Just A Thing

54 1 0
                                    

Aku masih memandangnya dari celah pintu kamar yang terbuka, dia sibuk tertawa dengan teman disampingnya, melihatnya tertawa membuat hariku lebih baik, meski hari ini tim sepak bolaku kalah bertanding.

"Oh Ho Jun-sshii, kau sudah pulang ?" Tanya seorang yeoja yang tiba-tiba membuka pintu dari dalam kamar, "Bae Hyo Rin, Adikmu sudah pulang !" Teriak yeoja itu pada seseorang di dalam kamar, dia segera melihat ke arahku membuatku tersenyum melihat tatapannya.

"Waseo ?" Tanyanya setelah menghampiriku

"Ne." Jawabku

"Bagaimana hasil pertandinganmu ?" Tanyanya penasaran

"Kau sungguh ingin tahu ? Bukankah kau terus saja melarangku bertanding." Jawabku sedikit kesal

"Sepertinya kalah lagi." Ucap Hyo Rin Noona yang selalu berhasil meramal hasil pertandinganku

"Karena kau aku kalah, seandainya saja pagi ini kau menyemangatiku pasti aku bisa mencetak gol tadi." Ucapku asal

Aku segera pergi meninggalkannya.

"YA! KAU SAJA YANG TIDAK BISA BERMAIN !" Teriak Hyo Rin Noona

Aku segera menoleh dan menatapnya tajam.

"Mwo ? Kakimu itu memang sedang cidera. Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi kemana pun menjelang pertandingan." Noona terlihat sedang membela diri

Aku kembali melanjutkan langkahku menuju kamar dan membersihkan diri. Kondisi kakiku memang belum kunjung sembuh usai kecelakaan minggu lalu, andai saja aku lebih mendengarkannya saat itu, kecelakaan yang menimpaku pasti tidak akan terjadi. Mengingatnya membuatku semakin menyesal.

"Ho Jun-a, gwencanha ?" Tiba-tiba saja Noona memasuki kamarku

"Ya ! Ini wilayahku, ketuk pintu dulu sebelum masuk !" Aku menegurnya yang membuatku terkejut

"Kau menangis ?" Tanya Noona memastikan

"Ga ! Garago !" Ucapku dengan nada tinggi

"Araseo, mendengar suaramu membuatku yakin kau sedang marah bukan menangis." Noona segera menuruti ucapanku dengan meninggalkan kamar,
"Geundae, jangan terlalu lama menyesali diri. Kau akan menang di pertandingan berikutnya, karena itu cepat turun, kita makan malam. Aku dan Eomma memasak makanan kesukaanmu." Ucap Hyo Rin Noona sebelum menutup pintu kamar

Setelah mensugesti diriku dengan ucapan Noona, aku segera keluar dari kamar dan makan malam bersama keluargaku, tapi ternyata Noona berbohong, tidak ada ayam goreng dalam menu makan malam kami.

"Kau kalah lagi ? Appa sudah katakan fokus saja pada kuliahmu. Untuk apa ikut klub-klub yang tidak jelas itu. Dulu saat Appa kuliah Appa hanya fokus belajar, bahkan kalau bisa kau mencari pekerjaan magang saja." Ucap Appa yang selalu tidak menyukai kegiatan anak-anaknya di luar sekolah

"Aniya, Appa mengatakannya karena benci olahraga. Tidak masalah kalau kau ikut kegiatan apapun, tapi bangun mentalitasmu itu ! Dalam pertandingan memang selalu ada kalah dan menang." Ucap Noona

"Yang dikatakan Hyo Rin benar, makanlah yang banyak Ho Jun dan bangun samangatmu !" Eomma mengeser piring berisi semur telur puyuh ke arahku

Mendengar ucapan mereka membuatku semakin lahap memakan makananku, bukan karena tiba-tiba saja aku merasa bersemangat, tapi karena aku semakin kesal mengingat timku kembali kalah. Sebenarnya aku memang terobsesi untuk menang dalam setiap pertandingan, Noona lah yang menjadi penyebabnya. Dia selalu saja lebih baik dariku dalam hal pelajaran, karena itu aku kesulitan bersaing dengannya dalam hal akademis, padahal aku juga ingin terlihat keren. Aku tidak suka kenyataan bahwa aku tidak memiliki apapun yang dapat dibanggakan, aku ingin lebih baik dari Noona.

BAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang