22. TDQ (Tanda Tanya) 🔪

786 71 2
                                    


>>Happy Reading<<

__________________________________________





Mobil mewah Lamborghini Revento terparkir pas di depan kantor yang bertuliskan P.T GRAHAM. Pria berjas hitam keluar dari mobil mewah itu. Dengan gaya gagahnya ia masuk ke kantor miliknya.

Tak luput dari pandangan pegawai lainnya, Aldo Alexander Graham—pemilik perusahaan di bidang arsitektur dan mempunyai dua hotel bintang lima, di sambut ramah di sana. Tentu saja Aldo menyapa balik dengan ramah.

Seorang CEO yang baru pulang dari Amerika mengurus bisnis lain di sana, Aldo sangat lega bisa mengurus bisnisnya lagi di sini—Indonesia. Aldo berjalan masuk lift. Sampai lift itu berhenti di depan ruangan miliknya.

Menekan tombol yang ada di pintu ruangannya, Aldo memang mengunci pintu ruangannya memakai kata sandi. Setelah terbuka, pria berjas itu masuk. Bukan duduk di bangku kebesarannya, melainkan masuk lagi ke ruangan rahasia. Hanya Aldo yang tahu. Mungkin Raffi juga tahu karena anak itu pernah masuk untuk mengambil sesuatu.

Pintu ruangan itu di tutupi oleh foto besar. Jadi tak ada yang bisa melihat. Aldo menyingkirkan foto itu ke pinggir. Ia membuka pintu itu lalu melangkah masuk.

Ruangan yang minim cahaya, berdebu, dan banyak barang-barang  yang mulai di kerubungi oleh sarang laba-laba. Saat langkahnya terhenti pada sebuah foto besar dengan pria berjas hitam tersenyum lebar, Aldo hanya menatap datar. Ia singkirkan foto itu dan ... ada pintu lain ternyata. Mungkin ada ruangan rahasia lainnya lagi. Berapa banyak Aldo mempunyai ruangan rahasia?

Karena pintu itu di kunci oleh gembok, tangan Aldo merogoh jasnya. Mengambil kunci lalu membuka gembok yang ada di pintu itu. Sudah terbuka, ia pun masuk.

Menelisik kanan kiri, Aldo dapat melihat seseorang di sana. Seseorang yang selama ini ia sekap entah karena apa. Aldo berjalan mendekati orang itu. Orang yang diikat dengan tali juga mulut yang di bekap oleh lakban hitam.

Aldo berjongkok dengan tatapan tajam menatap orang yang terikat itu. Tangannya meraih lakban yang ada di mulut orang itu lalu melepasnya dengan kasar.

"Hallo ... apa kabar, Mr?"

Pria tak di kenal itu menatap sinis. "Di mana Alvin?"

Pertanyaan itu mengundang tawaan Aldo. "Apa? Alvin? Dia baik-baik saja. Bahkan jauh lebih baik. Kau merindukannya?"

"Lepaskan dia! Biarkan dia kembali pada ibunya!" desis pria itu.

Aldo berdiri. Menundukkan kepala menatap si pria. "Bagaimana kalau aku tidak mau?"

"Ku bilang kembalikan pada ibunya, Aldo!"

"Aku tidak mau sebelum ia berusia genap dua puluh lima tahun." Aldo membelakangi pria itu. Dengan senyum smirk ia berkata, "Ya asal kau mau menandatangani perjanjian kontrak perusahaan ritel multinasional di Amerika, anakmu akan ku bebaskan. Termasuk kau."

"Mimpi!" Pria itu mendesis. "Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan! Karena perusahaan itu akan di lanjutkan oleh anakku!"

Mendengar jawaban pria itu membuat Aldo murka. Perusahaan ritel multinasional adalah perusahaan terbesar di Amerika. Perusahaan yang mengoperasikan rantai global hypermarket dan toko bahan makanan juga menempati peringkat pertama di antara kekayaan 500 perusahaan dan juga merupakan pengecer online terbesar kedua setelah Amazon di Amerika.

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang