𝙼𝚢 𝙲𝚘𝚕𝚍 𝙷𝚞𝚜𝚋𝚊𝚗𝚍 (#𝟷 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓

8. Insiden II

Tinggalkan vote sebelum atau setelah membaca yaaa 🤗
Thank you~~~~

💟 HAPPY READING 💟

••••••••••••••••••••••••••••
My Cold Husband - Insiden II

A wattpad story
by _sidedew
••••••••••••••••••••••••••

✨✨

'prang'

Nampan yang berisi gelas-gelas wine itu sengaja dijatuhkan, dengan cepat pelayanan tersebut mengambil pisau lipat yang memang ia sembunyikan lalu diarahkan kepada Stephanie.

"Awas!!"

"Stephanie!!"

•••}{•••

Stephanie terkejut hingga tersentak ke belakang. Pisau itu pasti akan mengenai perutnya kalau saja..

Steph memutar matanya pada pria yang menangkis pisau dari tangan pelayan itu. Pria yang ia temui di sekolah. Seketika, ingatannya tertuju pada kejadian penembakan. Sebenarnya Steph tidak yakin apakah itu nyata atau hanya mimpi. Tapi sekarang ketika dia kembali bertemu dengan pria yang belum tau siapa namanya, membuatnya ragu bahwa kejadian penembakan di malam hari itu adalah mimpi.

Lantas para pengawalnya pun menahan pelayan itu dan memborgolnya.

"Ada apa ini?!" French dan beberapa keluarganya ikut berdatangan menghampiri keributan. Suasana menjadi gaduh karena insiden ini.

"Aku akan telpon polisi"

"Tidak perlu, French. Biar aku yang tangani" French ragu namun tak ayal menuruti dan mematikan panggilan teleponnya.

Stephanie masih saja mengamati David. Wajahnya seakan tak asing. Sederet kejadian tempo hari bermunculan. Mulai dari dirinya yang menari dengan gila di sebuah club, lalu Steven menyeretnya keluar, ditinggalkan, dan—

"Mr. Casey, saya ingin berbicara dengan putri Anda"

Seakan tersadar dari ingatan yang ia coba paksakan. Tangannya sudah diseret oleh pria yang ia temui di club malam itu.

Meski ragu, Thomas mempersilahkan David membawa Stephanie.

Langkahnya terseok mengikuti langkah lebar sang pria yang terus saja menariknya ke lantai atas.

Ia merasa kesulitan karena mengikuti langkah lebar David menaiki tangga. Cekalannya cukup kuat, ia meringis dan menatap tangan kokoh yang mendekap pergelangan tangannya.

Grace menatap David yang menarik Stephanie. Seulas senyum terukir di wajah tua yang masih terlihat muda.

"Sa-sakit" ringisnya pelan.

Tatapan David yang sudah menggelap, seketika sadar akan sebuah ringisan pelan dari gadis yang ia seret. Hampir saja terkilir kalau tidak segera ia bantu.

Mereka berada di balkon hotel, tetap membiarkan pintu terbuka. Toh, di dalam sana cukup sepi karena semua tamu undangan sudah berkumpul di lantai bawah. David tahu sebentar lagi acara inti akan dimulai yang pasti dengan membereskan kekacauan tadi.