✨. HOME

478 80 20
                                        

Ayah dan Ibu Sojung ketika sampai langsung mengucap banyak terimakasih pada Seokjin dan Ibunya karena telah membantu Sojung.

Mereka juga sempat bertanya tentang bagaimana kejadian ini bisa terjadi. Ibu Seokjin membantu Sojung menceritakan kejadian yang tadi menimpa gadis itu.

Ayah dan Ibu Sojung mengangguk-angguk mengerti, kemudian sekali lagi mengucapkan terimakasih atas jasa Ibu Seokjin yang bersedia mengantar serta menemani Sojung di rumah sakit.

Ibu Seokjin dengan rendah hati tersenyum dan mengucapkan kata terimakasih kembali sebelum akhirnya wanita paruh baya itu pamit mengundurkan diri. "Karena Bapak sama Ibu udah dateng, saya sama keluarga izin pamit, ya? Udah malem, kasian cucu saya nanti pas sampe rumah malah kemaleman."

"Oh yaudah mari saya antar, sekalian saya mau ngurus tagihannya Sojung di bagian administrasi," kata Ayah Sojung.

"Eh, nggak usah, Pak," sela Seokjin. "Saya udah bayar kok semua tagihannya, Bapak sama Ibu langsung bawa Sojung pulang aja."

"Eh, yang bener?" tanya Ibu Sojung.

"Iya, Bu. Tagihannya nggak mahal kok, nggak usah diganti nggak pa-pa," kata Seokjin.

"Ya ampun, Seokjin. Saya sekali lagi ngucapin makasih banget sama kamu, udah baik sama anak saya," haru Ayah Sojung.

"Nggak pa-pa kok, Pak. Saya nolong atas dasar kemanusiaan kok," kata Seokjin. "Yaudah ya, Pak. Saya sama keluarga pamit dulu mau pulang. Permisi ...."

"Iya, hati-hati di jalan," pesan terakhir Ayah Sojung sebelum kehilangan keluarga Seokjin dari pandangan matanya.

🖇 HOME 🖇

Pagi di hari berikutnya, Sojung mengabari dosen serta dua temannya bahwa hari ini dia tidak bisa hadir mengikuti mata kuliah karena kakinya masih sakit akibat terkilir.

Nayeon dan Jisoo lantas berjanji akan mengunjunginya setelah kuliah hari ini selesai. Sojung dan orang tuanya dengan senang hati menanti kehadiran Nayeon dan Jisoo.

Sojung meletakkan ponselnya kembali di meja, kemudian mendengar apa yang baru saja ibunya ucapkan. "Kakinya mau sambil Ibu urut nggak, Jung?"

"Nggak deh, Bu. Sakit nanti, Sojung nggak mau," jawab Sojung.

"Tapi 'kan biar bisa cepet sembuh," ucap Ibu Sojung. "Emang mau kamu sepuluh harian duduk aja di kursi roda?"

"Ya nggak sepuluh harian juga kali, Bu," balas Sojung. "Paling tiga harian doang di kursi roda, nanti udahnya bisa kok Sojung pake tongkat."

"Ya tapi 'kan tetep aja kamu lama sembuhnya, Jung," ujar Ibu Sojung lagi.

"Nggak pa-pa, Bu. Santai, nggak pa-pa kok."

"Ah, tau deh, Jung. Terserah kamu, mau-maunya kamu kayak gimana. Ibu keluar dulu, mau siapin ayah sarapan. Nanti Ibu anterin sarapanmu ke sini. Ya?"

"Iya, Ibu sayang," jawab Sojung.

"Jangan pecicilan loh, Jung!"

"Nggak kok, Bu. Bakalan diem aja kok, duduk di kursi roda," jawab Sojung.

"Yaudah Ibu tinggal dulu."

🖇 HOME 🖇

Sojung menyambut kedatangan Nayeon dan Jisoo dengan senyuman lebar. Sementara keduanya malah menatap sendu ke arah Sojung.

"Ya ampun, Jung. Gue minta maaf banget, gara-gara pergi ke rumah gue, lo jadi kayak gini sekarang," ujar Nayeon menyesal.

"Apaan deh, lo? Bukan salah lo kok, emang gue lagi sial aja kemarin. Jadi kena musibah kayak gitu," balas Sojung.

[1] Pak SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang