D E L A P A N : "Tempat Tinggal Baru"

1.8K 249 23
                                    

Ps: Mohon maaf kalau nanti kalian menemukan kesalahan atau hal-hal yang kurang baik dalam cerita yang ku tulis. Kritik dan saran dari kalian selalu ku tunggu agar aku bisa melakukan perbaikan.

Happy reading guys..🌻 Jangan lupa vote and commentnya yaaa😉 thank you..

***

Tian berjalan melewati pagar sebuah rumah. Dia baru saja menyelesaikan tugasnya mengantarkan pesanan pemilik rumah itu. Sekarang dia kembali ke motornya dan tengah memakai helm. Bermaksud untuk segera kembali ke toko roti. Tetapi ketika dia menaiki motornya, pikiran tentang Barry mengganggunya.

Sebenarnya Tian agak tidak tega meninggalkan pemuda itu tadi. Ya, sekalipun Barry adalah seorang pemuda dewasa yang sudah pasti bisa menjaga dirinya sendiri tapi tetap saja dia merasa bersalah karena sudah meninggalkannya ditengah jalan begitu saja seperti tadi. Terlebih sepertinya pemuda itu tengah mengalami kesulitan. Tian berpikir sebentar, menimang-nimang apakah dia harus kembali ke tempat tadi atau tidak? Mungkin saja Barry masih di sana?

Tapi setelah berpikir agak lama Tian memutuskan untuk pulang saja. Dia tidak ingin berurusan dengan manusia sombong itu lagi. Benar-benar tidak ingin terlibat apapun lagi dengannya. Jadi Tian segera menghidupkan motornya, lalu melajukannya kembali ke toko roti Teratai.

***

Barry masih setia duduk di trotoar, tepat di mana Tian meninggalkannya. Tidak tahu kenapa dia tidak ingin bergerak dari sana. Dia tetap ingin berada di sana, dengan hati yang berharap Tian akan kembali untuk menjemputnya. Tak tahu malu memang, tapi entah kenapa dia merasa bahwa Tian akan kembali padanya. Toh lagipula dia tak tahu harus pergi ke mana. Dia takut jika berjalan lebih jauh dia akan semakin tersesat.

Pemuda itu duduk dengan memeluk kedua lututnya. Sambil memandang satu persatu kendaraan bermotor yang lewat di depannya. Berharap salah satu dari mereka adalah Tian. Tapi harapan hanyalah harapan. Tian tidak pernah datang kembali padanya. Dan memang kenapa dia harus berharap Tian akan kembali menjemputnya?! Argh! Barry apa kau gila?! Teriaknya dalam hati.

Lalu tiba-tiba dia mendengar suara guk guk, mirip suara anjing. Seketika bulu kuduk Barry meremang. Dia lalu menoleh ke belakang di mana suara itu berasal. Di sana ada semak-semak dan jika dilihat dengan teliti, Barry bisa melihat kepala anjing menyembul diantara semak-semak itu. A-anjing- itu-itu anjing liar! Barry refleks berdiri. Tetapi pergerakannya malah membuat anjing itu menjadi lebih agresif dan mulai berlari ke arahnya. Tanpa berpikir apapun lagi Barry segera pergi untuk menyalamatkan diri. Dia berlari tunggang langgang karena benar-benar ketakutan. Barry memang takut anjing. Apalagi anjing liar. Oh Tuhan! Kenapa dia sial sekali malam ini?

Barry berlari sambil berteriak kencang. Namun si anjing juga terus berlari mengejarnya. Hingga tiba-tiba sebuah sorot lampu motor menerpa penglihatannya. Tanpa ragu Barry pun berusaha menghentikan pengendara motor itu untuk meminta bantuannya dan berlindung padanya. Tapi siapa yang menyangka bahwa pemotor itu adalah orang yang dintunggu-tunggunya sejak tadi?

"T-Tian?!" Pekik Barry ketika Tian membuka kaca helmnya.

"Kau- kenapa kau-"

"Tolong- tolong aku! Aku dikejar anjing!"

GUK GUK GUK!

Mendengar gonggongan anjing yang mengejarnya itu, refleks Barry berlari dan memeluk Tian dari arah belakang dan menyembunyikan diri di sana. Tian yang dipeluk mendadak sudah mematung karena terkejut.

"Pergi, pergi! Hus hus! Tian! Apa kau akan diam saja?! Anjing itu terus menyalak padaku!" teriak Barry yang melihat Tian tidak melakukan apapun. Padahal Barry sudah hampir mati karena ketakutan.

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang