Sarah berjalan sembari memijat pangkal hidungnya. Ia baru saja pulang setelah lembur. Ucapan Devan siang tadi nyatanya benar-benar bukan hanya candaan. Sarah lembur hingga jam sepuluh malam. Dan sekarang, barulah wanita itu sampai di rumahnya.
Tok
Tok
Tok
"Bu," panggil Sarah mengetuk pintu rumahnya. "Ibu bukain pintu."
Baru saja tangannya hendak mengetuk lagi, pintu rumahnya terbuka menampakan seorang pria sembari menguap.
"Baru pulang lo?" tanyanya.
"Kalo udah tau jawabannya ga usah tanya."
"Yaelah basa basi doang… udah sukur gue bukain pintu."
"Ibu sama Ayah udah tidur?"
"Udah."
Sarah lalu duduk, kemudian, melepaskan stoking yang seharian ini sudah bertengger di kakinya. Pria yang tadi membuka pintu untuknya pun ikut duduk disana.
"Dek."
"Heh tumben?"
"Kalo lo capek kerja udah nikah aja, masalah biaya ga usah lo pikirin biar gue yang tanggung."
Sarah memicingkan matanya mendengar penuturan abangnya itu. Jarang sekali abangnya itu menunjukkan perhatian padanya.
"Kenapa dah? Kalo lu mau nikah yaudah nikah aja kali bang gak usah nunggu gue nikah dulu."
Satria diam sebentar. "Iya juga sih, masalahnya lo kan jones, jadi kalo gue nunggu lo dulu, bisa-bisa temen anak gue nanti ngira gue kakeknya lagi bukan bapaknya."
"Nah iya! Sono nikah, gue penasaran siapa yang mau sama Lo?"
"SEMPRUL!"
-
Keesokan paginya. Di sebuah ruang makan, nampak Sarah dan keluarganya sedang menikmati sarapan mereka.
"Sarah." Panggil sang Ayah.
"Iya Yah kenapa?" tanya Sarah.
"Semalam lembur lagi?"
"Iya."
Ayah lalu memandang ke arah Ibu Sarah. "Kamu ga mau pindah kerja aja? Ibu aja capek liat kamu lembur terus."
"Nanti Sarah juga bakalan berhenti kerja kok Bu, tapi, ya nunggu tabungan Sarah banyak dulu."
"Mau sampe kapan? Orang itu ga akan pernah puas sama yang ia punya. Kalo suatu saat uang kamu sudah banyak, kamu pasti mikir buat memperbanyak uang kamu lagi, iya kan? Bersyukur, jangan muluk-muluk." Kata Ayah lagi.
"24 jam waktu kamu itu isinya cuma kerja terus. Dirumah kalo tidur malam doang, weekend juga kadang masih kerja, jarang liburan, kamu mikirin diri sendiri gak sih?" Timpal Ibu
"Jadi Ayah sama ibu maunya apa?" tanya Sarah sambil memakan telur rebus miliknya.
"Kamu nikah."
Sarah membulatkan matanya lebar. Sedangkan Satria terlihat sedang menatapnya mengejek. Sebenarnya dialah orang yang mengompori orang tuanya agar segera menikahkan Sarah, adiknya itu.
"Sarah pasti nikah kok, Ayah sama Ibu tenang aja, tapi kalo sekarang Sarah masih pengen bebas."
"Apa jaminan nya kalo kamu mau nikah? Pacar aja kamu ga punya."
"Ya Allah bu. Santai. Jangan ngebet gitu."
"Gini aja, kamu nikah sama pilihan dari Ayah sama Ibu."
"Dijodohin maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE BOSS
RandomSarah Adinda. Adalah seorang sekretaris, ralat budak korporat dari seorang laki-laki bernama Devan. Mendadak dituduh selingkuh saat pergi kencan buta oleh bossnya sendiri. Padahal keduanya sedang tidak terlibat hubungan apapun. Saat kencan buta mi...