2. Sebuah Novel

230 197 106
                                    


Bel istirahat kedua baru saja berbunyi. Luna langsung menghampiri meja Sarah dan menarik tangan Sarah agar ikut pergi ke kantin bersamanya.

"Mira, Anna. Ayok!"

"Heh! Mak, itu kasihan si Sarah lo tarik-tarik gitu." Ujar Anna memperingatkan.

"Hehe, maap ya Sar."

"Iya, nggak papa Lun."

"Tumben Sarah mau diajak ke kantin?" Tanya Mira.

"Karena gue paksa. Dahlah, mending sekarang kita ke kantin."

Mereka menuju kantin dengan berjalan beriringan. Sarah yang baru pertama kali berjalan bersama mereka merasa kikuk. Jika biasanya ia berjalan sendiri, kini ada yang mau menemaninya.

"Sarah, jangan nunduk." Ujar Luna memperingati. Ia paling tidak suka jika melihat seseorang berjalan menunduk.

Dengan gerakan pelan Sarah mengangkat kepalanya. Jika biasanya ia menunduk, kini berkat Luna Sarah berani mengangkat kepalanya.

"Nah, gitu dong."

Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kantin. Senyuman tak pernah lepas dari bibir Luna.

"Itu ditengah, kosong tuh. Yuk kesana."

Mereka berjalan menuju meja yang ada di tengah-tengah, kebetulan hanya itu saja yang kosong. Tempat yang lain sudah penuh.

"Mir, Ann, kalian pesen gih, gue lagi males ngantri."

"Okeh mak. Sebagai anak yang baik kita bakalan nurut sama emak."

"Serah dah."

Begitu Mira dan Anna berlalu, Luna langsung menatap Sarah yang kini kembali menunduk.

"Sar, kan gue udah bilang, jangan nunduk."

"Iya, maaf."

"Nggak usah minta maaf, lo nggak salah."

Tak lama Mira dan Anna kembali dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

"Selamat menikmati." Ujar Mira mempersilahkan.

Setelahnya mereka mulai menikmati santapan mereka. Mereka sesekali bercanda dan tertawa bersama. Kecuali Sarah yang masih malu-malu.

Brakk

"Woi."

Seseorang tiba-tiba saja menggebrak meja mereka membuat mereka terkejut. Mereka melihat si perusuh yang sudah mengganggu acara makan mereka.

"JONO!" Teriak Luna, Mira, dan Anna bersamaan. Mereka melotot ke arah Jono yang memasang tampang sok polosnya, membuat mereka semakin geram.

"Hehee, ampun." Ujar Jono dengan menyatukan telapak tangannya di depan dada. "Kita ikut duduk ya?"

"Ya udah, duduk tinggal duduk."

"Makasih emak."

"Hmm."

"Eh, ada Sarah ternyata." Ujar Jono seraya tersenyum pada Sarah.

"Inget, udah punya cewek juga, masih tebar pesona." Ujar Mira tiba-tiba.

"Sirik amat lo. Hidup-hidup gue, ya suka-suka gue lah."

"Stop!" Lerai Luna. Ia berdiri dan mengajak Sarah untuk berdiri juga. "Silahkan kalo mau dilanjut ributnya, gue sama Sarah mau beli sapu dulu di koperasi."

"Yuk Sar."

Luna menarik tangan Sarah menuju koperasi meninggalkan mereka yang masih duduk sambil mendengarkan Jono dan Mira yang kembali beradu mulut.

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang