13|| Luka Karena Goresan Kaca

1.1K 137 50
                                    

"Mengapa luka ini terasa sedikit lega, setelah aku menyakitinya? Kapan aku merasakan bahagia yang begitu nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa luka ini terasa sedikit lega, setelah aku menyakitinya? Kapan aku merasakan bahagia yang begitu nyata. Luka batin terasa begitu menyesakkan dada, semua tidak ada yang percaya, dan aku selalu memendamnya seorang diri saja!"
***

"Sayang, bagaimana keseharian Zeze jika tidak ada Mas di rumah, apakah Zeze baik-baik saja dan tidak pernah membantah?" tanya Bima kepada Karin, ia bertanya apakah Zeze selalu membantah perintah yang diberikan oleh Karin atau malah sebaliknya.

Lo rasain Ze, sebentar lagi lo bakalan kena marah sama bokap. Makanya jangan pernah main-main sama gue, sebentar lagi lo bakalan lenyap, gue yakin itu. batin Lonceng, ia menaruh dendam kepada Zeze, dan Lonceng begitu yakin bahwa segala kekuasaan di rumah ini akan berpihak padanya dan juga ibu tirinya yang bernama Karin itu.

"Zeze takut, pasti sebentar lagi Karin akan berbicara yang tidak-tidak kepada Ayah Bima," gumam Zeze, seketika ia merasakan ketakutan yang begitu luar biasa, ia begitu yakin pasti malam ini akan menerima beberapa bentakan dari Bima.

Karin langsung berjalan ke arah Zeze, mengusap rambut Zeze dengan gaya sok lembutnya, Zeze mulai merasakan ketakutan itu semakin menjadi-jadi hingga pada akhirnya apa yang tidak ia inginka benar-benar terjadi.

"Emm aku sih kalau berbicara selalu jujur ya Mas, tapi rasanya kamu akan bener-bener terkejut mendengar ini semua, aku jadi gimana gitu mau menjelaskannya, hehe," ucap Karin, seraya terkekeh pelan.

Aku terima saja, jika dia berkata yang tidak-tidak, biar Kuasa lah yang membalas segala perbuatannya. batin Zeze pasrah, ia sudah tidak bisa berbuat apa-apalagi selain pasrah, karena Karin memang seperti itu licik, dan selalu merasa paling benar dan paling berkuasa.

"Rasain lo, Ze!" umpat Lonceng.

"Anakmu ini, sering keluar malam!"

Bima mulai terkejut dan tidak menyangka, ia geleng-geleng kepala, mengapa bisa? Seorang Zeze anak yang paling ia sayang bisa membantah segala perintah dari orang-tuannya.

"Dia enggak suka disuruh-suruh, terkadang suka mengahabiskan waktu bersama teman-temannya, dan sering menunda pekerjaan sekolah!"

Perlahan tapi pasti, emosi Bima semakin menjadi-jadi, langsung saja setelah melihat itu semua, rasa takut yang berada di dalam diri Zeze semakin terasa. Zeze tidak berani menjawab, nanti yang ada akan menimbulkan segala sesuatu yang lebih tidak diinginkan sebelumnya.

"Lebih parahnya lagi, dia selalu membantah aku Mas, dia selalu membentak-bentak aku! Dia selalu berkata dengan nada tingginya kepadaku! Apa salahku Mas!? Apa salahku!? Jika setidaknya anakmu tidak menyukaiku coba katakan saja!" Karin berupaya memasang wajah penuh drama, agar Bima percaya akan segala perkataannya.

*****

"Sini kamu! Sini!" Bima langsung menarik lengan Zeze secara paksa, Bima akan mengurung Zeze di dalam kamar, dan tidak diberi izin makan malam untuk hari ini. Bima benar-benar murka, dan tidak menyangka.

RUANG DEPRESI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang