Kisah yang (Mungkin) Indah [SELESAI]

Prolog 🍁

"Kamu tahu apa yang sedang terjadi?" tanya Tama pada wanita di hadapannya.

"Aku tahu, tapi apa kita salah?" wanita itu menatap mata Tama, kemudian berpaling melihat hamparan sawah yang mulai menguning karena terkena sinar mentari senja.

"Kita salah, tidak seharusnya ini terjadi. Lebih baik kita sudahi saja," ucap Tama dan mulai berdiri dari posisi duduknya.

"Kita tidak salah. Jika kamu memilih untuk menyerah, kenapa harus memulai sebuah kisah?" Kembali, Tama mendapat pertanyaan, bukan pernyataan.

Hatinya bimbang, dia harus mengaku kalah atau terus berjuang meski susah. "Tidak ada yang terjadi tanpa kehendak-Nya, begitu pun dengan kita. Setidaknya kita sudah bahagia, meski hanya sementara."

"Bahagia? Kebahagian mana yang kamu maksud?" tanya wanita itu.

"Dalam cinta akan ada pengorbanan, mungin ini adalah pengorbanan dalam cinta kita, Ta."

Wanita itu berdiri menghampiri Tama, menepuk pundak Tama. "Selain pengorbanan bukan kah ada perjuangan? Kenapa memilih berkorban kalau belum berjuang? Aku yakin kita mampu, Tam."

Tama memegang tangan itu, lalu menggenggamnya. Mata tajamnya melihat ketulusan cinta dalam diri wanita di hadapannya. Senyum pujaan hatinya mampu menenangkan hati dan pikiran Tama yang sedang kalut.

"Kalau kamu tidak yakin tidak usah, karena sebuah cinta butuh sebuah keyakinan besar, pikirkanlah." Wanita itu melepas genggaman Tama. Meninggalkan Tama sendiri seiring tenggelamnya mentari.

Semesta selalu punya cara yang indah untuk mewarnai sebuah kisah, seperti sekarang. Semesta sedang berusaha memberi warna pada kisah kita.

Holaaaa 🤗
Bagaimana nih?
Penasaran enggak?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😘
Mari lanjut ke part selanjutnya 🛫