2. TDQ (Cool Girl)🔪

2K 167 5
                                    

>> Happy Reading <<

___________________________________________





Perkenalan yang sangat singkat itu selesai. Gadis yang bernama Viola itu tengah memerhatikan guru yang tengah menjelaskan tentang rumus matematika.

Viola tak menyangka, bahwa teman sebangkunya adalah lekaki yang tak sengaja menabrak dirinya di koridor.

Lelaki dengan paras tampan, mata cokelat tua, kulit putih, serta berambut hitam. Terlihat di name tag seragam itu bertuliskan nama Raffi Alexander Graham. Lelaki itu menatap Viola heran. Kedatangan gadis itu sama sekali tak menyapa teman sebangkunya.

Lihatlah, wajah yang khidmat menyimak penjelasan guru yang ada di depan papan tulis.

Menyeramkan!

Lelaki itu memandang Viola bergidik. Wajahnya macam mayat hidup. Sepertinya ia tak 'kan betah duduk bersama gadis setengah mayat itu.



Waktu telah berlalu. Pelajaran telah usai, diganti dengan bel istirahat. Lelaki itu beranjak dari duduknya. Sebenarnya ia sudah tak tahan duduk di samping gadis itu.

"Cie ... temen baru," seru Satria yang tiba-tiba merangkul Raffi.

Raffi yang merasa risih pun menghempaskan tangan Satria. Satria adalah salah satu temannya yang begitu menjengkelkan.

"Muka lo kenapa? Kusut amat kayak belum disetrika aja," timpal gadis berambut cokelat panjang terurai. Dia Clara.

Raffi menggeleng. Ia pun pergi meninggalkan kelas menuju kantin. Saat ini perutnya sudah lapar. Ia perlu mengisi perutnya agar cacing-cacing yang ada di dalam perutnya berhenti berontak meminta makanan.

Satria dan Clara menatap punggung Raffi heran. Kini Raffi sudah hilang ditelan tembok yang menghalangi.

Clara menatap gadis yang kini telah menjadi teman sebangku Raffi. Ia heran, gadis itu sama sekali tak bergeming. Sebenarnya ada rasa takut dalam diri Clara. Semenjak gadis ini masuk kelas, hawa tiba-tiba mencekam. Pikiran negatif pun terbesit diotaknya. Tapi ia buang jauh-jauh pikiran itu.

Dengan sedikit keberanian, ia mendekati gadis yang kini tengah membaca novel berjudul Crazy Psycophat.

"Hai!" sapa Clara ramah.

Viola menoleh ke sumber suara. Ia hanya menatap datar lawan bicaranya.

Clara mengulurkan tangannya. "Gue Clara. Salam kenal, ya."

Gadis itu membalas uluran tangan Clara. Sedetik kemudian melepaskan tangannya. Ia kembali membaca novel. Sangat malas sepertinya ia mengeluarkan suara.

Clara hanya melongo. Sapaannya tak dijawab oleh Viola. Satria yang melihatnya pun terkikik geli.

"Beli kacang, yuk! Yang di kantin lebih enak dan krispy," ejek Satria membuat Clara mendengus sebal.

"Bacot!" kesalnya lalu pergi meninggalkan Satria.

"Eh sialan! Gue ditinggal," gerutu Satria.

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang