E M P A T B E L A S : "Misi Mendapatkan Maaf"

1.7K 198 17
                                    

Ps: Mohon maaf kalau nanti kalian menemukan kesalahan atau hal-hal yang kurang baik dalam cerita yang ku tulis. Kritik dan saran dari kalian selalu ku tunggu agar aku bisa melakukan perbaikan.

Happy reading guys..🌻 Jangan lupa vote and commentnya yaaa😉 thank you..

***

Barry menuruni tangga rumahnya dengan terburu-buru. Galih yang mengikutinya di belakang nampak berusaha mengimbangi tempo langkah Barry yang seperti tengah di kejar anjing liar. Hari masih pagi. Tapi keinginan Barry untuk segera sampai di rumah sakit demi mengunjungi Tian membuatnya terburu-buru seperti itu.

Nyaris tak sampai satu menit, Barry sudah mendaratkan kakinya diujung tangga bawah. Dia benar-benar melesat bagai angin. Pemuda itu meneruskan langkah tampa mengurangi tempo kecepatannya sedikitpun. Hingga suara sang papa yang tiba-tiba saja memanggil namanya, membuat Barry kontan menghentikan langkah.

Sebenarnya Barry masih kesal dengan papanya itu. Dia masih melakukan aksi mogok berbicara. Tapi entah kenapa kakinya begitu patuh untuk berhenti melangkah ketika papanya menyerukan namanya barusan. Sebagai bentuk pemberitahuan pada papanya bahwa dia masih marah, Barry yang sudah terlanjur menghentikan langkah, kini tidak membalikkan tubuh untuk menghadap ke arah di mana papanya berada. Tuan Arya yang mengerti bagaimana mood anaknya padanya pun perlahan mendekat ke tempat di mana anaknya berdiri.

"Kau mau pergi ke mana pagi-pagi sekali Barry?" tanya Tuan Arya ketika dirinya sudah berada di dekat Barry. Tuan besar itu bahkan masih mengenakan piyama tidurnya. Tapi anak semata wayang kebanggannya sudah berjas rapi dan hendak pergi.

"Bukan urusan papa." Jawab Barry dingin. Membuat tuan Arya menghela napas demi menahan kesal. Tapi Barry sepertinya malah senang ketika dia bisa membuat papanya semakin kesal. Maka dari itu dia kembali melontarkan kalimat yang dia yakini akan membuat kekesalan papanya bertambah. "Apa sudah tidak ada yang ingin papa bicarakan? Kalau tidak aku harus segera pergi."

"Tunggu!" Tukas tuan Arya cepat. Sebelum anaknya benar-benar melesat lalu menghilang dari hadapannya. Terdengar lelaki itu menghela napas sekali lagi sebelum kembali berbicara. "Barry, papa tahu kau masih marah pada papa. Tapi kau harus tahu bahwa apa yang papa lakukan adalah semata-mata untuk kebaikanmu." Tuan Arya rupanya mulai jengah diacuhkan oleh putra kesayangannya. Seharian kemarin Barry menolak untuk berbicara dengannya, atau bahkan sekedar berkontak mata.

Mendengar kalimat papanya, membuat Barry kini menatap lelaki dihadapannya itu dengan tajam. "Kebaikanku? Kebaikan apa maksud papa? Apa menghancurkan orang yang menolongku menurut papa itu adalah kebaikan untukku?! Apa papa tidak tahu bagaimana aku kehilangan muka di depan Tian?!"

"Tidak perlu merasa seperti itu! Kenapa kau harus merasa seperti itu?!"

"Papa masih bertanya?! Wah papa membuatku kehilangan kata-kata! Pah, aku mungkin memang brengsek, tapi setidaknya aku tahu bagaimana harus berterima kasih! Tapi aku bahkan belum berterima kasih padanya ketika papa memutuskan untuk menghajarnya sampai kondisinya seperti sekarang! Jadi bagaimana aku bisa menghadapinya tanpa perasaan bersalah, atau tanpa sedikitpun perasaan malu?!"

"Barry ,sudah berapa kali papa katakan? Jangan terlalu percaya pada orang itu! Bukankah kau sudah sering dimanfaatkan oleh orang lain karena statusmu? Kau ingin jatuh ke jurang yang sama untuk kesekian kalinya?"

"Tapi Tian tidak seperti itu pah!"

"Bagaimana kau tahu? Kau hanya mengenalnya beberapa hari!"

"Aku bisa merasakannya! Tian, dia sangat tulus!"

"Lalu bagaimana jika perasaanmu itu salah?! Barry, kau baru mengenalnya. Dan Tian ini sangat mencurigakan. Kenapa dia mau menolongmu begitu saja, padahal dia baru mengenalmu? Dan papa dengar dari Galih bahwa hubungan kalian tidaklah akur bukan? Jadi sangat mencurigakan kalau tiba-tiba dia mau membantumu. Tidakkah kau berpikir bahwa dia melakukannya karena dengan begitu dia bisa memanfaatkanmu setelahnya?"

SEPARATED BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang