Chapter 33

5.3K 331 43
                                    

Kemah sekolah. Hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Zeva dan banyak murid lainnya. Kemah ini termasuk dalam rangkaian acara perpisahan SMP Star Dream. Kata kakak kelas, kemah perpisahan ini juga kesempatan untuk mengungkapkan perasaan sebelum lulus sekolah. Karena, setelah lulus nanti, belum tentu akan bertemu dan satu sekolah lagi dengan orang yang disukai.

Banyak pasangan baru yang bermunculan karena kemah sekolah ini. Mengungkapkan perasaan di malam api unggun menjadi tradisi dari satu angkatan ke angkatan selanjutnya. Katanya, pasangan yang mengungkapkan perasaan saat kemah akan bertahan selamanya.

Selama setahun terakhir, Zeva menyukai Efan dalam diam. Ia tak berani mengungkapkan perasaannya.

Tapi, sejak beberapa minggu yang lalu, Zeva berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Efan saat malam api unggun. Ia yakin Efan punya perasaan yang sama seperti dirinya. Beberapa kali Zeva memergoki Efan sedang menatapnya dari jauh. Cowok itu juga selalu tersenyum tiap berpapasan dengan Zeva.

Rencana tinggal rencana. Satu hari sebelum malam api unggun, Aura mengatakan sesuatu yang membingungkan.

"Tengah malam nanti, ikut aku ke tepi danau." Aura mengatakan itu pada Zeva setengah berbisik seolah-olah tak mau ada orang lain yang mendengar.

"Kenapa?" tanya Zeva bingung.

"Ini tentang Risa," jawab Aura. Ekspresinya sangat serius sehingga Zeva langsung mengiyakan. Sekarang, Zeva sedikit mengerti kenapa akhir-akhir ini Aura bersikap aneh seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Sejak pembukaan kemah, Aura seperti berusaha mencari waktu agar ia dan Zeva bisa berbicara berdua. Tanpa Risa.

Malamnya, Zeva dan Aura pura-pura tertidur di dalam tenda. Seperti yang telah diperkirakan Aura sebelumnya, tepat tengah malam Risa diam-diam menyelinap keluar dari tenda. Beberapa menit setelah Risa keluar, Zeva dan Aura membuntutinya.

Danau berada agak jauh dari lokasi kemah. Mereka perlu dua puluh lima menit berjalan kaki untuk sampai di sana. Zeva sendiri tak punya ide tentang apa yang sedang terjadi. Ia hanya mengikuti perkataan Aura sekaligus penasaran apa yang akan dilakukan Risa tengah malam begini.

Sesampainya di tepi danau, langkah kaki Risa terhenti. Zeva dan Aura pun ikut berhenti lalu bersembunyi di balik salah satu pohon besar.

Di sana sudah ada seseorang yang menunggu Risa. "Cowok, ya? Risa selama ini nggak pernah cerita tentang siapa yang dia sukai," gumam Zeva.

Zeva dapat memahami situasi dengan cepat. Ia tahu Risa akan mengungkapkan perasaan pada cowok itu. Mereka mungkin sudah janjian di siang hari. Sepertinya, Risa memilih waktu tengah malam dan tempat yang sepi karena malu.

"Ada sesuatu yang mau kukatakan," suara Risa terdengar nyaring. Tuh, kan, Risa pasti akan mengungkapkan perasaannya.

"Bilang saja,"

Tunggu! Suara itu....

Risa kembali bersuara. "Sebenarnya, aku...."

Zeva tak tahan lagi. Ia tak mau hanya menunggu dan mendengar pernyataan yang akan menyakiti dirinya.

"DASAR PENGKHIANAT!" teriak Zeva. Ia sudah keluar dari tempat persembunyiannya di balik pohon. Aura sendiri kaget saat sadar Zeva sudah mendekati dua sejoli itu. "SELAMA INI, AKU MENGANGGAPMU SAHABAT TERBAIKKU! TAPI, APA YANG KAMU LAKUKAN? KAMU BERUSAHA MENGUNGKAPKAN PERASAAN KEPADA ORANG YANG KUSUKAI SEJAK LAMA?!"

Saking marahnya, Zeva tak sempat lagi memperhatikan semburat merah yang muncul di wajah Efan. Ya, benar, cowok yang ada di hadapan Risa tak lain adalah Efan.

"Zeva, dengerin dulu penjelasanku!" Risa berusaha memegang tangan Zeva, tapi Zeva langsung menghempasnya kasar.

"Nggak perlu," kata Zeva dengan penuh kemarahan. Ia sekarang mengerti kenapa Risa memilih mengungkapkan perasaan sehari sebelum malam api unggun. Risa sudah tahu Zeva akan mengungkapkan perasaannya pada malam api unggun jadi gadis licik itu berencana maju lebih dulu.

Melihat anting-anting mawar hitam di telinga kiri Risa, Zeva merasa agak sedih. Ia memakai anting-anting yang sama di telinga kanannya. Sahabat yang paling ia sayangi itu ternyata mengkhianati dirinya.

Rasanya, Zeva tak sanggup menatap wajah Risa lagi. Ia pun sedikit menunduk, menatap sweater bergambar mawar hitam yang sedang dipakai Risa.

Tiba-tiba Zeva teringat sesuatu. Selama ini, Risa selalu terlihat muram tiap Zeva tersenyum atau berpapasan dengan Efan. Kenapa Zeva tak peka dengan perubahan sikap Risa itu? Ia hanya menganggap kebetulan saja Risa sedang badmood saat itu.

"Zev, aku..."

Zeva berbalik. Ia muak dengan Risa. Ia tak mau mendengarkan apa-apa dari Risa dan tak mau melihat wajah Risa.

Karena Risa terus memaksa bicara dengannya, Zeva berlari sekencang mungkin ke sembarang arah. Sebenarnya, Zeva tak pernah bisa berlari lebih kencang dari Risa. Risa itu atlet taekwondo yang fisiknya sangat kuat. Dalam olahraga, Risa selalu lebih unggul dari Zeva. Termasuk, lari. Tapi, kali ini, Zeva berusaha agar dirinya lebih unggul.

Setelah lima belas menit berlari sekencang mungkin, Zeva tak mendengar lagi ada suara langkah kaki di belakangnya. Saat itu, Zeva berpikir Risa hanya lelah mengejarnya atau kehilangan arah. Ia sama sekali tak menyangka Risa tergelincir jatuh dari tebing. Gadis berkulit putih pucat itu meninggal karena mengejar Zeva.

Zeva lah penyebab kematian Risa. Ia telah membunuh Risa, secara tak langsung.

***

Brukkkk

"Aduh!" Zeva mengaduh kesakitan. Ia tersandung lalu tubuhnya menghantam aspal.

Apa? Aspal?

Zeva melihat sekelilingnya. Ia berada di jalan besar yang berada tak jauh dari rumahnya. Kakinya terkilir sehingga ia kesulitan untuk berdiri.

Hal terakhir yang Zeva lakukan adalah minum air putih dan berbaring di kasurnya. Tapi, kenapa tiba-tiba ia sudah ada di tengah jalan? Pintu rumah sudah dikunci semua dan kuncinya diletakkan di tempat yang sulit dijangkau. Saat penyakit sleepwalking-nya kambuh, ia tak mungkin bisa menemukan kunci itu. Paling, ia hanya berjalan tak tentu arah di dalam rumah.

Apa si Misterius yang membawaku ke sini? Tapi, bagaimana bisa?

Di tengah kebingungan, sebuah mobil berwarna hitam melesat cepat ke arah Zeva. Zeva kaget bukan main. Jantungnya serasa berhenti berdetak.

Hal terakhir yang Zeva lihat adalah sorot lampu mobil itu yang sangat menyilaukan.

***

Dark Secret [Akan Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang