"Cut!" suara Pak Kim Dae Yun sang PD nim menggema. Adegan Hyun Gi dan Mun Hee mengobrol berhenti. Kedua aktor itu merubah ekspresi menjadi saling bercanda menertawakan kesalahan saat take tadi. Sherin yang duduk di belakang set merasa tubuhnya masih menggigil memperhatikan sang aktor utama.
"Tanda bintang itu ... nggak mungkin, nggak mungkin ..." Imaji tanda lahir di punggung Hyun Gi itu terus tergambar di benaknya sambil membandingkan sosok Hyun Gi dan Nugie, cinta pertamanya sepuluh tahun yang lalu. Ia tak sanggup memercayai jika kedua orang itu adalah sosok yang sama, Seok Hyun Nugraha si pemuda blasteran Korea-Indonesia, remaja tanggung murid SMU yang dulu berhasil mencuri hatinya.
"Hyun Gi-ssi, perlu saya panggil Sherin untuk betulin make up kamu?" tanya Bella sambil mengipasi aktor itu dengan kipas angin portabel. Mata Hyun Gi menangkap figur Sherin yang sedang duduk sambil menutupi mukanya dengan kedua tangannya.
"Nggak apa-apa Bel, kamu aja yang urus untuk saat ini," kata Hyun Gi tersenyum tipis. Bella segera mengambil peralatan perangnya dan membenahi beberapa spot di wajah sang aktor yang harus ditambah concealer.
"Mimi!" suara serak khas bangun tidur Alea membuyarkan lamunan Sherin.
"Eh udah bangun, ayo kita mandi dan sarapan dulu baru boleh main, ok?" Sherin menggendong putri kecilnya meninggalkan lokasi. Setelah beres mengurus Alea, anak itu dibiarkan main dan menggambar di dekat lokasi sementara Sherin menuju tempat syuting Amanda.
"Sherin, kenapa disini? Bukannya handle Hyun Gi?" tanya Maya sang manajer membenarkan baju yang dipakai Amanda.
"Lihat Amanda dulu," sahut Sherin pendek sambil memeriksa make up sang aktris utama.
"Sherin, mau ke lokasi Hyun Gi kan? Nitip tasnya Bella, tadi ketinggalan," kata Maya dengan wajah memohon. Sherin merengut dengan mimik lucu dan menyanggupi permintaan Maya lalu bergegas menuju lokasi Hyun Gi.
Aktor itu masih serius berakting entah dengan siapa. Adegannya marah-marah dan harus menghancurkan beberapa barang. Aktingnya benar-benar natural dan emosinya dapat. PD nim menatap layar monitor tanpa berkedip sampai akhirnya kata ajaib itu keluar.
"Wrap!" serunya, ditimpali wajah lega para kru yang artinya adegan tidak perlu diulang dan akan pindah ke setting yang lain. Sherin menghampiri Bella yang tampak kelimpungan mencari tasnya di antara tumpukan tas yang tergeletak.
"Bel, kebiasaan deh ... lo malah ninggalin tas di lokasi Amanda." Sherin mengacungkan tas yang dibawanya. Rekan seprofesinya itu bertepuk tangan kegirangan dan memeluk erat Sherin.
"Aw, penyelamatku! Makasih cin, janji nggak akan ketinggalan lagi deh!" Bella memohon maaf sambil menyengir. Hyun Gi yang duduk tak jauh dari situ melirik Sherin.
"Bel, kamu bisa ke lokasi lain, Sherin sepertinya udah siap handle saya lagi." Hyun Gi memberi keputusan. Tanpa banyak tanya Bella mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua dalam situasi yang cukup canggung bagi Sherin.
"Break! Snack time!" suara salah satu kru dari Korea terdengar melalui pengeras suara. Otomatis kegiatan syuting berhenti sementara dan tiap orang menyerbu meja snack.
"Tunggu, duduk sini!" perintah Hyun Gi tegas pada Sherin yang baru saja akan melangkah. Rasa gugup membuat ibu satu anak itu menghentikan langkahnya dan duduk sesuai perintah. Hyun Gi berjalan menuju meja snack mengambil dua minuman dan beberapa cemilan, lalu kembali ke tempat Sherin duduk. Keduanya saling berhadapan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun selama hampir lima menit. Sherin menatap Hyun Gi dengan mata merah menahan tangis dan Hyun Gi menatap dengan penuh kerinduan.
"Apa kabar Miss Erin?" tanya Hyun Gi lembut meraih jemari Sherin yang gemetar dan mengelusnya. Tangis Sherin meledak dan aktor itu langsung mendekapnya erat. Untung saja di sekitar mereka suasana cukup lengang karena hampir semua terkonsentari di meja snack sehingga tidak ada yang menyadari yang terjadi antara sang aktor dan penata riasnya.
"Nugie ... Nugie ... ya ampun ... ini nggak mungkin ..." Sherin berusaha bicara di sela isak tangisnya. Hyun Gi masih memeluk erat enggan melepaskan wanita di hadapannya. Hingga tak lama isak itu mereda, barulah perlahan pelukan itu lepas, jemari keduanya saling bertautan dan ibu jari Hyun Gi perlahan menghapus jejak tangis di pipi Sherin.
"Iya Missy, ini gue," jelas Hyun Gi yang tak lain adalah Seok Hyun Nugraha a.k.a Nugie, cinta masa silamnya.
"Lo ... berubah... gue nggak kenal muka lo ..." Gemetar jemari lentik Sherin menyusuri wajah tampan pria di depannya, Nugie memejamkan matanya meresapi usapan jari Sherin.
Mata Sherin memindai sosok yang tadinya berhidung bangir dan pipi agak tembam kini menjadi mancung dan rahang yang lebih tegas. Tubuh yang semula tinggi kurus seperti galah kini bertransformasi menjadi lebih berisi, berdada bidang dan perut kotak delapan bagian bagaikan cetakan es batu. Hanya satu yang tidak berubah, mata setajam elang milik lelaki itu masih memancarkan tatapan mautnya.
"Sepuluh tahun Erin ... tapi lo semakin cantik dan bahkan udah punya Alea." Tawa getir Nugie meremas jemari kecil Sherin.
"Trreeeett ... Treeett ...!!" suara bel bergema tanda waktu snack time sudah selesai. Semua orang kembali menuju lokasi kerja masing-masing.
"Kita harus bicara banyak hal Missy." Nugie enggan melepaskan tangan Sherin.
"Banyak Nugie, tapi kita harus selesaikan dulu kerjaan hari ini."
"You okay with this?"
" I'm a pro MUA, Hyun Gi! Let's work!" Sherin mengedipkan sebelah matanya dan menghapus air mata yang tersisa. Nugie menaikkan garis bibirnya dan mengangguk.
Kegiatan syuting hari pertama itu menguras banyak energi karena ada beberapa bagian syut Amanda yang memerlukan tiga sampai lima kali take untuk satu adegan, belum lagi di lokasi yang lainnya untuk peran Hyun Gi dan second lead lainnya. Jam makan siang pun terpaksa dipangkas menjadi setengah jam dari waktu satu jam demi mengejar rampungnya syuting untuk dua hari ini karena lusa mereka harus pindah ke tempat lain.
Sherin hanya sempat shalat dhuhur dan makan beberapa suap diselingi menyuapi Alea. Belum ada waktu yang pas untuk membahas masa lalunya dengan pemeran utama pria dalam drama produksi mereka itu. Belum lagi Sherin harus bolak balik ke dua set yang berbeda menangani Amanda, Hyun Gi dan pemeran lainnya.
Jam dua puluh dua lewat tiga puluh menit, syuting hari itu selesai juga. Para kru sedang membereskan kamera dan beberapa properti sementara Sherin memasukkan botol hair spray dan segala macam kuas ke tas make up nya. Alea sudah tertidur di sofa kecil. Sherin beranjak mendekati sofa akan mengangkat anaknya saat sepasang tangan kokoh terulur menggendong Alea.
"Dimana kamar kalian, biar gue yang bawa Lea, ayo cepat." Nugie menyuruh Sherin jalan duluan. MUA artis itu hanya mengangguk tanpa mau berdebat karena sudah lelah. Sherin membuka kamar di lantai dua, Nugie langsung membaringkan Alea di tempat tidur dan menyelimutinya.
"Makasih ..." Sherin hanya mampu berkata seperti itu.
"Mandi air hangat, lalu cepat tidur, besok bakal lebih capek lagi." Nugie mengacak rambut Sherin gemas, lalu keluar kamar. Wanita tiga puluh dua tahun itu hanya diam menatap kepergian Nugie masih tak percaya dengan pertemuan kembali keduanya setelah sepuluh tahun berlalu.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMAT
RomanceBEWARA: Beberapa bab yang sempat dihapus, kini sudah di re-publish kembali ya, jadi selamat membaca dengan chapter yang lengkap! Sherin, seorang juara 1 lomba MUA yang berkesempatan menangani tata rias para pemain drama kolaborasi Indonesia dan Kore...