✨. ONE BY ONE

348 56 10
                                    

Sebelum ini, Sojung sudah membuat janji dengan Seokjin. Mereka akan bertemu setelah jam makan siang. Pukul satu, di kafe yang letaknya lumayan jauh dari rumah Sojung.

Sojung sengaja memilih kafe itu sebagai tempat temu mereka. Alasannya karena dia ingin menghabiskan waktu lebih lama di jalan, dibandingkan harus terus mengurung diri di kamar.

Setelah mendapat izin, Sojung langsung keluar dari rumah. Menggunakan transportasi umum, Sojung akhirnya sampai di tempat setelah Seokjin tiba beberapa menit lalu.

"Cepet banget? Kirain saya duluan tadi yang dateng di sini," kata Sojung sembari duduk di kursi sebelah Seokjin.

"Tadinya mau sekalian makan siang di sini," kata Seokjin. "Kamu mau pesen? Saya pesenin sekalian, ya?"

"Emangnya Bapak belum pesen?" tanya Sojung.

"Tadinya mau pesen, cuma karena ngeliat kamu di luar tadi, saya jadi duduk lagi," kata Seokjin. "Mau pesen apa? Biar sekalian saya pesenin."

"Ikut aja deh, biar saya pesen sendiri."

Sojung akhirnya bangun, mengikuti langkah Seokjin yang selangkah lebih depan darinya.

Sambil membawa barang bawaannya seperti laptop, kumpulan skripsinya yang sebelumnya sudah dijadikan hard copy, Sojung mengucapkan pesanannya pada petugas.

Seokjin dengan segala kebaikan hatinya lantas membantu Sojung. Dia mengambil tas laptop yang Sojung bawa, supaya Sojung tak kewalahan membawanya.

Saat itu, Sojung yang memang sedang fokus meneliti menu kemudian menyebutkan nama menunya, membiarkan Seokjin mengambil alih tas laptopnya.

Setelah selesai memesan makanan, keduanya kembali ke tempat duduk. Di perjalanan menuju tempat duduk itu, Seokjin berkata, "Maaf ya, tadi kurang peka. Saya baru nyadar kalau kamu bawa laptop sama skripsi yang segitu tebelnya."

"Nggak pa-pa kali, saya malah terimakasih karena Bapak mau bawain laptop saya," balas Sojung.

Setelah itu keduanya duduk bersebelahan. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Sojung membuka laptopnya. Tak lama, Seokjin mengambil alih. Dia memeriksa skripsi Sojung yang katanya tinggal sedikit lagi akan siap untuk ditunjukkan dan didiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi di kampusnya.

Sambil membaca, Seokjin bertanya pada Sojung, "Catetan mentah hasil penelitian kita tempo lalu itu kamu bawa nggak, Jung?"

"Kayaknya sih dibawa," kata Sojung sambil memeriksa isi drawstring bag miliknya. "Emangnya buat apa?"

"Mau dicek ulang aja, sih. Saya juga udah agak lupa sama konsep isi skripsi kamu soalnya," jawab Seokjin.

Sambil menerima sebuah binder dari Sojung, Seokjin melanjutkan kalimatnya. "Selama ini yang saya inget cuma kamu, bukan skripsi kamu."

Sojung yang mendengar kalimat tersebut tak lantas tersenyum. Dia justru merasa aneh, saat Seokjin mengucapkan hal tersebut.

Akhirnya, gadis manis itu malah menanggapinya dengan pertanyaan. "Dih? Ngegombal?"

Seokjin yang menyadari bahwa bualannya terdengar cheezy di telinga Sojung, lantas tertawa. Menahan malunya karena gagal membuat Sojung tersipu.

🖇 ONE BY ONE 🖇

Keduanya sibuk menatap layar laptop di hadapan mereka. Seokjin mengetik beberapa kata, kemudian dibantu Sojung lewat paparannya. Sembari berpikir, Seokjin masih terus membantu Sojung menyelesaikan skripsinya hingga tuntas.

Di tengah itu, Seokjin tiba-tiba merasa tenggorokannya kering. Seokjin spontan terbatuk. Sojung yang peka langsung menawarkan Seokjin untuk minum. Gadis itu memberikan Seokjin minuman milik laki-laki itu.

[1] Pak SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang