Saat aku membuka mataku, aku sadar telah berada di kamar yang sebelumnya disediakan untukku. Para pelayan bergegas menghampiriku dan segera memberiku minum. Aku juga melihat pria brengsek itu sedang tidur di sofa dekat tempat tidurku. Kepalaku masih terasa berat dan tubuhku rasanya sedikit kaku.
"Apa yang terjadi padaku sebelumnya dan berapa lama aku tertidur?" tanyaku pada pelayan yang sedang membantuku untuk duduk.
"Yang Mulia anda sudah tertidur selama tiga hari. Anda mengalami keracunan makanan karena di teh yang anda minum telah tercampur dengan racun. Yang Mulia kaisar segera memerintahkan tabib kerajaan untuk mengobati anda serta mengeksekusi mati orang yang menaruh racun pada anda," jelas pelayan itu padaku.
Tak lama setelah itu tiba, beberapa pelayan lainnya datang dengan membawakanku makanan. Apakah itu aman? Aku khawatir jika makanan itu juga mengandung racun. Menyadari bahwa posisiku saat ini kurang aman. Musuh dari kaisar ini akan mengira bahwa aku adalah orang yang paling dicintai oleh kaisar sekaligus calon ibu dari penerus kekaisara. Jika aku mati maka kaisar mungkin akan sedih karena lagi-lagi kehilangan orang yang ia cintai dan juga kematianku akan membuat kekaisaran ini menjadi tidak memiliki penerus sehingga mereka dengan mudah melakukan kudeta.
Namun, jika bagi pendukungnya kaisar pasti berfikir dengan aku di sisi kaisar akan menyebabkan kekacauan. Seorang pelayan menjadi calon ibu penerus kekaisaran masih bisa diterima. Sayangnya saat ini semua orang hanya tau bahwa aku adalah seorang budak yang melarikan diri dengan asal usul yang tak jelas. Budak pada umumnya tak ada yang mendapatkan pendidikan dasar. Bahkan banyak diantara mereka tak bisa membaca. Saat ini aku dalam keadaan yang tak menguntungkan. Bagi kaisar aku hanyalah alat yang bisa dibuang kapan saja. Kini aku jadi tak lagi menyukai pria itu meskipun sekarang ia adalah calon suamiku.
"Yang Mulia saya mohon makanlah makanan ini walaupun hanya sedikit," ucap pelayan yang tadinya membantuku duduk. Ia berusaha membujukku agar mau makan. Aku berusaha agar makanan itu tak masuk ke mulutku dengan cara menutup mulutku.
"Ada apa ini kenapa ribut sekali?"Seorang pria masuk ke dalam kamarku tanpa permisi terlebih dahulu menatapku dengan pandangan kesal. Ia menyuruh seluruh pelayan untuk pergi. Awalnya para pelayan ragu untuk meninggalkan kami berdua di kamar. Namun ia menjelaskan bahwa di kamar ini juga ada sang kaisar. Begitu para pelayan pergi dan pintu kamarku tertutup orang itu langsung mencekram kerah bajuku.
"Dengarkan aku baik-baik penyihir. Hanya karena kau akan menjadi istri kaisar kau bisa berulah sesuka hatimu. Gara-gara kau kaisarku harus mengotori tangannya untuk membunuh Baron Aellaenor (dibaca Ellenor. Cara bacanya gak dari bahasa apapun cuma akunya aja yang sembarangan buat nama) dan keluarganya dengan tangannya sendiri. Bahkan beliau tidak makan sejak kau pingsan. Sejak kau pingsan kaisar tak beristirahat sama sejali. Jadi kau jangan berisik"
"Apa hubunganku dengan baron itu?" tanyaku karena tak terima dikaitkan dengan orang yang tak aku kenal sama sekali. Rasanya aku mengenal tokoh bernama Aellaenor.
"Jadi kau tidak tau? Baron Aellaenor adalah bangsawan yang telah mengutus orang untuk meracunimu."
Oke, sekarang aku ingat dia. Dia adalah bangsawan yang tamak dan haus akan kekuasaan. Aku ingat pernah mendeskripsikannya sebagai pria yang berperut buncit dengan tinggi sekitar 160cm dan, tunggu dulu apa gunanya aku mendeskripsikan kembali orang yang sudah mati. Hmm, jadi dia mati lebih cepat dari seharusnya. Aku ingat kalau dia mati karena berusaha untuk membunuh Felicia. Apa karena kehadiranku alurnya jadi berubah?
"Ashe, singkirkan tanganmu darinya. Bagaimanapun juga dia itu adalah calon istriku." Seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya bersuara pada Ashe. Lihatlah si pahlawan kesiangan kita ini.
Pria yang bernama Ashe itu segera melepaskan tangannya dariku. Bohong jika aku mengatakan aku tidak takut padanya. Aku bahkan tidak pernah bersentuhan dengan pria asing karena kebanyakan orang akan menjauhiku. Warna mataku membuat orang lain takut padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penulis & Dunia Novel [Tamat]
FantasyStatus : Tamat Up date: - Penyihir? Itu kata pertama yang aku dengar saat berada di dunia ini. Tanpa diizinkan mengucapkan sepatah katapun mereka langsung menyeretku ke suatu tempat yang tak asing bagiku. Tempat dengan rumah-rumah pohon. Rambut mere...