Bagian 20

716 88 9
                                    

Aku berdiri di depan sebuah cafe. Hanya sebuah buku dan satu kantung koin emas yang aku miliki. Tak ada pedang yang dapat melindungiku. Buku harian ibuku adalah satu satunya yang mebuatku tetap yakin untuk masuk.

Aku harus bertemu orang itu dan hanya ada satu cara agar ia mau menemuiku. Ini sangat memalukan tapi apa boleh buat.

"Permisi nona apa kau mengenali orang yang bernama Aeschampur Friz. Ibuku bilang aku harus menemuinya karena dia lah orang yang memaksa ibuku untuk melahirkanku. Aku tak tau maksudnya apa tapi aku harus mintak ia membesarkanku," ucapku dengan memasang tampang sok imut.

"Permisi, kalau boleh tau siapa nama ibumu? Jalang dari mana dia sampai sampai berani menfitnahku"

Aku menoleh sambil tersenyum pada Aes, sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Orang-orang bahkan mengira dirinya sudah tewas. Satu satunya keluarga ibuku yang selamat hanya dia seorang. Aku dan Kak Nio bahkan tidak tau seperti apa wajah kakek kami.

"Sedang apa kau di sini?"

"Paman akhirnya kita bertemu, ada hal penting yang harus kita bahas. Baju pengantinnya sudah siap seperti keinginanmu. Ibuku sudah memesan pakaian yang sangat merah semerah darah," ucapku pada Aes.

Mata Aes melebar, raut wajah penyesalan terpancar jelas darinya.

"Maafkan aku" lirihnya.

Maksud tersembunyinya adalah "seperti rencanamu, ibuku telah menjadi wanita yang mati bergelimangan darah. Kematiannya di sebabkan oleh dirimu yang memaksanya menikah"

"Kita harus membahas rencananya dengan matang agar menjadi kejutan. Jadi dimana sebaiknya kita berdiskusi?"

"Ayo ikut aku," ajak Aes.

Kami berjalan ke arah gudang. Di balik sana ada sebuah jalan rahasia tempat dimana ibuku menghabiskan masa mudanya. Di buku hariannya menuliskan tentang kerinduannya pada tempat itu. Pernikahnnya yang bagaikan neraka terpaksa ia jalani demi bertahan hidup.

"Katakan apa yang terjadi pada Bibi Viona"

Aku mulai menceritakan semua kejadian di istana tanpa melewatkan apapun. Ibu bilang dia adalah orang yang bisa dipercaya. Jadi aku tanpa ragu mengungkapkan semua rahasiaku. Bahkan kekuatan milikku aku sebutkan padanya.

Nama asli keluarga kami bukanlah Friz melainkan Aestheler. Keluarga kamilah yang seharusnya memimpin kekaisaran. Kakek buyutku memanipulasi ingatan semua orang dan membebankan tanggung jawab keluarga kami pada keluarga Mocassion yang terancam runtuh.

Kemampuannya terispirasi dari anime AOT ceritanyapun juga agak mirip tapi berbeda. Ingat ini hanya terispirasi bukan meniru. Klo meniru itu aku menjiplak alurnya. Lagi pula temanya aja berbeda jauh.

Bertahun tahun baik keluarga Mocassion maupun Aestheler yang berubah menjadi Friz menjalin hubungan erat namun lama lama Mocassion menjadi tamak. Puncaknya sepwrti yang terjadi pada ibu. Mereka menfitnahnya sebagai pengkhianat. Berkat mantra pelindung ibulah Aestheler menjadi negri yang sangat subur. Sangan keparat tua itu melupakan hal tersebut.

Aes melatihku untuk menjadi kesatria yang kuat. Demi membalaskan dendam kami, banyak nyawa yang telah kami habisi. Mereka semua adalah orang yang pernah menyiksa, merendahkan serta mempermalukan ibuku.

Tepat saat aku berusia 20 tahun aku mulai membulatkan tekatku untuk mengahcurkan kehidupan adik tiriku. Helena Alicia de Black, akan aku perlihatkan panggung kekejaman dunia padamu.

Dengan menggunakan kekuatan pengendali pikiran yang diajarkan Aes padaku, aku menggerakkan para prajurit yang telah aku taklukan untuk menyerang kerajaan Black.

Penulis & Dunia Novel [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang