16

145 32 17
                                    

Setiap hari Nako harus mengurus Olimpiade, pelajaran di kelas pun jadi teralihkan ke Olimpiade pokok nya di otak Nako sekarang tuh Olimpiade.

Nako tipe orang yang kalo di kasih harap tentang sesuatu Dia bakal lakuin yang terbaik.

Siang ini Nako masih duduk disalah satu meja perpustakaan Nako melepaskan kacamata kemudian menggeleng kan kepala nya.

Ternyata makin lama natepin rumus sama teori bikin kepala Nako pusing.

Nako menarik nafas nya dalam kemudian menghembuskan pelan mencoba menahan rasa sakit di kepala nya.

Nako akhirnya menyandarkan punggung nya di kursi menatap langit-langit perpustakaan.

Mata Nako membulat ketika yang di lihat nya sekarang bukan atap perpustakaan melainkan wajah tersenyum,

Mata Nako membulat ketika yang di lihat nya sekarang bukan atap perpustakaan melainkan wajah tersenyum,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nako mulai membenarkan duduk nya kemudian berdehem. "Ada apa?"

Mashiho meletakkan susu dan roti di meja Nako kemudian mengusap kepala Nako sebelum Dia pergi.

Tentu perlakuan seperti membuat kejutan bagi Nako, tubuh nya membeku menatap kepergian cowok itu.

Kemudian sudut bibir nya terangkat ke atas. "Makasih Mashiho." Nako dengan senang hati memakan roti pemberian Mashiho.

Saat Dia sedang menikmati makan siang nya tiba-tiba ada beberapa orang yang berdiri di depan meja nya.

Nako sedikit mengadah menatap siswi yang lebih tinggi dari nya.

"Lu Nako kan?"

Nako mengangguk kan kepala nya setelah itu banyak tawa yang terdengar dari siswa itu.

Nako terdiam bingung kenapa orang-orang di hadapan nya tertawa apa ada yang salah di wajah Nako?

"Lu cewe yang di jadiin taruhan?"

"Prft! Hahaha."

Semuanya kembali tertawa baru kali ini Nako mendengar tawa yang begitu menyakitkan.

"Maaf? Tapi ada apa yah Taruhan? Boleh Saya tahu masalah nya?"

Salah satu dari mereka menunjukkan sesuatu membuat mata Nako membulat menatap tidak percaya apa yang Dia lihat saat ini dada Nako mulai sesak nafas nya terasa sulit.

Siswi itu langsung menarik kembali ponsel nya kemudian menatap remeh ke arah Nako.

"Duh sakit yah di jadiin taruah satu sekolah."

"Oh iya Gue harap sih Lu jangan kegatelan, engga pantes."

"Jalang banget."

"Jijik banget engga sih ke sana sini Oke aja."

"Ahahaha."

Setelah berbagai umpatan yang di berikan ke Nako bahkan gadis itu saja tidak ingat.

COME TO ME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang