Ibu Sojung menerima menerima telfon dari Seokjin. Laki-laki itu bilang bahwa dia sudah sampai di depan rumahnya.
"Langsung masuk aja, Pak, nggak pa-pa. Nanti Sojung saya ajak keluar dari kamar," kata Ibu Sojung pada Seokjin di sambungan seluler.
Entah Seokjin mengatakan apa di sebrang sana, yang jelas kalimat terakhir yang Ibu Sojung ucapkan adalah, "Iya, Pak. Makasih banyak, ya?"
Lalu sambungannya mati, dan Ibu Sojung segera menyampaikan pada putrinya bahwa laki-laki yang akan mengantarnya ke rumah sakit sudah sampai di depan rumah.
"Oke, Bu. Kalau gitu Nayeon sama Jisoo pamit pulang, ya?" Nayeon berdiri kemudian merapihkan segala barang bawaannya.
"Loh? Mau langsung pulang? Nggak mau di sini dulu, temenin Ibu gitu?" tanya Ibu Sojung. "Sekalian bantu Ibu beres-beres," gurau Ibu Sojung.
Nayeon dan Jisoo tertawa. "Tugas kuliah juga numpuk nih, Bu. Next time ya, kita bantuin Ibu beresin rumah," balas Jisoo.
Ibu Sojung ikut tertawa. "Ibu bercanda doang tadi," kata Ibu Sojung. "Yaudah ayo barengan keluarnya, biar sekalian dianter."
Nayeon dan Jisoo lantas berjalan keluar kamar lebih dulu dibanding Ibu Sojung yang mendorong kursi roda Sojung supaya anaknya bisa segera bertemu Seokjin, dan laki-laki itu bawa ke rumah sakit.
Nayeon dan Jisoo sekarang melihat langsung bagaimana rupa wajah Seokjin. Mereka pura-pura diam, tidak bertingkah lebih, dan langsung pamit pulang pada Sojung dan Ibunya. Sementara Sojung sebenarnya tahu bahwa di lain waktu, Jisoo dan Nayeon pasti akan tambah membahas Seokjin lagi―ditambah mengenai rupa Seokjin yang cukup ... menawan.
"Mau jalan sekarang, Bu?" tanya Seokjin pada Ibu Sojung.
"Terserah Bapak aja gimana," kata Ibu Sojung. "Kalau mau sekarang, ya udah. Mobilnya udah saya siapin kok, ada di garasi."
"Yaudah, sekarang aja. Biar nanti pulangnya nggak kemaleman," kata Seokjin.
Ibu Sojung mengangguk, kemudian mendorong kursi roda Sojung mengikuti langkah Seokjin dari belakang yang berjalan menuju ke arah pintu garasi.
🖇 THE WAY SHE MEET HER 🖇
Seokjin menunggu Sojung di luar ruang penanganan gadis itu. Diam-diam, dia menggunakan waktu luangnya itu untuk bertemu istrinya yang kebetulan juga berada di rumah sakit yang sama dengan tempat Sojung menerima penanganan.
Seokjin tersenyum, ketika disambut senyum manis istrinya. "Kamu kok nggak istirahat? Nggak tidur?" tanya Seokjin.
Istrinya menggeleng. "Orang aku baru bangun kok."
Seokjin menarik kursi ke dekat ranjang istrinya. "Gimana? Hari ini udah mendingan badannya?"
"Nggak banyak perubahan sih, cuma ya emang rasanya lebih mending hari ini daripada kemarin," jawab istrinya.
Seokjin meraih tangan istrinya, kemudian membawanya ke hadapan wajahnya, lalu berulangkali Seokjin kecup pergelangan tangan istrinya itu. "Kamu emang nggak bosen, di rumah sakit terus? Nggak mau pulang?"
"Dari dulu 'kan aku maunya gitu. Cuma kamu aja yang maksa-maksa aku, sampe nangis-nangis waktu itu 'kan?"
Seokjin tertawa, mendengar jawaban istrinya. "Maksudku nggak gitu," kata Seokjin. "Emang kamu nggak kepengen sembuh? Balik lagi ke rumah bareng aku, terus nanti kita ketemu Fany."
"Aku mau sembuh, tapi 'kan tau sendiri kondisinya gimana. Aku ngerasa baikan, badanku udah normal, tapi kata dokter, kankernya malah naik stadium." Kemudian istrinya kembali melanjutkan, "Nanti kalau misalnya aku nggak bisa sembuh, dan bakal terus begini sampai aku mati, kamu cari ibu baru buat Fany, ya? Aku nggak mau dia nggak punya ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Pak Seokjin
Fanfic#1 ― Sowjin Sojung itu seorang mahasiswi. Sudah dari dua bulan lalu dia dibebani oleh tugas wajib skripsi, ditambah lagi perintah dosen yang mengharuskannya untuk berulangkali merevisi bab-bab yang ada. Sojung mau saja menyerah, keluar dari kampusny...