21. TDQ (Menjemput kematian)🔪

809 72 2
                                    


>>Happy Reading<<

___________________________________________






"Hebat, hebat!"

"Viola?"

Kevin memutar bola matanya. "Viona, Raf. Bukan Viola."

"Masa sih? Kok mirip banget?"

"Namanya juga adik kakak!" Kevin sangat gemas dengan pertanyaan yang menurutnya agak nyeleneh.

Clara angguk-angguk. "Oh ... pantesan agak pendek," celetuknya pelan namun masih terdengar oleh Viona.

Sedangkan Viona mengembuskan napasnya kesal. "Entah sudah berapa kali yang mengataiku pendek."

"Lo siapa?" tanya Karina.

Sebelah alis Viona terangkat. "Aku?"

Kali ini Karina memutar bola matanya malas. "Ya iyalah lo!"

"Aku, Viona Geraldo."

"Di mana Viola?" tanya Raffi.

"Sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Kenapa? Kau rindu padanya?"

Raffi bungkam. Kenapa Viona menanyakan hal itu? Tapi kalau di ingat, sepertinya ia mengenali gadis ini.

"Tunggu dulu," Raffi memicingkan matanya melihat gadis yang ada di hadapannya. "Lo yang pernah hampir bunuh gue di apartement, kan?"

Pertanyaan Raffi mengundang tawaan Viona. "Wah! Ingatanmu masih bagus rupanya. Tentu saja, aku yang hampir membunuhmu. Namun, kakakku menghalangi aksiku. Jika dia tidak ada, kau sudah mati."

Mendekati Viona dengan wajah merah padam, tatapan tajam seakan ingin menerkam gadis itu. Raffi mengepal kuat tangannya. Siaga satu, tangan Viona masuk ke kantung hoodie-nya. Ia todongkan pisau itu pada Raffi.

Langkah Raffi terhenti. Ia menggeram kesal. Bagaimana bisa memberi pelajaran pada Viona sedangkan lawannya menggunakan senjata?

Melihat Raffi yang terhenti, Viona menyeringai. "Kenapa kau berhenti? Kau takut pada pisau ini?"

Diam. Raffi tak bergeming. Ia memutar otak mencari akal agar pisau itu terlepas dari tangan Viona.

"Tenang saja. Aku tidak akan membunuhmu. Karena kakakku melarangnya. Kau tahu alasannya? Tentu saja dia mencintaimu. Aku sendiri tak tahu kau mencintainya atau tidak," kata Viona membuat Raffi tersentak. Sama halnya dengan Kevin, Karina, dan Clara.

Seketika tubuh Raffi membeku. Saat itu juga Raffi tidak bisa mengatakan apapun. Apa mungkin dirinya juga mencintai Viola?

"Raff," panggil Kevin.

Lidah Raffi terasa kelu. Kepalanya menunduk. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Apa kabar dengan hatinya?

"Kenapa kau diam?" tanya Viona. "Aku tahu, kau juga mencintainya. Namun, hatimu masih labil."

TING

Suara notifikasi masuk dari ponsel Viona. Ia melihat Viola yang memberi notif padanya.

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang