"Apa calahku? Mengapa mereka semua tidak suka suka sama aku? Aku sedih jika harus ceperti ini!"
***"Hai, bolehkah aku bermain dengan kalian semua?" tanya Zeze kepada teman-teman kecilnya, dengan penuh sejuta harapan.
Mereka berkacak pinggang seraya berkata, dengan mata melototnya ke arah Zeze. "Kamu siapa? Kamu bukan teman kami, sana pergi dari sini!"
Bentakkan mereka terdengar pada kedua pasang telinga Zeze, mengapa mereka tidak mau berteman dengan Zeze? Apa salah Zeze kepada mereka? Zeze kecil benar-benar tidak mengerti.
"Boleh, ya? Aku bergabung dengan kalian semua?" pinta Zeze sekali lagi, sembari tersenyum pelan kepada ketiga anak kecil perempuan yang berada di hadapannya.
"Udah aku bilang, kamu jangan teman sama kita semua!" bentaknya, membuat Zeze terkejut.
"Kita tidak boleh ceperti itu, kita semua harus berteman catu dengan yang lainnya!" tegas Cempaka, menghampiri Zeze, tersenyum megah ke arah Zeze.
"Cempaka! Kamu jangan temenan sama dia! Dia itu jelek, bau, kamu jangan teman cama dia!" cibirnya, kepada Zeze. Membuat air mata Zeze menetes begitu saja.
"Tecapi Rintikan, mengapa Zeze tidak boleh bermain cama kalian?" lirih Zeze.
"Ayo kita tinggalkan saja dia!" ajak Rintikan kepada Cempaka dan Lonceng.
"Nanti dulu!" cegatnya.
Perlahan Cempaka menghindar dari Zeze. Lalu Zeze menangis tersedu-sedu, karena tidak ada yang mau menemaninya sama sekali. Pada akhirnya, mereka meninggalkan Zeze begitu saja. Zeze berjalan, menuju pohon mangga lebat di samping rumahnya. Zeze bersandar di pohon tersebut, merenungi nasibnya yang berbeda dari yang lainnya.
"Apa calahku? Mengapa mereka semua tidak suka suka sama aku? Aku sedih jika harus ceperti ini!" Zeze terus bertanya kepada dirinya sendiri, apa penyebabnya apa kurangnya dia selama ini, sampai teman-teman kecilnya tidak mau menemani.
Zeze terus-menerus menyendiri, menangis di senderan pohon mangga tersebut. Zeze merindukan ibunya, ayahnya, yang kurang sekali membagi waktu untuknya, yang ada mereka berdua malah selalu berseteru.
*****
"Zeze-line! Cucu kakek tersayang! Di mana kamu, Nak! Kakek bawain sesuatu buat kamu!" Anton berteriak, memanggil nama Zeze, ya panggil saja Zeline dengan sebutan Zeze. Cucu kesayangannya itu. Anton membawa sebuah boneka kucing, yang sangat lucu dan lembut sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG DEPRESI [ END ]
Novela Juvenil"Tolong ceritakan padaku, bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang utuh? Tolong jelaskan padaku, bagaimana rasanya hidup tanpa setitik luka yang menerpa! Aku ingin bahagia seperti mereka! Walau hanya satu kali saja!" Cinta dan Luka sama-sama Zeline...