Bab 25 Kematian

823 65 15
                                    

HALO GUYS, WELCOME BACK TO MY STORY. DI MINGGU INI, ADA YANG RINDU DENGAN CERITA INI NGGAK?

UNTUK MENEMANI KALIAN, AKU UPDATE BAB BERJUDUL “KEMATIAN”. WUIHH, NGERI HUHU SIAPA YANG BAKAL MATI? ASTAGA, KALAU ALI GIMANA?

BAB INI KEKNYA AKU BUAT SEDIKIT GAK SERU SIH. ANEH AJA GITU, TAPI TETAP PUNYA MISTERI YANG AKU PUN BELUM TAU GIMANA KELANJUTANNYA.

LALU, APAKAH KAMU SIAP MEMBACANYA?

SEBELUM ITU TINGGALKAN JEJAK VOTE DULU WOI! KEMUDIAN TULIS AKUN KALIAN YANG MAU DIFOLLBACK (AUTHOR SUKA LUPA) DISINI, SEKALIAN ABSEN!

KALAU MALU, DM-AJA YE. KALAU GK DM, ENGGA FOLLBACK BUND! TAPI BOONG, BIAR DM-NYA RAME AJA GITU, HIKS!   

▄︻̷̿┻̿═━一 ♥

CERITA INI GAK SERU BANGET POKOKNYA. AKU KEKURANGAN IDE :V. NGGAK SIH

BTW, THANKS BUAT 6K-NYA!

***

Suasana di ruangan utama sangat lenggang. Tidak ada suara apapun, bahkan tiupan angin dan tetesan air sepertinya enggan. Orang-orang di dalam memilih untuk diam, tidak mau cari perkara. Tetap berdiri tegap untuk menunggu keputusan.

Delapan orang sebagai perwakilan duduk bersimpuh di depan singasananya. Mereka tunduk, patuh kepada Lumpu ... siap menerima hukuman akibat ketidak becusan mereka.

Lumpu menghunuskan tatapan tajam. Hampir saja tahanan yang bisa merusak seluruh skenarionya terbebas karena kecerobohan mereka. Sungguh, Lumpu ingin sekali menghukum mereka satu persatu.

Namun, sayang sekali jika dia kehilangan 8 pasukan. Dalam pertarungan, jumlah pasukan sangat memengaruhi kemenangan. Jadi, kalau seperti ini ... harus dipikir masak-masak sebelum dilakukan. Agar nasi tak pernah menjadi bubur.

“Tuan?” panggil seseorang.

Lumpu menoleh, menatapnya tajam. Dia menaik-naikkan alisnya. Sosok yang ditatap menengguk ludahnya.

“Eh—anu, aku ... kita semua hanya ingin duduk. Maksudku bolehkah?” Pria itu sedikit takut.

Lumpu menggeleng tegas. Disambut desahan kecewa dari pasukan Lumpu yang sudah lelah karena berdiri berjam-jam. Yang salah, 'kan cuma 8 orang ... kenapa pula mereka harus ikut dievaluasi?

“Tidak. Bertahanlah sebentar, aku akan memutuskannya sebentar lagi.” Lumpu berkata. “Sekalian untuk latihan juga. Jika berdiri berjam-jam di sini saja tak sanggup, maka saat di alam liar nasib kalian bagaimana?”

“Siap, laksanakan!” teriak semuanya secara bersamaan.

Setengah jam berlalu, tetap tidak ada perubahan sama sekali. Lumpu masih tetap diam sambil memikirkan apa yang harus dia perbuat dengan orang-orang tadi.

Hingga pada akhirnya, Lumpu memutuskannya sekarang. Dia segera berdiri, lantas menyerukannya dengan lantang.

“Baiklah ... kalian semua boleh keluar! Tanpa terkecuali siapapun.” Lumpu berkata. “Segera tinggalkan tempat ini!”

“Siap, laksanakan!” Mereka berdecak kecewa. Tahu begitu, tidak usah menunggu.

***

“Uhh. Makanannya tak sesuai ekspektasi.” Seli mengeluh.

Raib mengeluhkan hal yang sama. Asam, pahit, asin bercampur jadi satu. Bentuknya juga seperti bubur cair, dengan warna hijau. Entah apa bahan utamanya, ingin Raib muntahkan kembali.

“Makan saja, Ra. Daripada sakit perut,” ujar Miss Selena. Sepertinya dia terbiasa. “Tapi, sepertinya ini lebih membuat kalian sakit perut.”

Lumpu My Version (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang