"Lea, cepat dong turun, kamu ngapain lagi di kamar?" seru Sherin dari lantai satu rukonya.
"Iya Mi, lagi masukin komik Lea ke koper."
"Tenang sajalah Teh, kita juga nyantai," kata Juna yang dua hari lalu datang bersama istrinya dari Yogya untuk menjemput Alea liburan semester selama dua minggu di rumah kakek neneknya, menyelonjorkan kaki panjangnya di sofa ruang tunggu kantor Sherin sambil mengunyah kue kering coklat dari toples di meja.
"Eci bantuin Lea dulu deh, kasian." Deasy, istri Juna yang duduk di sebelahnya bangkit menuju tangga lantai dua, rumah pribadi Sherin.
"Nuhun Ci." Sherin tersenyum dan meneruskan kerjaannya di depan komputer.
"Teh, gue baru dapat kabar dari Agra. Kemarin-kemarin itu dia lagi intensif pesantrenan gitu dan nggak boleh pegang ponsel, jadi belum bisa realisasi kenalannya." Juna mengerling pada kakaknya yang terlihat sibuk.
"Tenang saja, kalau udah ada lampu hijau dari Allah, rencana kita pasti dilancarin kok. Lo benar bisa handle Alea ya selama liburan di Yogya? Nggak ganggu rencana produksi lo sama Eci kan?" seringai Sherin.
"Benaran kudu ada yang lamar lo ya Teh, bahasanya pembuahan mulu! Lea kan nginapnya di rumah bokap bukan rumah gue, ya nggak ada masalah sama produksi lah!"
"O iya, lupa gue. Pengin ih ikut liburan." Sherin merentangkan tangannya yang terasa kaku, lalu pindah duduk ke sofa.
"Kalo lo libur, rezeki lo dandanin peserta Ratu Sejagat Dunia bakal diambil orang. Siapa tahu Teteh ketularan auranya mereka gitu, jadi nggak bar-bar amat sebagai cewek," celotehan adiknya berbuah lemparan bantal sofa yang mendarat tepat di wajah Juna.
"Bisa-bisa si Agra mundur sama kelakuan teteh, wakakakak!" lanjut Juna langsung lari menyusul istrinya ke lantai atas menghindar serangan bantal kedua.
Sepeninggal Alea yang dibawa ke Yogya, Sherin menghabiskan harinya di Jakarta, di salah satu hotel berbintang tempat diadakannya pagelaran Ratu Sejagat Dunia sebagai salah satu tim MUA bersama Dayen dan timnya. Bulan-bulan belakangan ini Sherin sudah mengkhususkan diri hanya menerima pengerjaan rias untuk wanita sebagai salah satu komitmennya sebagai muslimah menjaga batas pergaulan dengan lawan jenis, sedangkan untuk para aktor, selebriti ataupun seniman pria yang membutuhkan make up akan ditangani oleh timnya.
Selesai tugas jadi MUA ajang ratu-ratuan, selesai pula masa liburan Alea dan sekarang anak itu sudah kembali ke rumah, diantar oleh Juna tanpa istrinya yang sudah harus masuk kerja sebagai karyawan administrasi di rumah sakit swasta, sedangkan Juna yang bekerja sebagai animator dan programmer, jadwal kerjanya lebih fleksibel sehingga bisa mengantar keponakannya itu.
Juna, Sherin dan Alea sedang bersantai di ruang tv sambil membuka banyak bungkusan oleh-oleh dari Yogya.
"Teh, minggu kemarin Agra video call via skype silaturahmi sama Papa Mama dan tentunya ketemu Alea juga," Juna memulai obrolan sambil menyeruput sirup markisa dingin.
"Hah? Lea udah ketemu?" Kegiatan membuka oleh-oleh langsung terdistraksi. Perhatian Sherin tercurah penuh menghadap adiknya itu.
"Iya Mi, Lea ketemu sama Om Agra itu!" Lea bertepuk tangan dan duduk di pangkuan ibunya.
"Hmm, terus gimana?" Rasa penasaran Sherin mulai timbul.
"Ceritain Lea, ke Mimi." Juna memberi kode dengan menaikturunkan alisnya.
"Om Agra cakep, tinggi, matanya kaya Lea, baik banget, tahu artis dan aktor Korea. Kata Om Agra, dia suka sama Mimi dan minta izin ke Lea buat dekat sama Mimi." Deskripsi versi Lea singkat tepat dan jelas.
"Lea bilang apa?" Sherin mendekap sayang anaknya dan mengelus rambut Alea.
"Lea mau Om Agra jadi papa Lea!" jawab Alea tegas membuat mata ibu tunggal itu hampir loncat karena kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMAT
RomansaBEWARA: Beberapa bab yang sempat dihapus, kini sudah di re-publish kembali ya, jadi selamat membaca dengan chapter yang lengkap! Sherin, seorang juara 1 lomba MUA yang berkesempatan menangani tata rias para pemain drama kolaborasi Indonesia dan Kore...