41

61 7 1
                                    

Sherin mendengarkan cerita Agra alias Nugie dengan mata berkaca-kaca. Ibu satu anak itu tidak menyangka bahwa Allah mempertemukannya kembali pada pria yang sama bahkan setelah tiga belas tahun. Bella menyodorkan segelas air dan langsung diminumnya hingga habis sembari menetralkan emosi yang bercampur aduk di dalam dirinya.

Suasana meja makan berisi sepuluh orang itu terasa hening menanti Sherin membuka suara yang tak kunjung terjadi karena Sherin masih berkutat dengan air matanya.

"Pa, Ma, guys ... sebaiknya kita makan dulu ya, ini udah malam, biarin Teteh suruh tenang dulu. Semua ini pasti terasa mendadak buat Teh Erin. Nanti abis makan baru kita dengar alasan Agra ngajak kita kumpul, oke?" Juna berinisiatif memecah keheningan.

"Ayo, Om sampai lupa. Yuk, kita makan dulu, tolong panggil waiternya buat sajikan makanannya sekarang Jun!" kata Papa mempersilakan rombongan untuk mulai makan.

"Gitu dong Aki, Lea lapar ini. Mimi jangan nangis terus, nggak kangen apa sama Om Gi?" tanya Alea polos menatap ibunya. Sherin menghapus air mata di sudut matanya dan mencubit gemas pipi putrinya itu sambil tertawa.

Bella membawa Sherin ke toilet untuk memperbaiki riasannya yang sedikit luntur akibat terjangan air matanya tadi.

"Ya ampun Bella!! Gue sumpah nggak tahu bakal seperti ini. Agra adalah Nugie! Kalian sekongkol pula di belakang gue! 어떻게 (Eotteoke/ bagaimana ini)?" Ibu satu anak itu gelisah ingin mondar-mandir tapi tidak bisa karena sekarang ia harus duduk di atas wastafel memejamkan mata sementara Bella membenahi riasannya.

"대박 (Daebak/ keren)!" seru Bella tiba-tiba menghentikan gerakan tangannya yang sedang memoleskan bedak ke wajah Sherin.

"왜 (wae/ kenapa)?" Sherin bingung dengan pekikan Bella barusan.

"Lo memang benaran jodoh ya sama Nugie. Barusan aja keluar deh bahasa koreanya." Bella terkekeh dan lanjut menebalkan maskara.

"Eh, bukan gitu. Spontan saja itu ngomongnya." Sherin membela diri.

"Lo nggak bisa jauh dari produk Korea Sher. Kalian masih saling sayang dan membutuhkan satu sama lain. Buat apa bingung, lo kan sudah banyak berdoa, lo kan sudah mantap ketemu Agra, dan lo harusnya lega karena Agra adalah orang yang lo tunggu selama ini. Agra = Nugie = Hyun Gi. Lo dapat triple package, huehehe. Ini jalan yang Allah kasih ke lo. Bersyukur Sher!" Bella tersenyum tulus memeluk sahabatnya itu.

"Love you Bellaaaa!!"

Mereka kembali dari toilet disambut Alea yang menarik tangan ibunya agar segera duduk.

"Mimi lama amat sih di toilet. Lea sudah lapar ini. Mimi nggak nangis lagi kan?" celoteh Alea sambil duduk bersebrangan dengan Agra.

"Iya, Mimi nggak nangis lagi, jadi lapar. Ayo makan dulu Aa Agra eh Nugie eh Hyun Gi-ssi, aduuh ..." Sherin kalang kabut tersipu, bingung memanggil nama pria tampan di depannya.

"Ciee ciee ... Aa Agra nih sekarang? Nama lo kebanyakan sih Gie, kayak tersangka aja pakai alias segala," goda Bella membuat Agra salah tingkah dan hanya tersenyum sambil memandang Sherin yang sibuk menoleh kanan kiri, melarikan pandangannya dari sang pria.

"Dia kan memang tersangka Bel, tersangka pemalsuan nama demi pengakuan cinta," sambung Riko terkekeh membuat segumpal tisu mendarat di wajahnya, hasil lemparan Agra.

"Mana jaksanya killer lagi, salah langkah bisa-bisa perpanjang masa tunggu nih!" lanjut Eza disambut gelak delapan orang lainnya sedangkan Sherin dan Agra hanya bisa tersenyum masam.

Alea pindah duduk di samping Agra dan pria itu sibuk menyuapi gadis kecil yang lama tak ditemuinya. Sherin terenyuh melihat keakraban keduanya. Kedua mata mereka beradu pandang dan Sherin langsung menundukkan pandangannya.

"Miss, kondisikan mata. Jangan terlalu terpesona gitu sama si bocah Korea," ledek Eza membuat fokus Sherin teralih.

"Iya Miss, nggak akan ngilang lagi dia, tenang, nggak ada helipad kok di atas restonya. Dia nggak bisa kabur sekarang," tambah Riko membuat Sherin menyipitkan mata memandang keduanya galak.

"Nilai kalian dikurangi. Riko kamu remedial pedekate sama Bella! Eza, studio foto lo gue sita!" ujar Sherin tak ayal membuat kedua mantan muridnya itu tertawa lepas.

"Aura guru galaknya masih ada lho Gie, baik-baik biar lulus." Eza menepuk pundak Agra yang duduk di sebelahnya.

"Gue minta les privat aja sama bu guru cantik ini." Agra mengedipkan sebelah matanya.

"Gak bisa Gie, belum sah!" Bella melotot tajam sementara Riko dan Eza melakukan tos dan terkekeh geli. Agra beristighfar dan menunduk malu disambut tawa renyah Sherin.

"So, Nugie kita bisa mulai pada tujuan awal pertemuan ini?" suara Juna membuat suasana kembali serius. Agra mengangguk dan mengucapkan basmalah.

"Assalamualaikum Pa, Ma, A Juna, Sherin dan semuanya. Malam ini kita berkumpul disini sebagai wujud niat tulus saya Seok Hyun Nugraha untuk meminta restu dan izin dari Papa untuk melamar putri Papa dan juga menanyakan kesiapan Sherin apakan berkenan dengan lamaran saya. Saya memang baru menjadi seorang muslim, tapi insyaa Allah saya siap menjadi imam untuk Sherin dan Alea," ucap Agra tegas dan penuh wibawa. Tanpa sadar Sherin menggenggam erat jemari Bella saat mendengar Agra menyampaikan maksudnya.

"Waalaikumsalam. Papa sebagai wali Sherin pastinya menginginkan yang terbaik untuk putri Papa. Apalagi Sherin adalah single parent dengan seorang anak. Papa sudah menilai kesungguhan dan ketulusan kamu dari obrolan kita dan Papa tidak keberatan dengan kondisi kamu sekarang, tapi semua tergantung keputusan Sherin. Papa dukung apapun yang bikin Sherin bahagia." Papa melihat Agra dan Sherin bergantian. MUA yang mulai merambah konsumen Jepang, Cina, dan Amerika itu menatap Papanya lalu mengangguk.

"Pertama Erin mau bilang selama ini udah berusaha untuk move on, dan tidak menutup hati pada kemungkinan lain namun kenyataannya sejauh apa Erin dan Aa Agra merentangkan jarak, apapun hal yang pernah terjadi dan memisahkan kami, ternyata Allah berkehendak kembali mempertemukan kami dan Erin sangat bersyukur akan itu. Kedua, yang menjadi sedikit ganjalan adalah apa Aa Agra yakin melepaskan titel sebagai superstar di Korea sana, bagaimana kerasnya reaksi para fans kamu, dan juga stigma berpasangan dengan janda anak satu dan lebih umur pula." Sherin mengeluarkan uneg-unegnya.

"Saya udah bilang sama Papa kamu bahwa saya sudah siap dengan semua itu. Saya juga udah ketemu Pak Park dan membicarakan tentang mundurnya saya dari dunia entertainment dan akan ada presconnya dalam waktu dekat ini. Apapun reaksi para fans Hyun Gi, itu hak mereka untuk bersuara. Seperti yang pernah kita obrolkan, sekarang saya kerja di bisnis kuliner joinan buka resto fusion Indo Korea sama Bunda Imo dan udah buka cabang di Bandung, selain itu saya sama Eza juga buka studio foto di Jakarta, sesuai cita-cita saya dulu."

"Saya mencintai Erin satu paket dengan Alea dan itu sudah menjadi pilihan saya. Erin juga tadi bilang jika Allah berkehendak mempertemukan kita kembali maka itulah yang terbaik dari Allah dan saya meyakini itu. Oleh karena itu saya ingin kita dipersatukan secara halal jika Erin mau menerima keadaan saya yang seperti ini."

"Mau kita menikah sesama lajang, dengan janda anak satu, dengan yang seumur atau tidak, orang lain akan selalu ada pro kontra tentang hubungan kita, tapi selama kita berlindung pada-Nya, insyaa Allah semua akan baik-baik saja," tutup Agra dengan lugas.

"Jadi Erin, apa keputusanmu?" tanya Papa dibarengi tatapan ingin tahu delapan orang lainnya.

*

Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang