39

232 26 20
                                    

Keluar dari klinik Seulgi terus memikirkan percakapan Taeyeon dengan Taehyung sebelum Taeyeon keluar untuk menelpon.

"Eonni tadi bicara dengan Taehyung ya. Wah sudah lama sekali Aku tidak mendengar tentang kabarnya." Gumam Seulgi.

"Kenapa juga Aku memikirkannya. Astaga! Seharusnya kau membenci lelaki yang sudah mencampakkanmu Kang Seulgi!" Seulgi merutuki dirinya sendiri.

"Wae? Kenapa wajahmu murung begitu? Apa hasil tes kesehatanmu tidak baik?" Yoongi lewat dan melihat wajah Seulgi yang murung.

"Anio sunbae, hasilnya baik kok." Jawab Seulgi.

"Ini bukan karena dokter Kim kan? Apa dia membahas adiknya yang brengsek itu lagi denganmu?" Tanya Yoongi kesal.

"Ya! Sunbae jaga ucapanmu! Kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu." Pinta Seulgi.

"Aku tidak akan tinggal diam Seul kalau dia benar-benar melakukan hal itu padamu."

"Ne sunbaenim, gomawo sudah mengkhawatirkanku."

Yoongi sudah menganggap Seulgi seperti sahabat atau adiknya sendiri, terlebih Seulgi adalah sahabat dari istrinya. Tentu saja membuatnya perhatian pada Seulgi. Ia sudah melihat kejadian lalu-lalu ketika Seulgi jatuh sakit hanya karena lelaki bernama Kim Taehyung. Ia tidak ingin hal itu terjadi lagi pada Seulgi.

Sementara ia juga memikirkan rencana bagaimana ia bisa izin untuk keluar dari asrama di hari ulangtahunnya. Ia sangat ingin bertemu dengan Jin dan juga keluarganya di hari ulangtahunnya.

"Seulgi-ssi, syukurlah kesehatan mu semakin membaik tiap harinya. Aku sudah bicara dengan dokter Kim tadi." Kata pelatih Kim menghampiri Seulgi.

"Ne coach-nim, dan Aku akan berusaha juga meningkatkan performaku di lapangan coach-nim. Aku pasti melakukan yang terbaik untuk Korea." Ucap Seulgi dengan senyuman.

"Hal seperti inilah yang Aku sukai padamu. Kau selalu semangat untuk berlatih!" Pelatih Kim sangat menyukai Seulgi karena Seulgi selalu membawa energi positif padanya dan juga pada atlet lainnya. Ia juga selalu bertekad dan berusaha keras yang menbuat dirinya disukai oleh para prlatih lainnya juga. Sementara pelatih Kim sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

"Coach-nim!"

"Ne?"

"Apa Aku boleh izin di hari ulangtahunku? Kalau tidak juga tidak masalah." Tanya Seulgi.

"Nanti kita lihat bagaimana jadwal tanggal 10 nanti. Nanti Aku akan memberikanmu izin." Jawab pelatih Kim.

"Gamsahamnida coach-nim." Seulgi membungkuk berterimakasih pada pelatihnya.

***

Jin selalu setia menjaga Ibunya sepanjang hari. Bahhkan tak jarang ia tak tidur, takut-takut terjadi sesuatu pada Ibunya tercinta.

Ia adalah anak satu-satunya. Sementara ayahnya sudah lama tiada dan keluarganya yang lain berada di kampung halaman.

"Eomma, bagaimana perasaanmu?" Tanya Seokjin.

"Tak usah khawatir sayang."

"Entah sampai kapan eomma bertahan. Eomma hanya ingin melihatmu menikah Jin-ah." Lanjut Jin eomma.

"Eomma pasti bertahan. Eommaku sangat kuat. Iya, Jin akan menikah eomma." Jin berusaha tegar di depan Ibunya.

"Kapan sayang? Apa Seulgi belum siap menikah denganmu? Kau bisa menikahi gadis lain yang jauh lebih baik. Eomma ingin menghabiskan sisa waktu bersama menantuku nanti. Memasak bersama, bercerita, dan mengatur rumah bersama. Eomma tidak sabar merasakan hal itu juga Jin-ah."

Archery Fairy Kang Seulgi (re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang