5. TDQ (Game, begin!)🔪

1.5K 133 0
                                    


>>Happy Reading<<

_______________________________________________

Aku tidak akan membunuh mu
Tapi aku akan membunuh
keluargamu!

~Gadis misterius ~

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●



Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar. Ada yang menuju kantin, perpustakaan, rooftop, ataupun taman.

Di rooftop, lima manusia tengah makan bersama sembari menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah mereka.

Terlihat Kevin yang tak nafsu makan. Ia hanya mengadukan makanan itu sembari memikirkan suatu hal.

"Makan, goblok! Malah di aduk-aduk!" seru Satria.

"Udah sih jangan dulu dipikirin. Soal teror, nanti kita cari tau siapa pelakunya," ujar Karina membuat Satria tersedak.

"Apa lo bilang?" tanya Satria. Ia langsung menatap Kevin. "Lo di teror? Di teror gimana?"

Kevin mengendigkan bahunya. Saat ini pikirannya pada Arya. Ia punya pikiran negatif, bahwa Arya akan kenapa-kenapa.

Sedari tadi hanya diam dan menyimak, Raffi membuka suara. "Teror botol kaca yang isinya secarik kertas, bukan?" Semuanya kompak menoleh ke arah Raffi.

Kevin terkejut. Bagaimana Raffi bisa tahu? Padahal ia belum cerita apa-apa. "Lo tahu?"

Raffi mengembuskan nafasnya. "Keluarga gue juga di teror. Cuman gue gak tahu apa isi surat itu."

"Kok kalian bisa di teror gitu, sih?" tanya Clara.

"Mana gue tahu, gue kan tempe," canda Raffi asal.

Takk

"Shh ... Ngapain jitak gue, heh?!" protes Raffi. Pasalnya Clara menjitak Raffi karena kesal.

"Canda mulu lo!" timpal Clara.

"Oh iya. Kalian masih ingat gak, hilangnya Pak Alvaro? Sampai sekarang belum ada keterangan kan tentang apa dia masih hidup, atau—"

"Tunggu, Pak Varo yang punya perusahaan tembaga itu, bukan?" sela Karina.

"Heem. Udah dua bulan ini dia gak ditemukan."

"Apa hubungannya antara surat teror itu dengan hilangnya Pak Varo?" tanya Kevin.

"Iya. Gue ingat!" seru Raffi. Kevin, Karina, dan Clara menatapnya serius dan menunggu kelanjutan perkataan Raffi.

"Menurut hasil penyelidikan, sebelum hilangnya Pak Varo, beliau kena teror juga. Semacam botol kaca yang isinya kertas," cerita Raffi membuat mata Kevin membola.

"Maksud lo, Pak Varo hilang karena dapat kiriman surat itu?" tanya Kevin.

Raffi mengangguk. "Gue udah tanya ke bokap, apa teror itu sama dengan teror yang terjadi sama Pak Varo. Tapi bokap malah nutupin."

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang