"Serius, ini bodyguardnya banyak banget."
"Positif, kita pasti bisa."
"Tapi gue gak yakin."
"Gila sih perawat di LA gini cakep-cakep banget."
"Haechan!" Ucap Yuta, Seina, dan Jeje barengan.
"Iya elah, canda doang tadi."
Sekarang, Yuta, Haechan, Seina, dan Minjee sedang menjalankan misinya. Yaitu masuk ke kamarnya Hyejin diam diam, karena jika ketahuan oleh bodyguard yang menjaga di depan pintu kamarnya Hyejin pasti tidak boleh.
Benar-benar sebanyak itu bodyguard yang berada di sekeliling ruangan VVIP dimana Hyejin di rawat.
"Ayok mulai deh."
Akhirnya mereka menjalankan misinya, misi yang mengalihkan atensi para bodyguard itu.
Semua kepercayaan ada di Yuta, ya. Dia berpura-pura menjadi bodyguard lain untuk menyuruh bodyguard yang menjaga di sekekelingin Hyejin itu pergi.
"Bro, kata bos Suho kita di suruh pergi dari sini. Katanya istirahat dulu bro," bodyguard itu mincingin matanya curiga, tapi setelah liat kartu pengenal dia cuma ngangguk aja.
"Kasi tau yang lain ya bro." Lagi-lagi bodyguard itu cuma ngangguk saja.
Huh? Semudah itu? Benar-benar seperti orang bodoh yang punya otot besar. Pikir Yuta begitu.
Benar-benar semudah itu untuk membodohi bodyguard suruhan Om dari temannya ini, benar-benar orang sepeti itu hanya mengandalkan otot saja.
Yuta bersuit kecil menyuruh teman-temannya supaya cepet masuk kedalam ruangan, karena semua bodyguard benar benar sudah pergi.
"Gila ya anjir, otot doang gede. Otak pada gada nih." Ucap Haechan sembari masuk kedalam ruangan.
Ruangan serba putih yang ngebuat siapa saja ingin cepat-cepat pulang.
Netranya mereka berempat melihat seorang perempuan yang benar-benar rapuh sedang duduk menatap kearah luar jendela sembari duduk di kursi.
"Hyejin." Ucap Jeje lembut.
Hyejin sontak menoleh, langsung saja mereka memperlihatkan kalung yang mereka kasih dari Suga minggu lalu saat masih berada di Korea.
"Guys, are you here? OMG!" Hyejin langsung berhambur memeluk mereka berempat, tangisan Seina dan Jeje tidak dapat di tahan lagi.
"I Miss you so much!" Ucap Seina dan Minjee barengan, sementara Haechan dan Yuta hanya menangis dalam diam saja.
Mereka ngelapasin pelukannya.
"Why did you guys get here?"
"Anak Bangtan yang ngerencanain ini."
"Gue gak nyangka kalian bakalan kesini, disini juga ada Haechan." Haechan hanya tersenyum menanggapi ucapan Hyejin.
"Bawa gue pergi, gue udah sembuh Na, Je, Tuy, Chan!" Ucap Hyejin memelas.
"Tadi tanpa kalian nunjukin kalung itupun gue udah inget kalian, gue udah bener-bener sembuh. Bang Suho selalu sibuk sampe gue sembuh total aja dia gak tau, dan pada akhirnya gue tetep terus disini nungguin keajaiban Dateng." Hyejin terus menangis karena terharu dan itu ngebuat Seina gak lepas dari pelukannya.
"Iya kita nanti bakalan bawa Lo pergi dari sini." Ucap Seina sembari mengelus pundak Hyejin yang terus bergetar karena menangis.
"Gimana kabar anak Bangtan yang lain? Ayah, bunda, Mamah, Bang Jae, Bang Sehun, Bang kai, Bang Hanbin, Bang Chan, Aera, mereka semua baik-baik aja kan?" Lihat, Kakak tirinya dan Aera yang sering menyakitinya pun masih menanyakan kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Broken Hurt [HIATUS]
Ficção AdolescenteKim Hyejin, gadis elok nan cantik rupawan, gadis dengan marga Kim, sering juga ia di sapa Hyejin. Gadis tinggi bak model yang lahir sebagai anak perusahaan yang sangat terpandang di negara gingseng ini, Korea Selatan. Harta benda, kekayaan, kecant...