D U A P U L U H S E M B I L A N : "Salah Paham"

1.1K 129 22
                                    

***

Barry berlarian menyusuri koridor rumah sakit yang terasa panjang bersama papanya. Keduanya segera melesat ke rumah sakit setelah menerima kabar bahwa Nyonya Yasmine dilarikan ke rumah sakit. Wajah mereka sama sama cemasnya. Sebab baru tadi pagi wanita itu sudah terlihat membaik. Tetapi mereka sudah mendapatkan berita mengejutkan sekarang.

Barry berhenti berlari ketika tiba di depan UGD. Dia melihat bang Tiannya juga menunggu di sana bersama Ambar. Barry langsung menghampiri Tian. Dengan nafas agak terengah-engah, dia langsung bertanya tak sabaran. "Bang! Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya. Tian memang yang menghubunginya. Jadi Barry pikir Tian pasti bisa menjelaskan padanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mamanya.

"Aku juga tidak mengerti Barry. Tiba-tiba saja Nyonya mamamu muntah-muntah lalu pingsan. Aku bersama Ambar segera membawanya ke rumah sakit."

"Tiba-tiba bagaimana maksudmu? Apa tidak ada penjelasan apapun istriku sampai seperti ini?" Tuan Arya berkata dengan nada berang menatap Tian. Membuat pemuda itu mendadak gugup.

"A-aku-"

"Kenapa berbicara seperti itu pada abangku pa?!" Barry tak terima. Tatapan papanya, dan nada suaranya ketika berbicara dengan Tian sungguh tidaklah ramah.

"Apa?! Kau ingin memprotes papa disaat-saat seperti ini Barry?!" Tuan Arya semakin kesal melihat reaksi Barry yang mana lebih marah dibandingkan Tian sendiri.

Melihat situasi mulai menegang antara ayah dan anak itu, Tian segera memegangi lengan Barry dan menahan adiknya itu untuk membalas perkataan papanya. "Barry sudah. Tidak boleh membuat keributan di rumah sakit." bisik Tian pelan, namun ia yakin masih bisa di dengar Barry. Karena terlihat pemuda itu menahan diri setelah Tian merampungkan kalimatnya.

Tepat disaat yang bersamaan, pintu UGD terbuka. Dan muncul seorang dokter yang seketika langsung diserbu oleh orang-orang itu. "Keluarga Nyonya Yasmine?"

Tuan Arya segera menjawab, "Saya suaminya dok. Bagaimana keadaan istri saya?"

"Istri anda mengalami keracunan."

Semua orang yang mendengar hal itu seketika terkejut. tak percaya bahwa alasan Nyonya Yasmine pingsan dikarenakan keracunan.

"K-keracunan?"

"Ya. Ada zat berbahaya di dalam lambungnya. Tetapi untungnya, dia tidak terlalu banyak menelan zat tersebut dan segera di bawa ke rumah sakit. Kami sudah mengeluarkan racunnya. Istri anda sudah baik-baik saja."

Ada seberkas kelegaan mendengar penjelasan terakhir dokter itu. tetapi kejanggalan tetap merajai perasaan Tuan Arya mengenai bagaimana caranya istrinya bisa sampai keracunan. Jadi ketika dokter itu pergi, Tuan Arya segera melempar tatapannya ke arah Ambar, pelayan kepercayaan istrinya. "Ambar, katakan padaku, apa yang nyonya makan hari ini? kenapa bisa dia keracunan seperti ini?"

"Tuan, Nyonya Yasmine hanya memakan bubur pagi tadi. Tapi setelah memakan bubur itu tidak ada yang terjadi."

"Benar. Aku juga memakan bubur yang sama." Tuan Arya teringat sarapan yang dia makan bersama istrinya pagi tadi. "Lalu apa dia tidak memakan apapun lagi?"

"Tidak, sampai Tuan Tian datang membawakannya bubur."

Jantung Tian mencelos ketika namanya disebut. Entah mengapa dia menjadi tegang dan merasa tak tenang setelah Ambar mengatakan kalimat itu. Terlebih sekarang Tuan Arya menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Tian?! Kau- membawakan bubur untuk istriku?"

"I-itu benar. Tapi- tapi aku hanya-"

"Apa nyonya menjadi seperti ini setelah memakan bubur Tian, Ambar?" tanya Tuan Arya, sengaja memotong ucapan Tian yang terbata.

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang