Bab 35 Pertarungan menuju akhir

742 53 55
                                    

HAPPY READING GUYS!

LEBIH BAIK VOTE DULU, AWAS TYPO!

BISA KASIH ADEGAN ROMANTIS, GAK?

***

Peralihan cahaya sedikit membuat mata Raib perih. Dia mengadah, semuanya benar-benar terang sekarang. Di sampingnya berdiri Ali dan Seli, yang tampak masih mengerjap kesakitan dengan peralihan cahaya yang terlalu cepat. Satu menit setelahnya, mereka mulai berjalan mendekati pusaran kehijauan.

“Siap kembali, semua?” ucap Raib. Semuanya mengangguk.

Mereka melangkahkan kaki mereka pelan ke dalam pusaran kehijauan tersebut, sudah lama tak menginjakkan kaki di sana. Rasanya asing dan aneh ketika menginjakkan kaki di benda kenyal itu. Portal ini terbuka dari Klan Nebula, tapi tertutup rapat di Klan Bulan. Jadi, hanya bisa dimasuki oleh seseorang di Klan Nebula.

Blobb!

Tubuh mereka tiba-tiba tertarik ke pusat lubang, butuh persiapan extra untuk itu. Mereka terhentak secara bersamaan keluar dari sana. Lama sudah tak menginjakkan kaki di Klan Bulan, matahari bersinar cukup terik. Raib kembali membuka Buku Kehidupan, membuat portal menuju Perpustakaan Central.

Putri, berhati-hatilah dengan apa yang tak pernah musnah dan berakhir di dunia ini, kecuali mereka yang memusnahkan dan mengakhiri. Apa yang dipancing akan melonjak dan berapi-api, mereka tahu itu hanya demi kekuasaan dan sebetulnya salah. Mereka tetap melakukannya untuk satu kata, 'takluk'.” Buku Kehidupan menggumamkan sesuatu yang terdengar tak biasa.

“Kenapa, Ra?” Seli mengintip di sebelahnya.

Buku Kehidupan itu menggumamkan kalimat yang sama, Ali mulai tertarik dengan kalimat-kalimatnya. Cukup mengusik ketenangan, padahal kalimat itu hanya dibisikkan. Bahkan suara jangkrik untuk pertama kalinya kalah. Dia mulai berpikir untuk menyimpulkan, sebelum akhirnya berbicara.

“Peperangan dan permusuhan tak akan pernah musnah kalau bukan mereka sendiri yang memusnahkannya. Ketika kemarahan dipancing, permusuhan akan melonjak drastis. Dalam peperangan yang ditaklukkan harus menyerah, yang menang memiliki kekuasaan.” Ali membuat Seli dan Raib takjub.

Tepat, 40 second dari sekarang untuk yang pertama, kuharap tak akan meneteskan banyak darah.” Dengan hal itu, cahaya abadi Buku Kehidupan redup—tak untuk selamanya. Namun, cukup membuat mereka aneh dengan tingkah lakunya.

“Kita harus bergegas, Ra!” Seli kepanikan.

“Sepertinya itu ramalan, Buku Kehidupan tak akan pernah berbohong, kan?” Ali mengguncang Raib yang melamun.

Raib terpaku pada Buku Kehidupan yang cahayanya redup, dia mencoba memberikan sentuhan untuk membuka portal. Buku Kehidupan tak merespon, panik setengah mati dia membukanya dengan sedikit kasar. Masih tidak terjadi apapun, dia menghela napas berat.

“Bisa, Ra?” tanya Seli, Raib menggeleng. “B-bagaimana sekarang, aduhh!”

“Tenang Sel.” Raib mengelus punggungnya.

“Sepertinya kita harus menggunakan cara manual, Ra!” Ali berkata, Raib pun menurunkan buku itu. “Ayo bergega—.”

Perkataan mereka terpotong oleh sorakan beberapa orang, juga lesatan dan langkah berhentak dan berirama besar. Tepat 40 detik saat Buku Kehidupan mengatakannya (dihitung oleh Ali), berdiri Fala-Tara-Tana IV berjejer bersama pasukan-pasukannya yang tertawa penuh kemenangan.

“Kita sekarang bagaimana?” Seli panik setengah mati. “Aku-kita harus bertarung? Dengan, eh mereka semua terlatih, Ra, Sel!”

“Jangan takut, Sel. Kita pernah menang beberapa kali dengan orang yang jumlahnya banyak dan terlatih. Semoga kita bisa menyelinap keluar.”

Lumpu My Version (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang