiran bahwa adiknya itu benar-benar telah hilang membuat Tian sangat ketakutan.

Paman Yudhis datang, dengan sebotol air mineral di tangan. Ditatapnya Tian yang masih membenamkan kepala, sibuk dengan tangisannya. Tangan paman Yudhis terulur, demi menyentuh lengan Tian. "Tian, minum ini dulu.." ucapnya lembut sambil menyerahkan botol air di tangannya.

Tian mendongakkan kepala, menatap sebentar botol di tangan paman Yudhis namun dengan segera dia menggelengkan kepalanya. Air matanya masih terus bercucuran. "Paman.. di mana adikku? Di mana Bian paman..?"

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang