Bagian 15

934 158 1
                                    

Dalam perpustaan yang berdebu, Asyla dengan alat pembersih debunya mulai beraksi. Ia mengangkat dan memindahakan beberapa buku. Perpustakaan itu tampak seperti sudah tak digunakan selama berbulan-bulan.

"Mengapa orang-orang di sini tidak merawat surga ilmu ini sih" keluh Asyla.

"Butuh bantuan my lady?" seseorang tiba menawarkan bantuan pada Asyla.

Asyla menoleh ke sumber suara dan ternyata orang yang menawarkan bantuan itu adalah seekor lobster, eh maksudnya Aster. Gadis itu kemudian menujuk ke sebuah tumpukan buku yang berserakan di lantai.

"Bisakah mau membantu mengangkat ini. Buku-buku ini sangat banyak dan berat," ucap Asyla.

Pria itu tersenyum dan dalam hitungan detik perpustakaan itu menjadi bersih tanpa debu serta buku buku yang berserakan sudah tersusun rapi di raknya. Asyla terperanga karena ia fikir untuk membersihkan perpustakaan itu harus dengan cara manual.

"Ini namanya curang!" protes Asyla.

"Jika bisa sihir ngapain harus ngeluarin tenaga"

Bugh

Perkataan Aster sukses mendapatkan pukulan dengan buku oleh Asyla. Asyla sendiri sedikit takjub dengan surga buku itu. Ada banyak buku di sana. Namun, rata-rata buku tersebut tentang sihir dan sejarah.

"Aku penasaran apa di sini ada buku dongeng?"

Aster langsung tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaan Asyla. Asyla yang melihat reaksi Aster jadi kesal dan memukuli Aster dengan buku.

"Memangnya kau fikir umurmu berapa sekarang?"

Asyla menggembungkan pipinya sebagai tanda kalau saat ini dia sedang mengambek. Aster yang melihatnya jadi tambah tertawa keras. Wajah Asyla persis seperti seekor tupai yang sedang menyimpan makanan mulutnya.

"Jangan tertawa!" marah Asyla. Sayangnya Aster malah tertawa tambah keras sampai guling guling di lantai tanpa sengaja kepalanya malah terbentur rak buku.

"Rasakan karma instan itu" ucap Asyla saat melihat Aster meringis kesakitan karena jidatnya terbentur. Keduanya kemudian bekerja sama untuk menyusun buku buku yang ada di lerpustakaan itu.

Asyla tanpa sengaja menemukan album foto yang berisikan tentang gambaran Aster saat masih bayi dulu. Di sana tampak seorang Aster kecil yang sedang berada dalam pangkuan ibunya. Warna rambut wanita itu berwarna hijau. Asyla merasa sepertinya ia pernah melihat warna rambut yang seperti itu.

"Ah, kukira foto itu sudah tak ada lagi. Wanita yang menggendongku adalah ibuku. Beliau dulunya adalah putri seorang duke di kekaisaran Aesteler" jelas Aster sambil tersenyum.

Sangat aneh putri duke Aesteler sepertinya bisa menikah dengan seorang pria klan penyihir. Asyla ingin menanyakan lebih lanjut tentang wanita itu tapi ia urungkan. Ia khawatir jika nantinya hal itu akan membangkitkan luka lama di hati Aster.

"Dia sangat cantik seperti dirimu" puji Asyla dengan tulus namun orang yang ia puji malah bermuka masam.

"Eh, kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Asyla.

"Kau fikir aku ini perempuan" kesal Aster kemudian menjitak kepala Asyla dengan keras.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukaan pada pintu. Aster dan Asyla menoleh ia melihat ada seorang wanita yang masuk dengan membawa sebuah surat.

"My lord, saya baru mendapatkan informasi dari mata-mata kita," ucap sang wanita sambil sedikit melirik Asyla.

Aster cukup mengerti dengan kode dari wanita itu. Ia mendekati Asyla untuk berpamitan dan kemudian pergi ke suatu tempat bersama wanita tersebut.

****

"Aku tidak mengerti maksud si merah itu" keluh Felicia sambil menatap tumpukan buku di hadapannya.

"Lanjutkan saja membacanya. Ini perintah dari kaisar" ucap Antonio yang sedang membaca.

Felicia menghela nafasnya dengan kesal dan melanjutkan kegiatannya. Tiba-tiba saja ia teringat jika ia bisa melacak dengan sihirnya. Akan tetapi jika ia mengungkapkannya pada Antonio ia khawatir jika Antonio malah mengesekusi dirinya karena penyihir dianggap sebagai mahkluk hina.

Bugh

Sebuah suara keras mengganggu konsentrasi Felicia, begitu dirinya melihat ke sumber suara ia langsung tertawa cekikikan. Antonio yang penasaran juga menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Di sana Ashe terbaring di lantai dengan ember yang menutupi wajahnya.

"Kau! Semua ini salahmu. Lihat akitbat perbuatanmu beberapa buku di sini jadi basah" marah seorang perempuan yang merupakan staf perputakaan kerajaan Aesteler.

Tubuh Ashe basah, di sana juga ada sebuah pel yang tergeletak. Bisa disimpulkan air yang membasahi Ashe adalah air pel lantai.

"Kenapa kau menyalahkan aku? Kau sendiri yang salah. Jika ingin mengepel perpustakaan harusnya kau pasang papan peringatan lantai basah," kesal Ashe.

"Shhhtt kalian berisik ini perpustakaan tau" ucap Felicia.

"Diam kau merah jambu menjijikan"

"Kau yang harusnya diam kuning menyebalkan"

Arrrggh

Bugh bugh

Keduanya dapat jitakan di kepala mereka oleh Antonio. Saat Ashe hendak ikutan membaca ia malah disuruh mengepel lantai terlebih dahulu. Ketika mengepel ia merasa ada bagian kosong dari lantai yang ia pijak. Orang itu mengetuk dan menemukan bagian yang kosong. Felicia yang kepo juga menempelkan telinganya tanpa disadari oleh Ashe.

"Apa sebelumnya di perpustakaan ini ada ruangan rahasianya?" bisik Felicia yang membuat Ashe terkejut.

"Menjauh dariku merah jambu menjijikkan"

Atas perintah dari Antonio lantai perpustakaan itu akhirnya dihancurkan oleh Ashe, sayangnya gagal. Keramik itu sangat keras. Dibandingkan di sebut sebagai lantai keramik itu lebih terlihat seperti pintu karena memiliki engsel. Felicia lah yang menyadari hal itu. Di balik sana ada sebuah jalan yang telah disinari oleh batu sihir.

"Satu fakta lagi yang tidak aku ketahui" ucap Felicia.

'Ibu ini pasti ulahmu' batin Antonio. Ia ingat dengan jelas bahwa ibunya adalah seorang penyihir.

Antonio memerintahkan agara perpustaan ditutup. Ia melarang siapapun memasukinya agar tidak ada yang tau mengenai jalan rahasia tersebut.

***
Seorang pria mengawasi kegiatan Antonio dan Felicia melalui pantulan kolam yang telah ia sihir. Ia tersenyum cerah saat melihat Ashe berhasil menemukan keberadaan jalan rahasia itu.

"Hahaha, aku tak menyangka kalau mereka berhasil menemukannya" ucapnya.

"Kyaaa ka kakakaka kskkskakkaksk kaakkaka (Mengapa kau tak memberitau mereka tentang jalan itu sejak awal)"

"Karena bibi Viona melarangku. Ia ingin aku membimbing Antonio untuk bertemu saudara kembarnya"

"Kakkkakaka kakksk skkskaka (sebagi penyihir dia itu orang yang bijak tapi sebagai ibu dia itu orang yang tak adil)"

Bugh

Aes memukul kepala goblin yang merupakan sahabatnya itu dengan menggunakan sarung pedangnya.

"Orang yang kau hina itu adalah bibiku"

"Kakak krkakakr (Ini sakit tau)"

"Aster dan Antonio, apa yang akan terjadi jika mereka tau kalau mereka itu kembar ya?"

Pria itu kemudian melanjutkan acara minum tehnya sambil mengamati kolam yang memantulkan keberadaan Antonio saat ini. Ia juga sudah menyiapkan biskuit sebagai cemilannya dalam menyaksikan pertemuan suami istri yang sudah terpisah selama 1 bulan.

Bersambug...

30122020

Penulis & Dunia Novel [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang