14. TDQ (Penculikan 2)🔪

905 74 0
                                    


>>Happy Reading<<

__________________________________________



Sore hari, tampak pria yang baru saja keluar dari pusat perbelanjaan. Membawa sebuah totbag  yang entah apa isinya.

Berjalan menuju parkiran, menaiki mobil mewah yang pria itu kendarai. Lalu melajukannya keluar dari parkiran.

Di lain mobil, gadis dengan tudung hitam itu membuntuti mobil si pria yang baru saja keluar dari area parkiran. Mobil gadis itu berjalan mengikuti mobil si pria yang mewah.

Pria itu tak menyadari bahwa dirinya tengah diikuti. Sedangkan si gadis tersenyum lebar saat melihat mobil yang dikendarai si pria memasuki jalan sepi.

Untuk melancarkan aksinya, si gadis menancap gas hingga menyelip mobil si pria lalu mengerem mendadak hingga mobil si pria pun ikutan mengerem.

Terlihat wajah si pria yang mengeluarkan ekspresi marah. Ia turun dari mobil mewahnya, berjalan menghampiri mobil si gadis.

Tak tahu bahwa nyawanya akan terancam jika mendekati mobil si gadis, pria itu mengetuk-ngetuk jendela mobil si gadis.

"Keluar!" perintah si pria.

Turun dari mobilnya, tersenyum miring saat melihat si pria itu marah. Si gadis menghampiri si pria dengan wajah tanpa dosanya.

"Ada apa ya, Paman?" tanya gadis itu dengan tampang sok polos.

"Kenapa kamu menghadang mobil saya? Mau jadi jagoan kamu?!" bentak pria itu.

Bentakan itu tak membuat si gadis takut maupun merasa bersalah. Bahkan ia membalas dengan smirk. Dengan tangan yang masuk ke dalam kantung hoodie, dan tudungnya menutupi sedikit matanya, membuat kesan bahwa si gadis ini misterius.

"Aku cuman mau main sama Paman ....," Gadis itu sedikit mendongak dengan senyum misteriusnya, "Boleh, kan?"

Menatap bingung dengan gadis di hadapannya, si pria mengernyit. Lalu wajahnya berubah menjadi ekspresi jengah. "Saya ada urusan! Di mana orang tuamu? Kenapa orang tuamu memberi izin bocah seperti kamu mengendarai mobil?"

Seketika wajah si gadis berubah menjadi datar. Si pria tak peduli. Ia membalikkan badannya hendak menuju mobil mewahnya. Saat akan membuka pintu mobil, si pria menoleh. Menatap si gadis yang hanya diam berdiri di tempat.

"Pulang sana! Orang tuamu pasti khawatir," kata si pria itu.

Saat kaki si pria hendak masuk ke dalam mobilnya, benda kecil namun tajam menusuk dilehernya. Sebuah suntikan dengan cairan berupa obat bius.

Suntikan itu terlepas dari lehernya. Si pria melihat siapa pelaku yang sudah menyuntiknya. Satu gadis lagi dengan tudung putih dan lebih tinggi dari si gadis bertudung hitam.

Tangan si pria itu memegang area lehernya yang terkena suntikan. Pria itu menatap marah pada si gadis bertudung putih. "Apa yang kau lakukan?!"

Menyingkap tudungnya yang menutupi setengah wajah, gadis itu tersenyum miring dengan mata menatap si pria. Entah dari mana dan kapan kedatangan gadis itu. Suara mobilnya pun tak terdengar.

Tersentak saat melihat wajah si gadis, pria itu menatap nyalang. "Kau–"

"Ya, ini aku, Pak. Kau pasti mengingat ku," sela gadis itu.

"Untuk apa kau melakukan ini pada saya, hah?!"

Gadis itu terkekeh dengan ekspresi marah si pria. "Apa kau tadi tidak mendengar permintaan adikku? Dia ingin bermain denganmu, Pak."

"Kurang ajar!" desis pria itu. Tak lama pandangannya memburam. Lima detik kemudian, tubuh si pria ambruk.

Gadis itu hanya menatap datar tanpa ingin menolong si pria yang terjatuh pingsan. Gadis bertudung hitam yang dari tadi menyimak, kini menghampiri gadis bertudung putih.

"Kau ini lambat sekali!" celetuk si gadis bertudung hitam.

"Yang penting aku tidak terlambat," balas si gadis bertudung putih.

Gadis bertudung hitam itu nampak mengembuskan napas. "Kau saja yang angkat dia. Aku lelah."

Menatap nyalang, gadis bertudung putih itu mendengus. "Jangan banyak alasan! Cepat, bantu aku!"

"Ck! Kau ini!"

Setelah perdebatan kecil itu selesai, akhirnya kedua gadis itu mengangkat tubuh si pria lalu memasukkannya ke dalam mobil si gadis bertudung hitam.

Selesai dengan urusan si pria, gadis bertudung putih itu hendak menuju mobilnya. Namun, di cegah oleh si gadis bertudung hitam.

"Mau ke mana lagi? Bukannya bantu aku mengurus si tua ini, kau malah pergi seenaknya!"

"Aku ada urusan lain."

"Apa urusanmu? Bertemu dengan laki-laki itu?"

"Lebih penting dari itu. Ini menyangkut target yang ku incar. Jadi, diam lah! Kau tak perlu ikut campur dengan urusan ini!"

"Alasan!"

Tak peduli dengan lawan bicaranya, gadis bertudung putih itu menaiki mobilnya. Meninggalkan gadis bertudung hitam yang tengah mendumel kesal.



__________________________________________

TBC

TDQ up🙌🏻

Gimana penilaian untuk part ini?
Makin gaje ya wkwk
Maklum, masih belajar juga si wkwk

Penasaran sama gadis bertudung hitam dan gadis bertudung putih?

Siapa kira-kira mereka?

Tunggu part selanjutnya
Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa tekan bintang di bagian bawah ya
Coment sebanyak-banyaknya 🌻

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang