"Ada berita penting." Vivi berjalan cepat ke arah Ara dan Aiko yang sedang duduk bersama di sofa depan tivi.
Ara mengambil remote tivi dan mengganti saluran tivi lain, "Kalo masalah Chika, gue gak mau."
Vivi menggelengkan kepalanya pelan, ia berdiri di depan tivi karena dua orang itu mengabaikan kehadirannya. "Dengerin gue dulu."
"Kalo masalah polisi, gue gak mau." Ucap Aiko sambil berdiri dan berjalan meninggalkan Vivi
"Bukan."
Ara mengikuti gerakan Aiko, "Gue juga gak mau."
"Polisi nemuin Jake mati di Ragunan!" Teriak Vivi.
Ara dan Aiko secara serempak menghentikan langkah mereka dan memutar tubuh mereka menjadi menghadap Vivi. Baru saja kemarin Samuel sudah mati dan sekarang Jake yang rencananya akan dicari mulai besok juga sudah mati.
Jake satu angkatan dengan Samuel dan sama-sama kabur dari Amartia. Tapi mengapa saat Vivi dan yang lainnya hendak menangkap target mereka, selalu saja mereka sudah kalah. Vivi menebak jika ada sesuatu yang tersembunyi di balik ini semua.
"Jake? Jadi makanan harimau?" Tanya Ara sambil berjalan mendekati Vivi.
Vivi menggelengkan kepalanya pelan, "Bukan."
"Buaya?" Tanya Aiko.
"Bukan."
"Singa?"
Vivi menghela napas panjang, ia melompati meja di depannya, tangannya meraih remote tivi lalu mengganti saluran tivi menjadi acara berita sore ini. Sudah bisa dipastikan kalau semua berita tivi akan menayangkan ledakan di Ragunan beberapa menit yang lalu dan juga video yang baru saja diunggah oleh si pelaku.
"Cuma ada satu korban jiwa." Gumam Vivi, ia menatap ke layar tivi. "Dan mereka gak bisa mengetahui identitas korban, karena dia Jake."
"Serius?" Tanya Ara yang berdiri di samping Vivi.
Vivi mengangguk kecil, "Iya."
"Tapi kenapa?" Tanya Ara.
"Itu gak penting." Vivi menoleh ke arah Aiko, ia mengulurkan tangannya, "Daftar nama orang yang harus kita cari."
Aiko mengambil kertas dari kantong sakunya dan ia berikan kepada Vivi. Ara meraih remote tivi lalu ia mematikan tivi itu. Vivi duduk di atas sofa, ia meletakkan kertas itu di atas meja. Aiko mengambil bolpen lalu ia berikan kepada Vivi.
Vivi mencoret nama Samuel dan nama Jake di atas kertas itu. Ia melingkari nama Gita dan menuliskan sebuah kata 'abadi' di samping lingkaran itu. Untuk sementara ini mungkin Gita tidak akan menjadi target karena bukan hal mudah membunuh Gita. Hanya ada 6 nama yang tersisa kecuali Gita, sekarang mereka bertiga bertanya-tanya, kira-kira siapa yang akan menjadi target selanjutnya ini.
"Jake ditemuin tapi anggota tubuhnya masih utuh, yang jadi pertanyaannya adalah Jake udah dibunuh sebelumnya atau Jake masih abadi sehingga ledakan bom itu gak mempan?" Ucap Vivi.
"Kalo dia abadi, harusnya dia gak mati dong." Ucap Ara.
Aiko duduk di samping Vivi, "Berarti Jake udah dibunuh, lalu tubuhnya diletakin di tempat kejadian."
"Oke, kita udah mecahin teka-teki yang pertama. Sekarang teka-teki kedua." Vivi mengambil ponselnya, ia memutar video dari pelaku yang berisi petunjuk untuk tempat berikutnya.
Mereka bertiga melihat video itu dengan serius, tapi kalau dilihat dari ekspresi mereka bertiga, hanya Ara yang sepertinya berpikir keras tentang video itu, sedangkan Aiko hanya pura-pura berpikir karena dirinya sedikit sama dengan Vivi, tidak ahli dalam hal teka-teki.