"Arinata, engkau bagaikan cahaya penerang dikala kelam dikenang malam, Arinata, hadirmu menguatkanku di sela-sela nestapa menerpa, Arinata, terimakasih. Hadirmu, banyak memberikanku pembelajaran berharga."
***Samar-samar terlihat, seorang perempuan tersebut sedang berada di tempat yang asing. Angin sepoi-sepoi ke sana-ke mari, hal ini membuat keterkejutan yang mendalam baginya, tempat ini begitu aman, nyaman, dan tentram.
Suara-suara air terjun membuat pikiran menjadi lebih tenang, ia berusaha memberanikan diri untuk melangkah ke depan, terus melangkah ke depan, air matanya menetes begitu saja.
Entah kenapa?
Ada apa?
Serta Mengapa?
"Jangan pergi," cegatnya, air mata ini sudah tak terbendung lagi.
"Aku membutuhkanmu sebagai penerang dalam hidup, aku tidak sanggup," cegatnya sekali lagi.
"Kamu?" Seorang gadis Anindya menghentikan langkahnya, kedua kaki tetap memaksa untuk menjauh dan pergi.
"Cahaya, jangan pergi. Aku membutuhkanmu, sebagai penerang dalam kehidupanku," ungkapnya, air matanya mengalir begitu deras.
Menghindar perlahan menghindar, meninggalkannya, meratap semuanya dengan lapang dada.
Matanya menatap lirih, seketika terbangun dengan spontannya. Sambil berkata, tidak keruan, dan tidak tahu apa yang dimaksud.
"Ternyata cuman mimpi."
"Ibu Zeze di sini! Zeze baik-baik saja ibu! Ibu jangan sedih lagi, ibu harus kuat!" Zeze memberikan semangat begitu tulusnya kepasa Nusa, ini semua memang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya, kepergian Zeze begitu menyisakan sebuah duka yang sulit untuk dilupakan.
"Ibu baik-baik saja Nak, maafkan atas segala kesalahan ibu padamu, ibu begitu menyayangimu Nak, maafkan ibu." Kata Maaf itu berulang kali dilontarkan oleh Nusa, ia benar-benar tidak menyangka, putri yang ia sayang, meninggalkannya untuk yang selama-lamanya.
"Zeze juga baik-baik saja Bu, di sini ada Saputro, dia sangat baik sekali sekali, ibu tidak perlu khawatirkan Zeze," Gadis kecil itu, memberikan senyuman tulus pada seorang ibu yang berada di hadapannya itu.
"Ibu tidak perlu khawatirkan Zeze, di sini Zeze bahagia ibu. Tempat ini begitu indah sekali, mungkin Zeze akan selalu bahagia lewat do'a yang selalu ibu panjatkan kepada Zeze," lanjut Zeze, gadis kecil yang begitu anindya itu.
"Ikhlas Ze, ibu sekarang sudah benar-benar ikhlas," tutur Nusa, berusaha mengikhlaskan kepergiaannya dengan lapang dada.
*****
"Hidupku begitu kelam dan suram, aku merasa tidak pantas dimiliki oleh engkau yang terlahir begitu sempurna," lirih Arinata, ia tidak bisa melihat dunia, seperti mereka, Arinata selalu merasa tidak sempurna.
"Tidak Arinata!" tegas Larrenisa.
"Mengapa Larrenisa?" Arinata terus bertanya.
"Kamu pasti bisa!" ucap Larrenisa, kembali memberikan semangat hidup pada Arinata, Larrenisa yakin, Arinata pasti bisa menjalani ini semua.
"Aku memang tidak pantas untuk hadir dalam kisah hidupmu Larrenisa, sekarang aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa, selain menerima segala kenyataan ini semua," ungkap Arinata seraya tertunduk pelan, ia begitu tidak menyangka dan terus bertanya-tanya kepada semesta, bahwasanya kapan kebahagiaan berpihak padanya.
"Arinata, engkau bagaikan cahaya penerang dikala kelam dikenang malam, Arinata, hadirmu menguatkanku di sela-sela nestapa menerpa, Arinata, terimakasih. Hadirmu, banyak memberikanku pembelajaran berharga," jelas Larrenisa, memberikan senyuman tulusnya, tepat berada di hadapan Arinata.
Larrenisa menghembuskan sedikit udara, tepat di hadapan wajah Arinata yang penuh dengan air mata itu, Larrenisa berkata. "Bukalah matamu, ini saatnya kamu bangkit dan memulainya dengan penuh rasa semangat, tanamkan dalam jiwa dan raga!"
"Larrenisa ..., aku benar-benar tidak menyangka," Arinata benar-benar tidak menyangka, kini kebahagiaan sahaja itu datang jua berpihak padanya.
"Arkana berpesan, ayo melangkah bersama!" ajak Larrenisa, ini semua adalah amanah dari Arkana.
"Melangkah bersama," balas Arinata pelan, lalu mengenggam telapak tangan Larrenisa, kini mereka akan mempersiapkan segalanya, untuk melangkah bersama kedepannya.
To Be Continue ...
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG DEPRESI [ END ]
Novela Juvenil"Tolong ceritakan padaku, bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang utuh? Tolong jelaskan padaku, bagaimana rasanya hidup tanpa setitik luka yang menerpa! Aku ingin bahagia seperti mereka! Walau hanya satu kali saja!" Cinta dan Luka sama-sama Zeline...