Bab 7 Ali?!

1.5K 101 79
                                    

Ali di bawa untuk diintrogasi oleh pihak berwajib. Kepala sekolah yang melaporkannya. Hanya karena dia punya kuasa, dia bisa melaporkan ini dan itu. Dengan ocehannya dan jurus memfitnahnya, dia mampu memojokkan orang lain.

Sebenarnya Ali juga memiliki kemampuan yang sama. Memojokkan orang lain, membuat mereka 'skakmat' dan ingin menarik kembali ucapannya. Tapi ia memilih diam, tak berucap.

"Ra. Rasanya aku ingin menyetrum kepala sekolah!" Seli berkata kesal. "Tukang korupsi, Si Pengadu, lelaki hidung belang, juga sok bijak."

"Benar. Aku bahkan tidak sengaja melihatnya sedang berciuman dengan Guru Biologi kita." Raib bergidik kegelian membayangkannya. Bukan Pak Gun ya, Guru Biologi yang lainnya.

Saat itu, ia bersama Ali sedang melewati gudang—Seli sedang tidak masuk saat itu. Tidak sengaja melihat kepala sekolah sedang sangat menjijikkan. Raib sempat melihatnya, sebelum Ali menutup matanya. Sementara Ali tetap menonton.

"Astaga, benarkah?" tanya Seli, Raib mengangguk. "Ngomong-ngomong bagaimana rasanya berciuman ya?"

"SELI-!" teriak Raib kencang, Seli terkikik. "Aku tak pernah membayangkan sahabatku mesum sekali."

"Aku suka melihatnya di Drama Korea, sangat banyak adegan seperti itu." Seli menjelaskan, Raib memutar bola matanya jengah. Kalau Ali yang mesum tak masalah. Tapi kalau Seli?

***

Bulan bersinar dengan terangnya. Batozar, Seli, dan Raib sedang melakukan pencarian gerbang Klan Nebula. Klan yang sangat menyebalkan, orang-orangnya juga.
Suka bermain secara sembunyi-sembunyi.

Tapi strategi tetaplah strategi. Untunglah satu persatu sudah tertebak  Membuat mereka bangga, karena akan segera menemukan Miss Selena.

“Maaasteeer B-Batoozaaar?” panggil Seli panjang. Batozar tersenyum terpaksa, kemudian berkata. “Khe-na-pa?” ucapnya, alay.

“Aku sedikit lelah, bolehkan istirahat sebentar? Pleasee.” ucap Seli memohon. Raib ikut mengangguk.

Batozar menghela nafas panjang. Ada juga kerugian membawa dua remaja perempuan ini, sangat mudah lelah. Memang, di setiap keuntungan pasti ada setitik kerugian.

“Baiklah, dua puluh menit saja! Kalau terlalu lama, kita bisa kehilangan banyak waktu.” Batozar berkata.

Seli dan Raib sangat bersemangat. Kemudian duduk di tanah sambil meluruskan kakinya. Sejak tadi kakinya sudah terasa sangat pegal.

Batozar akhirnya juga ikut duduk. Kemudian meminta air kelapa yang di bawa di ransel milik Raib. Ransel tersebut sangatlah berguna, bisa menyimpan banyak. Kapasitasnya tak terhingga.

“Baiklah, aku akan sedikit bercerita. Kalian mau mendengarkan cerita kesalahan orang tua?” ucap Batozar. Raib dan Seli mengangguk, sangat suka mendengarkan cerita Batozar. “Aku tidak memulainya dengan pada zaman dahulu, karena ini cerita sekarang.”

Ini cerita seorang pemuda genius, terlahir dari keluarga kaya raya, berwajah tampan, sifatnya dermawan dan yang paling penting memiliki kekuatan. Ia merahasiakannya. Terlihat sangat sempurna di mata masyarakat, ia juga cukup famous.” ucapnya. Seli sangat senang dengan adanya kata 'tampan'.

Raib berpikir. Bukannya ini cerita orang tua? Kenapa di awali dengan pemuda? Baiklah, dengarkan saja dulu sekarang. Cerita Batozar memang aneh, tapi selalu mengandung nasehat.

Pemuda ini sama sekali tidak pernah terlibat masalah. Orang tuanya sangat menyayanginya, selalu ada untuknya. Ia dikenal menjadi 'Good boy'. Namun, suatu hari, orang tuanya mulai berubah. Mereka di kejar dengan kesibukan mereka masing-masing. Kata ada berubah menjadi tiada.” Batozar berhenti sejenak.

Lumpu My Version (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang