Pagi ini anak Olimpiade sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke tempat perlombaan.
Guru pembimbing sedang memberikan semangat untuk para murid nya yang akan berjuang.
Kata-kata dari Sang Guru seperti angin yang hanya berhembus melewati Nako.
Gadis itu termenung entah memikirkan apa hingga Doyoung yang tadi nya tidak ingin menggangu mulai mengumpulkan keberanian menegur nya.
Doyoung mencolek lengan gadis di samping nya."Kak Nako." Tidak ada jawab.
"Kak Nakooooo." Doyoung mengguncang bahu Nako sampai gadis itu oleng hampir terjatuh.
Nako mengerjap kan mata nya menatap kesal Doyoung."Apa sih! Kok dorong-dorong."
"Abis dari tadi diem terus, Doyoung takut Kak Nako kesurupan tahu."Jawab Doyoung sama kesal nya.
Nako menarik nafas nya dalam. "Maaf yah Doyoung, Aku cuma lagi pengen diem doang kok hehe." Doyoung hanya menganggukkan kepala sebagai jawab.
"Oh? Doyoung masih marah? Maaf~" Bujuk Nako dengan wajah yang di buat menggemaskan.
Tingkah Nako membuat bibir Doyoung berkedut, mana bisa sih marah lama-lama kalo sama Nako.
"A-apa sih Kak." Doyoung mengalihkan pandangan nya.
"Maaf? Maafin yah~ Pleaseieee."
Doyoung akhirnya tertawa mulai menutup wajah nya dengan dua tangan. "Aaahh! Kak Nako jangan gitu."
Nako pun ikut tertawa."Kenapa? Padahal kalo sama Hitomi atau temen lain nya, mereka langsung gemes."
Dalam Hati Doyoung berteriak.IYA EMANG GEMES.
"Baik anak-anak ayo masuk bus nya, yang teratur yah." Interupsi dari sang guru langsung di jalan, mereka mulai baris dan duduk di bus.
Nako mulai gelisah saat mesin bus menyala, keringat nya mulai menumpuk di pelipisnya.
Nako mencoba memejamkan mata nya membuang semua pikiran menyeramkan.
Doyoung yang tadi nya duduk di sebrang Nako akhirnya meminta bertukar posisi dengan orang di samping Nako.
Doyoung menggenggam tangan Nako membuat mata Nako langsung terbuka melihat tangan nya sudah terkait tangan besar.
"Kak Nako kenapa?" Tanya Doyoung membuat Nako mengalihkan pandangan nya ke luar jendela.
"Cuma, gugup."
Doyoung merubah posisi duduk nya menghadap ke arah Nako. "Kak, menang kalah itu kan biasa.Usaha tidak akan pernah menghianati hasil.Aku yakin kok semua kerja keras kita selama ini bakal berbuah manis."
Nako menoleh ke kiri kemudian tertawa. "Bukan soal itu yang Aku takutin."
"Eh? Bukan itu terus?"
"Masih ingat engga? Berita tentang pemenang lomba matematika yang kecelakaan."
Dagu Doyoung terjatuh mendengar perkataan dari Nako.Tentu saja cerita itu dulu sangat ramai di berita, Doyoung tidak mengira jika lawan nya dulu di perlombaan matematika adalah gadis di samping nya.
"Iya Kak, terus?"
Nako kemudian menggeleng kan tidak melanjutkan perkataan nya sampai bus yang mengantar mereka ketempat perlombaan sampai ke tujuan.
"Kak Nako." Panggil Doyoung meraih pergelangan tangan Nako.
Nako berjengit kesakitan karena Doyoung sedikit menekan pergelangan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME TO ME [COMPLETE]
FanfictionTak peduli kata orang, Aku akan menghapus semua nya agar kau dapat bersinar-2020