Bagian 12

1.2K 194 1
                                    

Pasar gelap, tempat dimana kau bisa dengan mudahnya mengakses barang barang yang berada dalam daftar hitam kerajaan. Di sana kau bisa membeli apapun bahkan jika itu manusia sekalipun. Meski sudah dilarang tetap saja masih ada orang yang memperlakukan manusia layaknya barang. Mereka adalah para manusia yang telah menjual jiwa kemanusiaanya dan berubah menjadi manusia yang berhati iblis.

Asyla dengan berani datang sendirian saja ke pasar gelap tersebut. Eh, ralat ia tak sendirian. Ada Ashe yang mengawalnya namun tak dapat masuk dalam lelang tersebut. Awalnya Asyla berniat untuk mengajak Felicia tapi setelah ia fikirkan lagi sepertinya tidak mengajak Felicia adalah pilihan terbaik. Ia tak yakin jika harus membawa Felicia karena pada saat ini Felicia masih diragukan apakah dia akan memihak dirinya atau memusuhinya.

"Lady and gentlemen, selamat datang dilelang kami minggu ini. Pastikan kalian mempunya uang yang cukup untuk membeli produk produk yang akan kami tawarkan. Baiklah langsung saja ini dia produk pertama pertama kami"

Sebuah sorakan dan tepuk tangan bergemuru. Para hadirin yang datang semuanya memakai topeng dan juga jubah yang menutupi rambut mereka agar identitas aslinya tidak ketahuan. Tentu saja rata-rata orang yang hadir dalam lelang ini adalah para bangsawan dan beberapa pedagang yang kaya raya. Rakyat biasa tak akan mampu untuk mengakses tempat ini.

Seorang perempuan datang dengan pakaian yang super kekurangan bahan membawa sebuah nampan yang berisikan sebuah permata hitam yang berkilau.

"Ini adalah produk pertama kami permata ini adalah dark stone. Ini adalah benda langkah yang kami dapatkan dengan susah payah. Baik harganya dimulai dari 10 koin emas"

Benda itu hanyalah sampah. Hanya bisa berfungsi sebagai hiasan dan tak memberikan efek pelindungan apapun pada penggunanya. Ini adalah produk yang akan membuang buang uang saja jika dibeli. Bentuknya juga tidak begitu indah. Hanya karena permata itu langka makanya ia dijual dengan harga mahal.

"30 koin emas" ucap seorang pria gendut yang duduk du sebelah Asyla.

"31 koin emas 70 koin perak," tawar seorang wanita yang ada di barisan paling depan. Pria gendut dan wanita itu tampak saling menatap tajam.

"40 koin emas," tawar si gendut.

"45"

"Apa tak ada penawaran lagi. Baiklah selamat pada tuan nomor 7. Baiklah selanjutnya kami memiliki ...."

Pada akhirnya pria gendut itu kalah karena tampaknya ia tak memiliki uang lebih dari 45 koin emas.

".... Berikut ini adalah sebuah belati yang kami temukan pada gua es kerajaan seblak. Pedang ini memang sedikit karatan tapi pedang ini dilindungi oleh beberapa orc dan goblin. Untuk menghargai para kesatria kami yang telah bertarung mati matian kami menawarkan harganya mulai dari 100 perak"

'Ah, itu bukan belati sembarangan. Aku harus mendapatnya" batin Asyla.

"100 koin perak apakah ada yang ingin membelinya?"

Tampak semua yang hadir dalam lelang tersebut hanya diam dan tak tertarik dengan benda karatan itu. Benda itu tidak tampak tajam dan juga tak tampak indah untuk jadi pajangan.

Asyla dengan yakin mengangkat tangannya. Para hadirin di sana tampak heran dengan Asyla.

"Ah, lady dengan nomor urut 51. Apa anda tertarik dengan benda itu"

"200," ucap Asyla singkat.

"Apa anda ingin menawar dengan harga 200 perak. Kesatria kami mungkin akan sangat berterimakasih dengan kebaikan hati anda"

"Aku ingin membeli benda itu dengan harga 200 koin emas"

Baik pembawa acara, kesatria,maupun hadirin yang datang terkejut dengan perkataan Asyla. 200 koin emas hanya untuk membeli sebuah pisau karatan begitu. Ia sepertinya hanya seorang lady yang ingin menghambur hamburkan uang saja.

Penulis & Dunia Novel [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang