🐧🦮-Temen Sekelas

19.3K 2.6K 640
                                    

"Lepas, Hoon!" Jake mencoba menarik tangannya dari genggaman Sunghoon.

Mereka sudah di parkiran. Yang bikin Jake bingung itu kenapa Sunghoon tidak narik pacarnya saja, malah menyeret Jake sampai sini.

"Masuk." perintah Sunghoon sambil membuka mobilnya.

Jake yang mendengar suara dingin Sunghoon hanya mendengus lalu masuk ke dalam mobil.

"Kamu kenapa ngajak aku kesini? Kok bukan si Celine itu aja yang ditarik??" tanya Jake yang masih bingung dengan sikap Sunghoon.

Sunghoon diam saja sambil memainkan ponselnya, Jake tak tau sahabatnya itu berbalas pesan dengan siapa.

Tak lama setelah itu Sunghoon menyalakan mobilnya. Ngajak bolos Jake sekalian menenangkan pikiran.

"Kamu bakal diam terus? Aku turun aja lah."

Sunghoon yang daritadi diam dan fokus menyetir langsung menepikan mobilnya. Jake sudah siap-siap untuk turun dari mobil tapi langsung dicegat sama Sunghoon.

"Maaf."

Jake menoleh bingung, kenapa Sunghoon minta maaf?

"Gara-gara ucapan Celine tadi kamu pasti sakit banget hatinya. Aku minta maaf ya sayang." Sunghoon meraih jari jemari Jake, mengelus lamat-lamat sambil menatap teduh si empunya tangan.

Jangan tanya kondisi Jake saat ini. Jantung sudah bergeser rasanya, sedang nafas sudah berderu tidak normal.

Sunghoon menarik Jake untuk lebih mendekat, kemudian memeluk sahabatnya itu erat-erat. Setelah memeluk diusap pelan pipi Jake yang sudah memerah merona itu. Tak lupa forehead kiss yang diberikan sebagai upaya Sunghoon agar Jake merasa baikan setelah masalah di kantin tadi.

Tapi bukannya membaik kini Jake merasa punya penyakit riwayat jantung.

Sunghoon kenapa jadi manis gini, sih?








"Aku udah mutusin Celine barusan." Jake kaget dengan perkataan Sunghoon.

"Kenapa udahan? Bukannya kamu sayang banget sama dia?"

"Dibanding sayang kayaknya aku cuma kasihan sama perempuan itu."

"Lagipula males lah pacaran sama dia. Baru jadi pacar aja udah banyak peraturannya. Aku dilarang ini itu gak boleh begini begitu, cih." sambung Sunghoon dengan tangan yang masih erat menggenggam tangan Jake.

Jake menatap bingung sahabatnya, ini si Sunghoon nyindir dirinya yang suka larang-larang dan ngomelin Sunghoon apa gimana ya?

"Berarti kamu juga males dong temenan sama aku."

"Hah?"

"Aku kan juga sering larang kamu ini itu, kemarin aja kita berantem karena kamu merokok." Jake bener kan, pasti Sunghoon males juga temenan sama dia yang suka repotin Sunghoon dan banyak ngomel-ngomel ke dia.

Sama pacarnya aja Sunghoon males diomelin apa lagi sama Jake yang cuma temennya aja.

"Gak gitu juga sayang,"

"Gak gitu gimana? Jelasin coba."

Sunghoon bingung. Gimana ya, Sunghoon juga tidak tau mau jelasin kayak gimana.

"Beda, Jake. Pokoknya beda, kamu sahabat aku sedangkan dia cuma pacar."

Jake makin bingung tidak mengerti. Sunghoon ini gimana, sih? Bukannya pacar lebih superior ya?

"Pokoknya kalo dia yang ngomelin aku jadi kesal gitu. Tapi kalo kamu yang ngomelin aku jadi gemes, malah bikin seneng diomelin kamu. Ngerti gak?"

Jake menggeleng-geleng tidak mengerti, sedangkan Sunghoon juga ikut bingung dengan perkataannya.

"Kok gitu ya, Hoon?"

"Abang juga gak ngerti dek, coba sun dulu pipi abang biar bisa ngasih penjelasan yang lebih logis."

Bukannya dapat sun, tapi cubitan dipinggang yang diperoleh Sunghoon.

"Aduh, galak banget."

"Bodo."

"Kamu mau makan di tempat biasa gak?"

"Gak, aku kan udah bilang mau turun tadi."

"Iya sayang, kita turun nanti di apart aku. Sekarang makan dulu ya."

"Tapi aku udah makan tadi, aku juga gak mau ke apart kamu!"

"Temenin aku makan kalo gitu."

"Aku gak mau???"

"Yaudah kamu maunya apa?"

"Gak ada."

"Cium mau?"

Jake menoyor kepala Sunghoon sekenanya, "bego ah."

Sembari tersenyum gemas melihat Jake yang kesal, lalu Sunghoon mengemudikan mobilnya ke tempat tujuan.

Abai sama ponsel yang sedari tadi bergetar menampilkan notifikasi dari Celine yang protes diputuskan secara sepihak oleh Sunghoon lewat pesan singkat.

***

"Mau pesan apa?"

"udah kenyang."

"Yaudah, jangan ngiler liatin aku makan nanti."

Jake merengut sebal, "pesen seperti yang biasa aku makan!"

"Dih, tadi gak mau." Sunghoon kemudian memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Sembari menunggu, mereka mengobrol topik yang tidak penting. Membahas topik hangat seperti trendingnya 'gisel' kemarin.

Tolol ya, malah bahas gituan.

Obrolan mereka terhenti ketika Jake dapat sapaan di bahunya, "Jake makan disini juga?"

Jake langsung menoleh dan tersenyum mengangguk sedangkan Sunghoon menatap Heeseung seolah-olah mau membelah Heeseung dengan tatapan matanya.

'Mengganggu sekali manusia ini' rutuk Sunghoon dalam hati.

"Kak Heeseung sendirian?" tanya Jake setelah mempersilahkan Heeseung duduk disampingnya.

Sunghoon makin memberengut kesal melihat Heeseung yang sengaja duduk dekat sekali dengan Jake. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti Sunghoon tidak suka melihat si Heeseung ini.

Sunghoon bahkan melotot tajam saat Heeseung mengacak gemas rambut sahabat kesayangannya itu.

'Masih gue liatin belum aja gue betot' ucap Sunghoon lagi di dalam hati.

"Siapa?" tanya Heeseung yang baru menyadari kehadiran Sunghoon.

"Oh, ini Sunghoon, kak. Sunghoon kenalin ini Kak Heeseung."

"Oh yang kemarin di depan rumah kamu ya, Jake. Sunghoon siapanya Jake? Pacar?"

Sunghoon tidak sempat menjawab karena sudah didahului oleh Jake, "bukan kak, cuma temen sekelas."

Temen sekelas?

TEMEN SEKELAS??

Tahan Sunghoon agar tidak membalikkan meja cafe ini sekarang.

***
Tbc
***

AWKWKWKWKWKWKKWK

Beneran kalian percaya book ini aku end?

Btw, ini book mau aku bikin long atau short aja?

Kalo long aku bakal ceritain keseharian sepasang sahabat ini, tapi kalo short ya paling beberapa chapter lagi bisa dirampungkan deh.

Kalian ada masukan gak selama baca work aku?? Misal dari segi bahasa atau apa gitu, xixi.

Makasih buat yang komen dan vote, sayang kalian mwah ( ˘ ³˘)❤

Thanks juga buat 6k viewersnya dari book abal-abal ini, xixi.

Salam, Mae


[✔] Temen Kok Gitu? - SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang