24

77 14 0
                                    

Amanda, Maya, Bella dan Sherin ditambah Alea sudah tiba di stasiun tv tempat Amanda dan Hyun Gi akan diwawancara di acara berita hiburan untuk mempromosikan drama mereka yang akan tayang bulan depan. Hyun Gi, manajer dan asistennya beserta Cho Eun untuk bagian outfit tiba lima belas menit kemudian, langsung menuju ruang rias. Tepat sebelum Hyun Gi membuka pintu, Bella yang berada di koridor ruang rias menarik tangan Hyun Gi tanpa berucap apapun menuju dapur kecil di sebelah ruang rias.

"Kenapa Bel?" tanya Hyun Gi dengan wajah bingung.

"Izinin saya yang handle kamu seminggu ini ya," pinta Bella sungguh-sungguh.

"Ada apa sama Sherin? Alea? Ada yang sakit?" Hyun Gi mendadak panik hendak keluar dapur, tetapi tangannya langsung dicekal oleh Bella.

"Tenang Mas Bro! Kenapa langsung ke Sherin aja ya pikirannya?" goda Bella membuat Hyun Gi salah tingkah, urung meninggalkan dapur.

"Bukan gitu, maksud gue dia kan yang harus nanganin gue ..." Hyun Gi berusaha mencari alasan, tidak ingin Bella curiga dengan perhatian berlebihnya pada Sherin.

"Ya ... ya ... ya, ada yang sakit tapi bukan fisiknya melainkan hatinya. Bisa kamu kasih dia jeda untuk menenangkan pikirannya? Bagaimanapun kalian berdua perlu ruang untuk menjauh sebentar," tutur Bella penuh harap.

"Maksudnya, gue dan Sherin kan? Dia cerita sama lo?" Hyun Gi merasa kepalanya pening. Bella menggeleng.

"Saya udah baca gelagat hubungan kalian dari waktu mergokin Sherin lagi nangis di pelukan kamu waktu lagi break syuting hari pertama dan saya yang kepo akhirnya minta dia cerita waktu kita makan barbeque. Intinya saya tahu gimana rumitnya kisah kalian. Sorry Hyun Gi, saya nggak maksud ikut campur, apalagi ini menyangkut masalah keyakinan yang berbeda dan sangat sensitif untuk kalian berdua," jelas Bella dengan singkat.

"Dia adalah cinta pertama gue dan gue bermaksud menjadikan dia  sebagai cinta terakhir gue."

"Wow, kamu tipe orang yang setia rupanya," ujar Bella kagum.

 "Berpisah dan kehilangan kontak bertahun-tahun ternyata gak menyurutkan perasaan gue ke dia. Gue serius pengin menikah sama dia dan nggak masalah sama statusnya yang udah punya Alea. Hanya saja gue akui, gue abai sama prinsip dasar yang berseberangan ini karena tertutup ego dan cinta semata dan gue pun bingung apa harus menyerah secepat ini? Setelah penantian panjang gue?" Hyun Gi menyandarkan punggungnya yang lemas ke dinding di belakangnya.

"Bukan menyerah, tapi mengalah untuk saat ini. Kalau boleh saya saranin sebagai teman, setelah semua kerjaan ini selesai, pikirkan lebih matang lagi, makin mendekat pada Tuhan dan berdoa memohon jalan yang terbaik. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius bukan? Pasrah dan ikhlas, itu juga yang saya bilang sama Sherin. Saya hanya ingin melihat Sherin dan Alea bahagia ." Bella tersenyum tulus menepuk pundak aktor terkenal itu.

"Thanks Bella. Oke, only for this week ya, minggu depannya harus dia lagi, itu masuk kontrak lho!"

"Modus!" Bella memeletkan lidahnya.

"Ayolah, setidaknya biarin gue bersama mereka sampai akhir promo!" Hyun Gi menahan Bella yang hendak berjalan keluar dapur. Bella terlihat berpikir dan melirik tajam lelaki itu.

"Gue punya satu set make up hadiah sponsor yang belum gue pake sama sekali. Lo boleh ambil itu." Seringai Hyun Gi penuh muslihat.

"Teman saya sama anaknya dihargain dengan satu set make up?" Bella menyatukan kedua alisnya memicingkan mata.

"Sama voucher belanja unlimited di Lotte!" Hyun Gi mengulurkan tangannya dan disambut dengan jabatan erat dan senyum miring Bella. Keduanya tertawa lalu memasuki ruang rias dimana Amanda masih dipoles eye shadow oleh Sherin.

"Om Gi!" Alea menghambur memeluk kaki panjang Hyun Gi begitu melihat pria itu masuk. Hyun Gi langsung menggendongnya.

"Hai anak manis, lagi ngapain?" Hyun Gi penasaran dengan kertas yang dibawa Alea. Gadis kecil itu memamerkan hasil gambarnya.

"Siapa itu?" tanya Hyun Gi mengambil kertas gambar dari tangan Alea.

"Mimi, Lea, sama Om Gi dong!" Hyun Gi merasa napasnya berhenti sejenak dan memandang Sherin yang tercekat dan menghentikan mewarnai kelopak mata Amanda. Untung saja aktris muda itu sedang serius mendengar lagu dari earphonenya dan tak mendengar perkataan polos Alea.

"Wah bagus Lea! Kok kita bertiga aja, Tante Bella nggak ikut digambar?" tanya Hyun Gi sambil mengerling pada Sherin.

"Kan kita keluarga," jawaban polos Alea sungguh membuat Sherin dan Hyun Gi mematung.

"Terusin ya gambarnya, Om Gi mau di dandanin dulu sama Tante Bella." Bella segera mengambil alih situasi. Aktor itu memalingkan wajahnya dari Sherin kembali perhatian pada Alea. Anak perempuan lucu itu mengangguk dan turun dari gendongan Hyun Gi, kembali ke meja di sudut ruangan.

"Sher, lo fokus Manda aja ya, gue yang handle Hyun Gi, biar cepat beres. Bentar lagi mereka on air," ujar Bella langsung menangani Hyun Gi. Sherin mengernyit dan memandang Hyun Gi. Pemeran utama drama itu mengangguk dan tersenyum. Sherin mengerti maksud Bella dan Hyun Gi, ia berusaha fokus kembali menangani Amanda.

"Kenapa dari tadi lo ngomong pake saya-saya segala Bel?" bisik Hyun Gi melirik penata rias di sampingnya.

"Maaf, saya hanya bersikap sopan," jawab Bella.

"Ah, banmal ajalah sama gue, justru gue yang harusnya bicara sopan sama lo, secara lo seangkatan Sherin kan? Gue ini lima tahun di bawah dia," ujar Hyun Gi tanpa beban.

"Aiish, iya ya lo kan muridnya si Sherin, berarti baru 27 ya, keseringan lihat kalian bareng gue merasa kalian sepantaran," pekik Bella menutup mulut dengan sebelah tangannya.

"Maksud lo gue kelihatan tua gitu?" Hyun Gi memicingkan matanya tajam.

"Bukaaan ... tapi lebih dewasa. Lo ngemong sama Alea soalnya. Dih, kok bisa lo suka sama cewek yang notabene guru lo?" tanya Bella sambil sibuk mendandani aktor berbakat itu.

"Entahlah, cuma dia yang bisa naklukin gue waktu itu." Hyun Gi mengedipkan sebelah matanya. Bella menggeleng dan menyemprotkan hair styling pada rambut Hyun Gi.

Begitu kedua bintang utama drama itu masuk ruang siaran, Sherin langsung menodong Bella di ruang rias. "Kenapa dia minta ditangani sama lo Bel?"

"Gue yang minta ke dia. Lo bakal berterimakasih sama gue nantinya Sher. Kalian butuh menjauh dulu seminggu ini biar tenang dan bisa fokus lagi sama kerjaan, okey darling?" Bella menepuk pundak Sherin sambil membenahi peralatan tempurnya.

"Dan dia setuju?"

"Tentu aja say, dia juga punya hati yang rapuh karena patah lo tolak. Nggak rela gue, dewa Yunani gue, pangeran pujaan jutaan wanita, seorang bintang tenar yang bisa dapatin wanita manapun tapi dia harus mengalami pahitnya cinta oleh seorang MUA bernama Sherin," keluh Bella menatap Sherin dengan pandangan meminta pertanggung jawaban Sherin. Sebuah sisir sikat melayang mengenai pundak Bella.

"Berisik Bella!!" seru Sherin dibalas lemparan spons foundation dari Bella.

"Terimakasih kembali Sherin!" Bella tertawa mengakak.

*

Pelangi di Balik Awan - 구름 뒤무지개 (Gureum Dwi Mujigae) -- TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang