🐧🦮-Tidak Mungkin

18.4K 2.4K 561
                                    

Setelah kejadian di cafe kemarin,
Heeseung makin lancar jaya pepetin Jake.

Selain karena mereka tetanggaan, Heeseung juga sering bantu Jake bikin tugas, seringnya sih Heeseung yang ngerjain tugas Jake, yang empunya tugas cuma liatin sambil ngoceh tentang kesehariannya.

Heeseung lelah? Tentu saja tidak. Dia makin senang karena makin dekat sama pujaan hatinya itu.

Tak hanya mendekati Jake, Heeseung juga mencoba mendekati mama Shim. Biar makin lancar pdkt-nya.

Minggu pagi ini Jake lagi sendirian di rumah, mama Shim pergi arisan sedangkan papa Shim lagi dinas luar kota. Mengetahui hal itu segera saja Heeseung mampir ke rumah Jake. Petrusjakandor.

Heeseung mah pinter mainnya gercep tidak seperti Sunghoon, lamban.

Mendapati Heeseung di rumahnya, Jake tak terlalu ambil pusing. Kebaikan Heeseung sudah meluluhkan hati Jake. Terlupakan memori-memori buruk masa lampau.

Mereka berdua sedang menonton televisi yang kemudian teralihkan karena bel rumah Jake berbunyi.

Entah ada angin apa, Sunghoon tiba-tiba datang ke rumah Jake.

Sunghoon mendengus kesal mendapati Heeseung yang menyandar di sofa ruang keluarga rumah Jake.

Dua dominan itu saling menatap melempar laser dari bola mata masing-masing.

Fix, persaingan sudah dimulai dari sekarang.

Jake yang tak sadar akan hawa persaingan dari kedua temannya itu pergi ke dapur untuk membuat minuman. Meninggalkan mereka yang kini hanya saling melirik tak suka.

"Temen sekelas Jake ngapain ke sini?"

Fak,

"Perlu diralat ya, Heedung. Gue sahabat satu-satunya Jake. Gak ada seorang pun yang bisa deket sama Jake selain gue. Main kesini udah biasa bahkan gue juga nginap.--

--Tidur dikasur Jake, berdua dan berpelukan." Sunghoon tersenyum miring, memberitahu pesaingnya itu secara tidak langsung bagaimana dekatnya hubungan dia dengan Jake.

Heeseung terdiam sebentar, dia sedikit merasa terhina karena tidak dipanggil 'hyung' oleh adek kelasnya ini, dan pula apa itu 'heedung'.

Ck.

"Nama gue Heeseung. Chill, bro. Lo gak perlu merasa tersaingi sama gue. Lagipula situ cuma sahabat Jake, kan?"

Sunghoon hendak membalas perkataan Heeseung tapi tidak jadi karena Jake sudah datang dengan nampan ditangannya.

Mempersilahkan kedua temannya itu minum. Sedangkan dirinya sibuk mengotak-atik televisi untuk mencari channel yang menarik.

Sunghoon yang semula duduk di sofa tunggal langsung pindah kesamping kanan Jake. Mendekat tak lupa merangkulkan tangannya ke bahu Jake.

Heeseung menatap malas, sedangkan Jake hanya membiarkan. Sudah biasa digituin.

"Ah, kak, Jake ingat punya tugas kimia." Jake menatap Heeseung dengan puppy eyes andalannya. Sunghoon yang melihat itu merengut tidak suka.

"Yaudah yuk ke kamar, aku bantu kamu ngerjainnya." Sunghoon langsung menarik tangan Jake ketika sahabatnya itu akan beranjak.

"Aku gimana?"

Jake mengerjap bingung. Tamu tak diundang yang satu ini bisa pulang tanpa diantar, kan?

"Ya gak tau, terserah kamu. Itu televisi nganggur, nonton aja."

"Ditinggal sendiri gitu? Tega amat."

"Gak usah ngerjain kimia itu, masih seminggu lagi untuk dikumpul. Bareng aku aja nanti ngerjain." sambung Sunghoon dengan tatapan memelas.

"Gak mau, kamu tolol kimia."

Heeseung terkekeh mendengar ucapan Jake yang langsung dihadiahi pelototan oleh Sunghoon.

Jake kemudian melepaskan tangan Sunghoon lalu menggandeng tangan Heeseung menuju kamar.

Sunghoon yang malang.

***

Sunghoon tidak menyerah begitu saja. Dia ikut ke kamar Jake dengan alibi, "tidak boleh berduaan nanti yang ketiga setan."

Dijawab dengan polos oleh Jake, "kamu dong setannya."

Heeseung tak dapat menahan tawa.

Sunghoon makin badmood.

"Jakeu~"

"Jake, aku bosan."

"Jake, main yuk."

"Jake..."

"Kak Heeseung mau pindah gak ke kamar kakak? Disini ada setan ribut."

Sialan memang.

Sunghoon misuh-misuh, diabaikan sedari tadi oleh Jake buat dirinya pengen ngamuk saja.

Tapi malu lah kalo ngamuk didepan saingan.

Heeseung mengalihkan pandangan dari buku Kimia, "boleh aja, yuk pindah."

"Apaan lu berdua, ck bikin emosi." Sunghoon melemparkan guling yang dia pakai untuk rebahan di kasur Jake.

"Jake, aku beneran marah kalau kamu pergi sama dia." lanjut Sunghoon sambil menunjuk-nunjuk Heeseung.

Jake menghela nafas lelah. Lalu memberi isyarat kepada Heeseung untuk memaklumi sifat kekanakkan Sunghoon.

Dua jam telah berlalu. Heeseung berpamitan untuk pulang ke rumah Jungwon, tempat tinggalnya saat ini.

Setelah kepergian Heeseung, Jake melirik ke arah Sunghoon yang sedang tertidur di kasurnya.

Merapikan posisi tidur Sunghoon kemudian beranjak untuk pergi mandi. Dari pagi belum mandi soalnya.

Dalam kamar mandi, Jake masih memikirkan ucapan Heeseung.

Flashback

"Kamu yakin cuma temenan sama Sunghoon?"

"Ya emang temenan, kenapa nanya gitu, kak?"

"Soalnya aku lihat kamu dekat banget sama dia, pun di sekolah sering berdua."

"Sunghoon temen aku satu-satunya, kak. Gak sih, Jungwon sama Sunoo juga. Tapi ya aku emang selalu sama Sunghoon kemana-mana."

"Oh gitu, bagus lah."

"Hah?"

"Berarti bisa ya kalau aku deketin kamu."

"Kan kita emang udah deket, kakak sering bantuin aku nugas."

"Deket dalam artian lebih, Jake."

Jake menatap bingung.

"Akhir pekan besok mau jalan-jalan?"

"Eum, boleh."

"Ok, kalo gitu aku pulang dulu Jakeu~" Jake menganggukkan kepalanya, Heeseung yang gemas mengacak rambut Jake. Lalu berjalan menuju rumah seberang.

"Kamu gemesin, Jake, jadi makin sayang." ucap Heeseung sebelum pergi


Heeseung, tidak mungkin suka sama Jake kan?

***
Tbc
***

Aaaakkkk suka nge-fly sama komentar-komentar kalian. Makasih banyak ya, ini cintaku buat kalian ❤

Aku lagi pengen nistain Sunghoon dulu. Yuk kita layarkan kapal heejake aja^^

Tapi kangen juga liat kalian hujat Sunghoon. Asksksksk ^^

Salam cinta, Mae ❤

[✔] Temen Kok Gitu? - SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang