Empat hari berikutnya semua divisi sibuk dengan urusan masing-masing. Hampir tidak ada interaksi kecuali pas istirahat makan siang, itupun tidak semua divisi karena tim MUA kebanyakan di luar mencari kebutuhan wardrobe serta tim properti dan kamera yang bergantian pergi ke lokasi syuting untuk mulai mencicil peralatan di sana.
Hari H pun tiba. Semua talent dan kru sudah datang di lokasi syuting. Selama dua minggu ke depan, mereka akan syuting di MBC Village yang terletak di perumahan Goyang, distrik Ilsandong. Tempat ini merupakan kompleks perumahan para pekerja stasiun televisi MBC yang sering dipakai untuk syuting set rumah di film dan drama Korea. Untuk syuting ini, adegan akan terfokus pada Amanda dan Hyun Gi serta beberapa peran figuran yang ditangani langsung oleh Pak Kim sang sutradara Korea, sedangkan untuk peran second lead di lokasi yang berbeda akan dipegang oleh Mas Joko, sutradara dari Indonesia.
Sherin, Bella dan Hae Mee ikut tim Pak Kim, sedangkan Mita, Sani dan Cho Eun ke lokasi Mas Joko. Sejak subuh Sherin dan teman-temannya sudah mendandani beberapa pemain figuran. Kini giliran Amanda yang akan dipermak.
"Hae Mee, please do Amanda's hair okay, I'll get her outfit," perintah Sherin setelah selesai memoles wajah mulus pemeran utama wanita dibalas tanda jempol oleh Hae Mee.
"Sher, Hyun Gi udah datang nih!" Bella melongokkan kepala ke ruang make up.
"Can you handle him Bella?" tanya Sherin sambil memilah baju untuk Amanda.
"I'll let you do my make up Sherin," suara berat dan dalam itu membuat Sherin menghentikan aktivitasnya.
"But, it Bella's turn." Sherin mengernyit bingung.
"I insist Sherin!" Tatapan mata Hyun Gi menghujam tajam ke arahnya.
"Give me Amanda's outfit, you do Hyun Gi-ssi make up, okay?!" Bella tidak mau ambil pusing segera mengambil baju Amanda dari tangan Sherin dan menyuruh perias wajah itu ke ruang make up khusus Hyun Gi.
Begitu ruang make up tertutup, Sherin mengeluarkan uneg-unegnya.
"Apa ada masalah dengan Bella?"
"Nope, hanya aja udah kesepakatan manajemen bahwa saya akan ditangani langsung oleh kamu, baik untuk make up maupun outfit. So, saya nggak mau orang lain yang mengurus. Ini surat kesepakatannya kalau kamu nggak percaya." Hyun Gi menyodorkan lembar kertas yang diterima Sherin penuh tanda tanya.
"Ow, sorry. Rupanya saya yang belum mendengar tentang ini dari Kang Arman. Maafkan saya, baiklah kita mulai saja," pungkas penata rias itu mengangguk mahfum.
"Dimana Alea?" Hyun Gi duduk bersandar membiarkan Sherin membersihkan mukanya.
"Masih tidur di kamar sebelah."
"Kenapa kamu selalu terlihat gugup Sherin?" Mata tajam model internasional itu mengerling.
"Saya hanya tak menyangka bisa bekerjasama dengan seorang hallyu star." Sherin mengoleskan pelembab berusaha terlihat tenang padahal tangannya gemetar.
"I won't bite Sherin, just breathe!" Hyun Gi tertawa lepas diikuti Sherin yang terjeda tiga detik.
"I read that you won Asia MUA, right? It's an honour to have my face on your hand." Hyun Gi kembali membuka obrolan. Tangan Sherin yang sedang menepukkan foundation terhenti.
"Jangan berlebihan, saya hanya beruntung," jawab Sherin meneruskan meratakan foundation di muka mulus sang aktor.
"Hasil karya kamu bukan karena keberuntungan semata, tapi kamu memang memiliki bakat yang luar biasa, makanya manajer saya memercayakan kamu sebagai penanggung jawab penampilan saya di drama ini, kamu seharusnya bangga."
"Terimakasih, saya akan berusaha sebaik mungkin." Kali ini giliran alis Hyun Gi yang dirapikan.
"Please, kita ngobrol santai aja ya, lidah gue belibet ngomong formal. Lo kerja di Jakarta?" Hyun Gi mengubah gaya bicaranya membuat Sherin terdiam teringat sesuatu.
"Bandung, kehidupan gue berpusat disana. Jakarta hanya tempat transit jika ada kerjaan lain."
"Owh I see. Kenapa Alea nggak dititipin sama ayahnya atau keluarga lo disana?"
"Dititipkan di pemakaman?"
"Eh, gimana?" Hyun Gi kaget dengan jawaban Sherin.
"Ayahnya Lea udah meninggal, keluarga gue di Yogya, lagipula kontrak kerjanya membolehkan Alea untuk ikut. Untungnya anak itu terbiasa mendampingi gue kerja di tempat syuting, jadi tidak akan ada masalah," ujar sang penata rias menyesuaikan gaya bahasanya, membubuhkan concealer di bawah kelopak mata tajam Hyun Gi.
"Sorry, gue lancang." Tampak tidak enak hati, aktor utama itu memegang lengan Sherin menghentikan kegiatannya. Tatapan keduanya bertemu.
"It's okay. Mungkin lo bingung melihat pekerja kayak gue bawa anak saat bekerja." Senyum tipis menghiasai wajah ovalnya. Sekarang lipstik warna nude matte sudah dioleskan sempurna di bibir penuh dan tebal milik Hyun Gi.
"So, lo dari dulu mengajar make up?"
"Well, dulu sempat jadi guru bahasa Inggris di sebuah SMU, lalu kerja jadi sekretarisnya Kang Arman, dan sekarang malah menjadi MUA." Tangan Sherin bermain dengan gel mengatur rambut Hyun Gi yang berwarna coklat gelap itu dengan tampilan slanted sweep hairstyle, dimana model rambut bagian atas yang tebal dibentuk hingga membentuk poni dan hanya bagian rambut bawah belakang saja yang dipangkas rapi. Untuk mendapat kesan lebih dewasa, poni tidak disisir ke depan melainkan dibelah ke sisi kiri dan kanan.
"Ok done. Sekarang boleh ganti baju, udah gue siapin di dalam." Sherin menunjuk kamar pas di sebelah kanan. Hyun Gi mengangguk beringsut turun dari kursi menuju kamar pas.
"Gimana dengan cerita lo Hyun Gi?" Sherin mengajukan pertanyaan sekadar basa basi sambil memilah jaket yang akan dipakai si pemeran utama.
"Lo pasti udah tahu banyak tentang gue dari berbagai artikel kan?" Hyun Gi balik bertanya dari dalam kamar pas.
"Cerita yang out of the record dong Om!" seru Sherin sambil memeriksa koleksi baju yang ada.
"Hei, gue salah kasih kemeja, harusnya yang ini!" Sherin menyadari kekeliruannya dan dengan cepat membuka tirai kamar pas. Seketika punggung telanjang Hyun Gi yang terpampang di depannya membekukan tubuh wanita itu. Mata bulat Sherin menangkap sebercak tanda lahir berwarna merah muda berbentuk bintang di area tulang belikat sebelah kanan lelaki itu. Tanpa sadar ia bergumam lirih.
"별 (byeol/ bintang) ..." bisiknya pelan. Hyun Gi memutar badannya perlahan, menatap sangat intens pada wanita di hadapannya, mengambil kemeja dan jaket yang menggantung di tangan Sherin dan menutup tirai kembali.
Sherin tersadar. Ia bergeser ke samping dan menyandarkan tubuhnya di dinding. Degup jantungnya menampakkan anomali. Peluh mulai terlihat di atas keningnya.
"Tanda itu ..." belum selesai kata hatinya berbicara, tirai kamar pas membuka. Hyun Gi sudah siap. Pria berpenampilan maskulin itu mendekatinya dan berbisik.
"Lo lebih tahu cerita of the recordnya kan, Miss Erin?" tanya sang aktor dengan suara pelan dan intonasi yang ditekankan di dua suku kata terakhir. Miss Erin.
Mata Sherin mengerjap. Bola matanya memandang tak percaya sosok di depannya. Tubuhnya masih mematung.
"Gue syuting dulu. Lo butuh tenangin diri lo disini." Jari telunjuk Hyun Gi menjawil ujung hidung Sherin sembari tersenyum miring, lalu melangkah keluar ruang make up dengan tegap, meninggalkan sang penata rias yang kini berusaha mengatur napasnya dengan tetap bersandar di dinding.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMAT
RomanceBEWARA: Beberapa bab yang sempat dihapus, kini sudah di re-publish kembali ya, jadi selamat membaca dengan chapter yang lengkap! Sherin, seorang juara 1 lomba MUA yang berkesempatan menangani tata rias para pemain drama kolaborasi Indonesia dan Kore...