Sojung keluar kelas dengan ekspresi yang benar-benar berbeda. Bahkan saat sampai di kantin, wajahnya juga masih belum berubah, sampai Nayeon dan Jisoo bingung dibuatnya.
"Kenapa lo, Jung? Galau?" tanya Jisoo.
"Gara-gara guru pribadi lo itu lagi?" tebak Nayeon.
Sojung menatap Nayeon sebentar, kemudian mengangguk. "Tau nggak sih, istrinya itu taunya mantan istri kakaknya."
"Loh, kok bisa?" tanya Jisoo. "Dia nikung?"
"Ih, bukan kayak gitu!" kesal Sojung. "Dia tuh ngegantiin kakaknya, karena kakaknya udah meninggal. Jadi anaknya―yang waktu itu gue ceritain, bukan anak kandungnya. Dia jadi kayak ... ayah sambung gitu nggak, sih?"
"Berarti kalau gitu, guru lo itu naik ranjang dong?" tanya Nayeon.
"Gue nggak ngerti bahasa naik ranjang-turun ranjang, sih. Tapi gue kesel banget, gila!" Sojung lanjut bercerita, "Masa Pak Seokjin yang tampangnya ganteng, dan udah pasti banyak yang ngantri kayak gitu, malah nikah sama kakak iparnya."
"Terus maksud lo, kalau Pak Seokjin gak nikah sama kakak iparnya dulu, Pak Seokjin lo itu bakal pacaran sama lo? Iya gitu, 'kan?" gurau Nayeon.
"Ya ... nggak gitu juga, sih. Cuma 'kan harusnya status dia sekarang tuh single. Terus belum lagi nanti kalau istrinya―maaf-maaf nih, ya―meninggal, statusnya dia 'kan nanti jadi ... single parent," kata Sojung.
"Yaudah sih, Jung. Emang kenapa kalau guru lo itu single parent? Malah bagus kali buat lo, lo bisa pepet terus dia sampe dapet," kata Jisoo.
"Jelas masalah, Soo. Ibu gue pasti nggak suka banget kalau gue nikah sama duda anak satu kayak Pak Seokjin," curah Sojung.
"Ya emang sekarang Pak Seokjin udah ngelamar lo? Istrinya udah jadi meninggal?" tanya Nayeon. "Belum 'kan, Jung? Jadi ya santai aja, ikutin alur aja, jangan mikir kemana-mana dulu."
"Ya gimana gue nggak mikirin, Nay. Gue kayak udah stuck banget di dia, berharap banget kalau dia yang bakal jadi suami gue. Tapi ... statusnya dia aja jelas-jelas udah nggak disukain Ibu gue ...."
"Ibu lo 'kan udah tau sikapnya Pak Seokjin gimana, lagian dia juga suka ngebangga-banggain Pak Seokjin di depan gue sama Nayeon. Jadi ya siapa tau nanti dia berubah pikiran? Terus dia ngerestuin lo sama Pak Seokjin, deh," terang Jisoo.
Nayeon mengangguk setuju. "Lagian santai aja kali, Jung. Urusan kayak gitu tuh, biarin jadi tanggung jawabnya Pak Seokjin. Kalau dia serius suka sama lo, mau lo jadi istrinya dia, dia bakal ngelakuin apa aja kok buat lo. Percaya sama gue, deh!"
"Tapi, 'kan––"
"Udah deh, Jung. Mending sekarang kita makan aja. Lupain dulu si Pak Seokjin itu bentar. Kasian juga kupingnya panas, gara-gara diomongin sama kita," ujar Jisoo. Kemudian gadis itu menyenggol tangan Nayeon, dan bertanya, "Ikut gue pesen makanan, yuk? Laper gue!"
Nayeon mengangguk, kemudian berdiri.
"Jung, mau nitip nggak?" tanya Jisoo.
Sojung lantas mengangguk. "Samain aja deh pesenennya sama lo pada."
"Oke!"
🖇 CONFUSION 🖇
Sojung baru saja selesai mengerjakan tugas di rumah Nayeon. Sekarang dia mau pulang, tapi dia pikir, dia haus. Jadi dia mampir ke minimarket yang letaknya tak jauh dari rumah Nayeon.
Setelah itu dia kembali melanjutkan jalan menuju halte. Tapi di area depan sekolah TK―tak jauh dari tempat halte yang dituju Sojung―dia melihat gadis kecil yang perawakannya tidak asing bagi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Pak Seokjin
Fanfiction#1 ― Sowjin Sojung itu seorang mahasiswi. Sudah dari dua bulan lalu dia dibebani oleh tugas wajib skripsi, ditambah lagi perintah dosen yang mengharuskannya untuk berulangkali merevisi bab-bab yang ada. Sojung mau saja menyerah, keluar dari kampusny...