Ajang pencarian bakat ini sudah masuk ke babak final. Sherin, Bella dan tim dari sore sudah berada di Jakarta Convention Center. Peserta 10 besar yang akan meramaikan acara sudah dirias dan ada di panggung untuk gladi bersih. Di ruang rias masih ada calon juara satu dan dua yang masih ditangani Bella dan tim, dua host yang sedang mencoba baju serta tiga orang juri yang sedang menghabiskan jatah snack sorenya sambil menunggu giliran dirias. Sherin sedang memilah baju yang akan dipakai oleh para juri hari ini.
"Ran, ini dua setelan jas abu punya siapa ya?" tanya Sherin pada salah satu anak buahnya.
"Nggak tahu Teh, kok kayaknya bukan baju anak-anak yang tampil ataupun para juri deh."
"Eh, Mbak Sherin, sorry ... itu jasnya Mas Tommy buat nanti malam, sepertinya ada yang salah bawa. Boleh tolong simpan di ruangannya nggak, gue seriusan nggak bisa ninggalin pos nih!" seru Ima, asisten produser yang kebetulan lewat dan melihat baju yang dipegang Sherin.
"Waduh, kok bisa gitu. Ya udah dimana ruangannya?"
"Naik tangga, pintu kedua sebelah kiri ya Mbak. Thanks banget." Si asisten mengatupkan kedua tangannya mengucapkan terima kasih lalu melesat meninggalkan ruang rias.
Sherin sampai di depan ruangan yang dipakai oleh Tommy. Diketuknya pintu tiga kali namun tidak ada jawaban dan ia memutuskan membuka pintunya. Ruangan itu tidak dikunci. Sherin melongokkan kepala dan tidak menemukan siapapun disana. MUA itu memutuskan masuk menuju tempat gantungan baju yang terletak di sudut ruangan dan menyimpan hati-hati baju yang terlihat mahal itu.
"Wah, wah ... ada apa ini sampai Sherin datang ke ruangan?" Tanpa suara Tommy sudah ada di dalam ruangan. Ia mengunci pintu menuju sofa lalu duduk.
"Eh Mas, sorry gue lancang. Ini habis nyimpan jasnya Mas Tom, tadi terselip di ruang rias kecampur sama yang punya anak-anak. Ima minta tolong buat bawain kesini." Sherin kaget namun berusaha tetap tenang. Matanya menangkap gelagat tidak baik saat Tommy mengunci pintu. Ia merutuki dirinya yang meninggalkan ponselnya di meja ruang rias. Pikirannya mencari cara bagaimana untuk pergi dari ruangan itu.
"Thanks. Udah pada selesai mereka dimake upnya? Duduk sini dulu aja Sher, istirahat." Tommy dengan tenang duduk di sofa sambil membuka dua kancing teratas kemejanya dan menggulung lengan bajunya.
"Ehm, nggak usah Mas. Gue harus segera turun lagi, masih banyak kerjaan." Sherin melangkah menuju pintu namun sial, kunci ruangan ternyata dikantongi oleh Tommy.
"Mas, boleh buka kunci pintunya? Gue buru-buru ini." Sherin bertahan berdiri di dekat pintu.
"Lo kenapa sih Sher? Takut sama gue? Lo sok jual mahal banget sih tiap gue ajak dinner. Gue cuma pengen kenal lo lebih jauh. Gue tertarik sama lo, apa itu salah?" tanya Tommy tetap tenang sambil mengeluarkan botol minuman pipih dari saku jaketnya, menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas dan mencampurnya dengan kola yang ada di mini bar ruangan itu lalu menenggaknya sampai habis dan mengisi kembali gelas kosongnya.
"Sorry ya Mas, gue nggak masalah untuk kita saling mengenal, hanya aja gue lebih memilih ada teman yang mendampingi kalau kita ketemu, gue nggak mau timbul fitnah."
"Bullshit Sher! Nggak usah muna lo! Jangan sok religius, banyak kok cewek yang tampilannya macam lo tapi nggak ribet mau ketemu berdua juga, cipika cipiki juga nyantai aja." Langkah Tommy makin mendekat pada Sherin.
"Sorry, tapi ini prinsip gue dan nggak bisa dinego. Silakan kalau Mas merasa lebih sreg dengan mereka yang berpandangan seperti itu, tapi bukan gue orangnya."
"Haduh, lo ngomong gitu nggak lihat situasi lo sekarang kayak gimana? Kita cuma berdua lho disini." Tommy menghabiskan isi gelas keduanya dan kini menuang isi botol pipih yang tersisa tanpa campuran kola dan membuang sembarang botol itu sambil terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMAT
RomanceBEWARA: Beberapa bab yang sempat dihapus, kini sudah di re-publish kembali ya, jadi selamat membaca dengan chapter yang lengkap! Sherin, seorang juara 1 lomba MUA yang berkesempatan menangani tata rias para pemain drama kolaborasi Indonesia dan Kore...