D U A B E L A S : "Sick"

3K 211 19
                                    

Ps: Mohon maaf kalau nanti kalian menemukan kesalahan atau hal-hal yang kurang baik dalam cerita yang ku tulis. Kritik dan saran dari kalian selalu ku tunggu agar aku bisa melakukan perbaikan.

Happy reading guys..🌻 Jangan lupa vote and commentnya yaaa😉 thank you..

***

Segerombolan orang membawa sesosok tubuh yang terkulai tak sadarkan diri ke sebuah jalanan yang begitu sepi. Orang itu yang tak lain adalah Tian, sudah nampak babak belur di seluruh wajah. Bahkan beberapa bercak darah yang sudah mengering membasahi sekitar kening dan kepalanya. Sepertinya itu luka akibat pukulan kayu yang dilayangkan ke kepalanya. Pemuda itu pingsan untuk kedua kalinya setelah dihajar habis-habisan ketika baru saja sadar dari pingsan pertamanya. Dia terus dipukuli sampai pingsan kembali.

Orang-orang yang membawa tubuh tak berdaya Tian meletakkan tubuh itu dipinggir jalan. Mereka adalah para bodyguard Tuan Arya. Bos mereka menyuruh mereka untuk membuang Tian ke jalanan setelah selesai menghajarnya. Benar-benar tidak punya hati. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat, gerombolan orang-orang itu pun bergerak pergi. Tentu saja jalanan besar itu sepi karena malam sudah sangat larut ketika mereka membawa Tian ke tempat itu. Mereka melakukan tugas dengan perencanaan yang sangat matang.

Angin malam berhembus dingin. Tapi bahkan pemilik tubuh ringkih yang ditinggalkan sendiri dipinggir jalan itu tak dapat merasakannya sejak kesadarannya lenyap. Tidak tahu, nasib apa yang selanjutnya akan terjadi padanya. Adakah orang yang berbaik hati menyelamatkan hidupnya, sebagaimana dia pernah menyelamatkan hidup seseorang yang mirisnya membuatnya harus mengalami hal semenyedihkan ini?

***

Hari sudah pagi. Dan di kamar Barry yang berantakan Galih terlihat prihatin menatap tuan mudanya yang tidak tidur semalaman. Barry tidak berhenti marah dan mengamuk sejak tadi malam. Membuat Galih agak kualahan menghadapinya. Dia tidak pernah melihat Barry seperti ini sebelumnya.

"Tuan muda-"

"Antarkan aku bertemu dengan papa."

Galih agak terkejut mendengar ucapan Barry. "Tapi tuan-"

"Apa kau masih orangku Galih? Kau mengikuti perintahku atau perintah papa sebenarnya?"

Perkataan Barry itu jelas menohok Galih. Membuat lelaki bertubuh atletis itu terdiam dalam kebungkamannya. Dia menundukkan kepala lalu berkata, "Maafkan aku tuan muda-"

"Antarkan aku bertemu dengan papa-" Barry mengulangi perkataannya. Berharap Galih tidak akan lagi menentangnya.

Galih pun menganggukkan kepala. Membuat Barry percaya dalam hatinya, bahwa Galih masihlah orangnya. Tuan muda itu pun berdiri dengan dibantu Galih, lalu berjalan ke ruangan papanya.

Ketika pintu ruangan terbuka, Barry bisa melihat papanya sedang berkutat dengan beberapa dokumen. Bahkan sepagi ini orang tua itu sudah memaksakan diri menatap hal-hal yang memusingkan kepala. Tuan Arya membenarkan letak kaca matanya demi melihat wajah sang anak yang kusut kini telah berdiri dihadapannya.

"Ada apa Barry? Kalau kau masih membahas hal yang kamarin papa tidak-"

Perkataan Tuan Arya terhenti sebab tiba-tiba Barry sudah merosotkan tubuh dan berlutut di hadapannya. Membuat Tuan Arya terkejut melihatnya. Termasuk Galih juga. Dia tidak menyangka tuan mudanya akan melakukan hal seperti itu.

"Pah- kumohon lepaskan Tian. Maafkan aku karena membuat papa marah. Aku tahu papa melakukan ini juga karena marah padaku, kan? Papa ingin menghukumku dengan menyakiti orang lain kan? Tapi sungguh Tian tidak bersalah. Jadi lepaskan dia. Tolong jangan menyakitinya. Sungguh dia bisa mati jika papa terus menghajarnya."

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang