Happy reading 💦
don't forget to vote and comment°°°
"Cuma orang bodoh yang nanya kayak begitu"Shala
Saat ini Dewa duduk di bangku taman rumah sakit dimana Miko di rawat. Hatinya terasa perih melihat Shala khawatir bahkan menangisi Miko. Namun ia cukup sadar diri bahwa ia hanya orang lain dan tidak berhak atas diri Shala.
Rifan menghampiri Dewa yang menatap kosong ke depan. Tadi Rifan sudah berpamitan kepada Shala untuk menghampiri Dewa. Rifan duduk di sebelah Dewa membuat Dewa melirik ke arah Rifan."Darimana lo tau, kalo Alex mau nyerang Miko," tanya Dewa serius saat Rifan sudah duduk di sebelahnya.
"Seperti yang gue ceritain tadi gue ngeliat mobil Miko keluar dari rumah Shala dan ada yang ngikutin dari belakang.Pas gue lihat ke arah plat nomor mereka ternyata plat nomor Alex. Dari sana gue pikir mereka mau nyerang. Gue mau ikutin mereka tapi gue inget kalo gue lagi sendiri otomatis gue bakal kalah akhirnya gue ke basecamp buat nyari bantuan dan untungnya ada elo."
"Terus kok lo tau lokasi penyerangan."
"Taulah,karena sebelum itu gue nanya sama Shala mau kemana akhirnya Shala jelasin kalo mau pergi kondangan ke alamat itu. Nah dari sana gue yakin pasti mereka nyerang Miko tak jauh dari lokasi kondangan."
Dewa menganggukkan kepalanya paham. "Gue khawatir Shala bakal jadi korban," terang Dewa.
Rifan mengerjabkan matanya tak percaya mendengar suara Dewa.
"Maksud lo?"
"Kalo Shala masih dekat sama Miko, kejadian kayak begini bakal terulang kembali. Bahkan bisa lebih parah."
Rifan menganggukkan kepalanya. "Lo khawatir sama Shala," goda Rifan.
"Salah kalo gue khawatir." Bukannya menjawab Dewa malah berbalik bertanya.
"Ya engga sih, selagi cinta mah ga masalah."
"Gue ga cinta sama Shala, gue anggap dia teman makanya gue khawatir sama dia."
"IYADAH TEMEN." tekan Rifan. "Lagian kenapa sih lo berdua ga balikan aja, cocok kok kalian masih saling cinta gue tau itu, greget gue sama lo berdua," tambah Rifan.
"Ada hati yang gue jaga," balas Dewa.
"IYADAH SERAH LO, gue balik duluan." Rifan berjalan meninggalkan Dewa.
15 menit sudah setelah kepergian Rifan. Dewa beranjak dari taman rumah sakit menuju ruang perawatan Miko. Sebelum Dewa menuju ruang perawatan Miko, Dewa sudah menghubungi Rifan dan bertanya apakah Miko sudah di pindahkan atau belom? Namun kata Rifan Miko telah di pindahkan.
Setiba di depan ruang perawatan Miko. Dewa tak melihat Rifan rupanya lelaki itu belum kembali dari kantin. Dewa menghampiri gadis yang masih menangis di depan ruang perawatan.
"Ga capek nangis terus?" tanya Dewa yang berdiri di depan Shala yang terduduk di kursi ruang tunggu.
Shala mendongak menatap Dewa."Cuma orang bodoh yang nanya kayak begitu," ketus Shala.
Dewa memilih duduk di sebelah Shala yang masih menangis. Membuat keadaan hening seketika. Suara Shala menangis pun menjadi pemecah keheningan.
"Hiksss...kalo seandainya dia kenapa-kenapa gimana Wa. Sampai saat ini Miko belom siuman padahal udah di pindahkan ke ruang perawatan hikss..."
Dewa mengelus rambut Shala. "Lo sayang ya sama dia?" tanya Dewa.
"Maksud lo apa?" Shala menatap Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Dla nastolatków( FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (don't copy my story) " Takdir sungguh kejam ya," ucap Shala menatap mata Dewa. " Bukan takdir yang kejam,tapi pemainnya yang kejam," elak Dewa. " Ya pemain nya emang kejam, Dewangga Byantara." Shala menarik napas...