D U A P U L U H T I G A : "Bertengkar"

1.4K 149 4
                                    

***

Tian berjalan mengikuti seorang gadis cantik dengan tangan memegang tali tas selempangnya. Pemuda itu terlihat gugup. Tentu saja. orang yang akan ditemuinya sebentar lagi bukanlah orang sembarangan. Wajar jika Tian merasa jantungnya berdebar tak tenang sedari tadi.

Gadis cantik yang tak lain adalah sekretaris Tuan Arya itu membuka pintu ruangan bossnya. Ya! Orang yang akan ditemui Tian itu adalah Tuan Arya, papa Barry. Dia memberanikan diri untuk menemui tuan besar itu sebab dia merasa perlu membicarakan mengenai pertunangan Barry.

"Silahkan masuk." sekretaris itu tersenyum, mempersilahkan tubuh gemetaran Tian untuk memasuki ruangan. Sedang Tian hanya tersenyum canggung sambil mengangguk patuh.

"Terima kasih." Balas Tian selanjutnya. Sekretaris itu menghilang setelah menutup pintu. Karena tugasnya hanya mengantar Tian menemui bossnya. Setelah itu dia harus kembali berkutat dengan pekerjaannya sendiri.

"Kau lagi?" suara Tuan Arya terdengar, menggetarkan gendang telinga Tian yang berjalan mendekat ke arah mejanya.

Tian segera membungkukkan badan begitu berhenti melangkah. Memberi salam pada Tuan Arya dengan sopan. "Selamat pagi Tuan Arya. Maaf kalau saya mengganggu waktu anda."

Tian tidak tahu apakah Tuan Arya terusik dengan kehadirannya atau tidak. Ekspresi orang dihadapannya itu seakan sukar ia tebak.

"Cepat katakan ada apa datang menemuiku Tian?" tanya Tuan Arya lagi, yang sepertinya tak ingin basa basi. Tuan besar itu bahkan tidak menyuruhnya untuk duduk. Detik itu Tian sadar, bahwa Tuan Arya tidak suka dengan kedatangannya. Membuat kegugupan dalam diri Tian bertambah.

"Saya- saya ingin membicarakan perihal pertunangan Barry."

Mendengar itu, Tuan Arya menatap Tian lekat. Dia tidak menyangka bahwa Tian akan tahu tentang pertunangan adiknya. Tapi bukan itu intinya. "Kenapa kau ingin membicarakan hal itu?" Apa kau pikir kau punya hak untuk ikut campur dalam masalah ini? batin Tuan Arya berbicara sendiri. sejak awal, ketika Tian menyembunyikan Barry, Tuan Arya sudah tidak menyukainya. Ditambah ketika Tian datang dan membawa kabar bahwa dia adalah kakak kandung anak angkatnya, Tuan Arya semakin tidak suka padanya. Tuan Arya merasa pemuda di hadapannya itu akan membawa masalah untuk keluarganya ke depannya, terlebih untuk kehidupan Barry sendiri.

"Saya hanya merasa kalau Barry agak tertekan dengan adanya perjodohan ini, Tuan Arya."

"Lalu?"

Lalu katanya? Batin Tian menjawab agak kesal. Jika anda tahu bahwa anak anda tertekan dengan perjodohan itu haruskah anda sebagai ayahnya memaksanya untuk terus melakukannya? Tian mencoba menahan diri. Dia tidak boleh mengatakan apa yang diucapkan hatinya barusan. Dia harus ingat bahwa orang dihadapannya sekarang tidak mudah dibujuk, apalagi dengan kekuasaan yang dimilikinya, sudah pasti membuatnya akan sedikit bertindak egois. "Tuan Arya. Bukankah akan menyakiti Barry jika pertunangan ini terus dilanjutkan? Saya hanya berusaha memikirkan kebahagiaan Barry saja, dan apa yang dia inginkan."

"Lalu maksudmu aku tidak memikirkan kebahagiaannya begitu? Kau pikir aku melakukan ini bukan untuk kebahagiaan Barry di masa depan begitu?"

"B-bukan begitu tuan. Saya tahu anda pasti ingin Barry bahagia. Tapi mungkin anda tidak benar-benar mengerti keinginan hatinya."

"Kau-" Tuan Arya geram mendengar kalimat Tian. "Beraninya kau berkata begitu! Jangan kau pikir karena kau adalah kakak kandungnya, kau jadi tahu segala yang dia inginkan! Aku merawatnya sejak kecil. Aku hapal betul bagaimana anak yang kubesarkan sendiri. Sedang kau- kau baru bertemu dengannya beberapa minggu, dan bersikap seolah tahu segalanya tentang dia. Mari kuberitahu satu hal Tian, dia mungkin memang adikmu. Tapi dia bukan lagi adik kecilmu yang dulu seiring waktu berlalu! Dia sudah tumbuh dewasa, dan kau harus ingat bahwa kau tidak disampingnya ketika dia beranjak dewasa!"

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang