Apa yang penting dalam sebuah hubungan?
Kepercayaan?
Atau
Kesetiaan?
Yang paling penting dalam sebuah hubungan yang dilandasi cinta adalah sebuah restu orang tua. Boleh saling percaya dan setia, tapi tanpa restu orang tua? Apakah akan berjalan mu...
Kamu itu berbeda, karenanya aku tertarik dan mulai menaruh rasa. Semoga kamu akan menyambutnya dengan gembira.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang surya baru saja menunjukkan kehadirannya, mengintip dan membiarkan langit diselimuti semburat kemerahan karenanya. Udara dingin membelai raga, membuat setiap raga yang didatanginya enggan beraktivitas dan memilih melanjutkan tidur dalam dekap hangat selimut.
Tetapi hal tersebut tak berlaku di sebuah rumah sederhana bercat hijau muda yang mulai luntur. Penghuninya telah bangun dan memilih menghangatkan diri dengan semangkuk bubur jagung serta secangkir teh hangat.
"Assalamualaikum, permisi." Suara berat menghentikan aktivitas Alita saat itu.
Saat mengintip dari balik jendela, Alita dikejutkan dengan kehadiran Tama. Ini masih pagi buta dan pria itu sudah berdiri di luar rumahnya. Gila.
"Waalaikumsalam," ucap Alita seraya membuka pintu rumahnya. "Pagi sekali, matahari masih mengintip dan kau sudah di sini? Yang benar saja."
"Saya kan sudah bilang, akan kemari pagi-pagi untuk membawa ibu saya pulang. Apakah menganggu waktu tidur Dokter?"
Sialan, mentang-mentang aku dari kota dikira suka bangun siang.
Alita hanya membatin dan mempersilakan Tama untuk memasuki rumahnya dan melihat kondisi sang ibu. Saat masuk bau bubur jagung menyeruak dan menyapa penciuman Tama. Dilihatnya sang ibu, ternyata tengah duduk dengan ditemani dengan semangkuk bubur jagung dan secangkir teh.
Jadi bau ini dari mangkuk itu, dari harumnya sudah kuduga bahwa bubur jagung.
"Kenapa pagi sekali, Nak?" tanya sang ibu.
"Sudah mendingan kan, Bu? Kalau sudah ayo pulang, " ajak Tama kepada sang ibu.
"Kamu datang terlalu pagi. Padahal Ibu masih ingin menikmati bubur jagung buatan Bu Dokter. Kondisi ibu lebih baik setelah memakan buburnya, pasti akan lebih baik lagi setelah menghabiskannya."
"Ibu ada-ada saja, ibu lebih baik karena obat yang semalam ibu minum dan setelah istirahat. Jadi pagi-pagi saat saya buatkan bubur rasanya sudah enteng di badan, bukan sembuh karena bubur yang saya buat," ucap Alita dengan diakhiri kekehan.
Tama seperti tersihir, kala melihat kekeh Alita, dirinya diam seketika, dan jatungnya berdetak lebih cepat. Gelenyar aneh kembali menyerangnya. Ada apa ini? Kembali rasa aneh muncul saat dihadapannya.
Alita tak menyadari bahwa karena kekehannya, Tama terdiam dan menatapnya dalam. Dirinya justru melanjutkan kegiatannya yang terpotong karena kedatangan Tama--menyuapi ibunda Tama.
Kembali Tama dibuat tak berdaya olehnya, setelah kecantikan fisik ditunjukkan, ketelatenan dan perhatian yang ditunjukkan untuk sang ibu, membuat Alita menjadi menarik di matanya.